Bab 19

826 73 0
                                    

Secuek apapun manusia, jika melihat orang yang di sukainya dekat dengan orang lain, selalu saja ada kata cemburu, meski hanya sedikit.

-oOo-

"Ngapain di gendong Devon tadi?"

Kalimat yang di ucapkan dengan biasa, datar, dingin, namun mampu mengintimidasi keadaan. Membuat Lisa dan yang lainnya bungkam tanpa suara.

Malam itu, Lisa dan kelompoknya tengah bersiap tidur. Tapi tiba-tiba, Sky datang dan langsung membuka resleting tenda begitu saja.

Karena tidak mau mengganggu teman-temannya yang akan segera tidur, Lisa berusaha bangun dan keluar dari tenda. Dia menghampiri kekasihnya.

Melirik ke arah kaki Lisa, yang berjalan dengan agak pincang, membuat Sky sadar bahwa gadisnya itu sedang terluka.

Sky membantu Lisa, menuntunnya sedikit menjauh dari area perkemahan. Membawanya agak menjauh dari teman-teman yang lainnya.

Jangan pikir aneh-aneh dulu.

"Disini aja, aku takut kalo jauh-jauh," ucap Lisa.

"Ngapain di gendong Devon?"

Lagi-lagi, pertanyaan itu. Pertanyaan yang membuat Lisa bungkam, padahal dia tidak bersalah. Menurutnya. Karena bagaimanapun, dia tidak bisa berjalan normal.

"A-aku..." Lisa menunduk dan menatap kakinya.

Sky tidak bodoh. Dia menyadari apa alasan yang ingin di berikan Lisa. Namun, cowok itu tidak membutuhkan alasan. Dia hanya cemburu.

"Gue gak suka lo deket-deket sama Devon."

Oke, Sky baru saja mengatakan kata 'gue' yang cukup kasar. Cukup kasar bagi Lisa, karena sekarang mereka berdua itu berpacaran.

"Jangan karena gue selalu diem, lo seenaknya deket sama cowok," tegas Sky. Kalimatnya kali ini penuh penekanan, seperti bukan Sky yang di kenal Lisa.

"T-tapi... kan, kaki aku sakit," lirih Lisa.

"Apapun alesannya, gue gak su—"

"Cukup!"

Suara yang cukup berat, dengan nada yang agak tinggi itu mampu memotong ucapan Sky. Suara yang membuat perhatian keduanya teralihkan.

Pasangan kekasih itu melihat seorang laki-laki yang sudah sanga familiar bagi mereka, sedang berjalan menghampiri mereka berdua.

Dagu yang di sedikit di dongakkan ke atas, telanjang dada, dan tubuh yang menjulang tinggi bak tiang listrik. Berjalan dengan penuh ke angkuhan.

"Lo gak perlu sekasar itu, cuma gara-gara masalah sepele," ucap Julian.

Sky berdecih, lalu berkata, "tukang ikut campur."

Lisa hanya mematung, melihat kedatangan Julian yang tidak di ketahuinya dari mana. Kekasihnya, dan cowok yang dia anggap tiang listrik itu kini saling berhadapan menatap tajam satu sama lain.

Julian menarik dan mencengkram baju Sky dengan tangan kanannya. Menarik tubuh laki-laki di depannya itu, hingga wajah mereka berdekatan.

Segitiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang