Bab 14

832 87 9
                                    

Selamat datang kembali, para Reader's ku tercinta. Akwkwkw.

Oke, jadi chapter kemaren itu, kayak Fisherback gitu. Eh Flashback maksudnya.

Happy Reading

-oOo-

"Ini kan, pemakaman, Sky."

Sky melirik ke arah gadis yang mencengkram baju belakangnya itu sambil bergetar ketakutan. Sky meliriknya sekilas, lalu fokus kembali menatap ke depan.

Tanpa memperdulikan Lisa yang ketakutan, Lisa tetap melangkahkan kakinya masuk ke dalam pemakaman kota itu.

Lisa bergidik ngeri ketika tahu bahwa pacarnya itu membawanya ke kuburan. Meski agak takut, Lisa tetap melangkah sambil memegang baju belakang Sky.

Langit yang mendung sore itu, membuat suasana semakin mencekam. Udara yang dingin, juga membuat bulu kuduk Lisa berdiri.

Berjalan melewati beberapa makam yang sudah di beri batu nisan. Terlihat, makam itu berjajar rapih disana. Seperti sudah siap akan keluar semua penghuninya untuk menangkap Lisa dan Sku.

"Kita nyampe." Sky langsung menghentikan langkahnya, membuat Lisa menabraknya.

Lisa melirik ke sebuah makam yang di tunjuk Sky, bertuliskan nama Latifah Haliza di batu nisannya.

Seketika, tubuh Lisa menegang ketika mengetahui bahwa Tante Latifah yang di sebut-sebut Sky itu sudah terbaring di bawah tanah sana.

"Mak-"

"Maafin aku tante."

Ucapan Lisa terpotong, ketika Sky berbicara pada makam tersebut.

Sky berjongkok, lalu mengelus batu nisan itu. Wajahnya tiba-tiba berubah sembab dan tampak menahan sebuah kesedihan yang begitu dalam.

Lisa berjongkok di samping Sky, sembari mengusap-usap punggung lebar itu pelan. Perasaan takutnya hilang, malah berganti sedih. Padahal, dia tidak tahu sedih kenapa.

"Dia ibu yang baik Lis," ucap Sky, dengan suaranya yang serak.

"A-"

"Aku kangen dia."

Entah sengaja atau tidak, tapi kali ini lagi-lagi Sky memotong ucapan Lisa. Membuat Lisa terdiam seperti orang bisu.

Sky menghela nafas, lalu memejamkan matanya beberapa saat. Dia mengusap matanya dengan punggung tangan secara kasar.

Mata Sky memerah, sepertinya dia menahan air matanya agar tidak lolos.

"Aku akan ceritain semuanya."

Lisa diam. Dia menatap pacarnya itu dengan tatapan meminta penjelasan.

Lisa tetap menatap Sky, yang beberapa kali menghela nafas, memejamkan matanya cukup lama. Dia diam, menunggu kekasihnya itu melanjutkan cerita.

"Ayah udah gak ada sejak aku bayi. Ah, maksudnya sejak aku masih di dalam kandungan dia udah gak ada."

Seketika Lisa membeku disana. Tidak bergerak atau berbicara sedikitpun. Mungkin, untuk bernafas saja rasanya sangat sulit bagi Lisa waktu itu.

"Sejak aku lahir, bunda jadi sibuk. Dia kerja di luar negeri ngurus bisnisnya," Sky menghela nafas panjang, menahan air matanya agar tidak menangis. "Bunda pulang beberapa tahun sekali, itu pun gak nentu."

"Sky," ucap Lisa dengan suaranya yang parau.

Gadis cantik itu mulai meneteskan air matanya. Tidak tau kenapa, tapi tiba-tiba Lisa merasa sedih mendengar cerita Sky.

Segitiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang