Bab 25

776 65 2
                                    

Gimana puasanya? Semangat buat yang berpuasa.
Buat semuanya makasih buat 1K Readersnya. Gak kerasa udah hampir 20 hari dari pertama Segitiga di publish.

Jangan lupa vote and comment, hm? Ayo di komen dong, hm. Jangan cuma Read doang.

Happy Reading.

-oOo-

Laki-laki itu menjambaki rambut kemerahannya dengan keras. Dia frustasi, stres, bahkan mungkin pusing memikirkan semua yang di alaminya. Gadisnya yang di rawat di rumah sakit, turnamen basketnya yang gagal karena semua pemainnya cedera akibat di hajar seseorang, dan kedatangan seorang murid baru yang membuatnya semakin frustasi.

"HAH!"

Bruk

Laki-laki yang terkenal sangat dingin itu tiba-tiba saja mengundang pusat perhatian karena menendang sebuah kursi. Sosok yang selalu bersikap santai dan tenang, kini terlihat begitu frustasi.

"Masih ada taun depan bang," ucap salah satu teman tim basketnya.

Tak membalas ucapan temannya, Sky menempelkan wajahnya di meja kantin yang terlihat putih mengkilat itu. Mencoba menenangkan pikirannya yang begitu sangat kacau.

Kedatangan seorang laki-laki, membuatnya mendongak dan menatapnya tidak suka. Menatap dengan penuh amarah, namun tetap berusaha untuk bersikap setenang mungkin.

"Putra Sky Sadewa, yang terkenal selalu tenang, rupanya bisa frustasi," ucap laki-laki itu sambil terkekeh geli.

Melirik semua temannya yang sedang duduk di sana, kemudian Sky menyuruh mereka semua untuk pergi dengan isyarat mata. Dia harus bicara empat mata dengan orang yang membuatnya kacau ini.

"Mau lo apa?" tanya Sky, dengan nada yang begitu tidak bersahabat.

Orang yang ada di depannya tersenyum tipis kemudian mengulurkan tangannya. Namun Sky tak menjabat uluran tangan itu dan hanya menatapnya tajam, menuntut penjelasan.

"Kenalan dulu napa," ujarnya.

"Bilang mau lo apa Reynaldi!"

Brak

Setelah membentak, kemudian Sky menggebrak meja cukup keras. Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian, namun Sky tak memperdulikan itu.

Orang bernama Reynaldi itu hanya tersenyum tipis, lalu menghela nafasnya pelan. "Lo sendiri juga tau apa yang bakal gue lakuin," ucapnya.

Srat

Dengan tiba-tiba Sky langsung menarik kerah seragam orang di depannya itu kemudian mencengkramnya dengan sangat  erat.

Semua orang yang memperhatikannya mulai agak risih, karena pasalnya mereka baru melihat sifat Sky yang berbeda itu. Berbeda dengan Sky yang selalu tenang, dingin, dan tidak banyak bicara.

"Jangan sentuh temen-temen gue. Mereka gak ada hubugannya," tekan Sky.

"Temen-temen basket lo yang cedera itu?" tanya Reynaldi sambil melepaskan cengkraman tangan Sky dari bajunya. Sedangkan Sky hanya diam tak menjawab. "Bukan gue yang ngehajar mereka," sambung Reynaldi.

"Apa maksud lo?" Sky menatapnya lebih tajam. Dia menahan amarahnya yang benar-benar sudah di ubun-ubun.

"Lo sendiri tau kalo gue yang ngelakuin mereka semua pasti bakal masuk rumah sakit dan luka parah," ucap Reynaldi. Kemudian cowok itu mengusap bajunya sendiri. "Liat aja, sekarang mereka masih bisa sekolah dan cuma luka-luka kecil."

Segitiga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang