Jika kamu punya pacar sedingin es? Apa yang kamu lakukan?
Bukan sedingin es lagi, tapi sikap Sky itu lebih dingin daripada es di kutub utara. Mungkin dia lebih cocok untun minuman jus di siang hari yang sangat panas. Haha.
Lisa sedang duduk di bangkunya, di samping Tina. Mereka sedang jamkos karena guru yang mengajar sakit.
Glen dan Tegar masuk ke kelas Lisa saat itu. Sontak saja, membuat penghuni kelas bingung.
"Ngapain lo kesini?" Tina mengangkat satu alisnya.
"Mau bicara dengan Lisa."
"Apa?" Tina tidak mengerti dengan apa yang di sampaikan Tegar.
"Lo cantik katanya."
Tina langsung menunduk malu, mendengar ucapan Glen. Wajahnya merona.
Bagaimanapun juga, tidak bisa di pungkiri jika Tegar memiliki wajah yang lumayan tampan.
"Gue mau ngomong sama lo Lis," ucap Glen.
"Apaan?"
"Soal tukang sayur yang kemaren kecelakaan."
"Serius bangsat!"
Harus banyak-banyak bersabar jika berbicara dengan seorang Glen, yang hidupnya penuh dengan candaan.
Bentakan Lisa mulai menarik perhatian. Namun, karena Glen melirik semuanya membuang pandangan.
Kejadian Julian di kantin waktu itu, masih membuat ketakutan orang-orang. Mereka tidak berani mendekat apalagi menyentuh, orang yang di anggap dekat dengan Devon.
Tegar hanya tertawa tanpa suara saat itu. Dia mengelus-elus dadanya karena kaget.
"Tin." Glen mengedikkan bahunya ke samping.
Tina yang mengerti, langsung pindah tempat duduk ke belakang.
"Si Bisu aja deh yang jelasin. Lo suka marah-marah sama gua."
Lisa memutar bola matanya malas. Dia menghela nafas, sambil menggeliatkan tubuhnya.
Tegar duduk di samping Lisa. Lebih tepatnya, di depannya, karena Lisa menghadap ke arahnya.
Tegar menggerakkan tangannya. "Sakti ingin bicara dengan kamu."
"Apaan?" Lisa mengernyit tak mengerti.
Tegar menepuk jidat pelan.
"Dia nembak lo," ucap Glen. Padahal, dia juga tidak mengerti.
Tegar langsung mengangkat tangan dan menggeleng cepat. Mengibaskan tangannya, memberitahu bahwa Glen berbohong
Lisa tau, jika Glen hanya bercanda saat itu. Dia tidak menghiraukan Glen.
Tegar mengambil memo kecil di sakunya, lalu menulis sesuatu. Tapi tiba-tiba, ada tangan yang menarik paksa memonya dan melempar ke sembarang arah.
"Sky?" Lisa tampak tercengang melihat kedatanan Sky yang tiba-tiba.
"Ck. Gak ada urusannya sama cewek gue." Sky berdecak, sambil mendorong Tegar menjauh.
"Abis ini pasti ngadu nih sama abang Devon."
"Aku di gangguin Sky, Devon."
"Ha ha ha."
"Devon mereka jahat."
"Mereka gangguin aku Devon."
"Huh... pengecut, beraninya sembunyi di ketiak si Devon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga [END]
Teen FictionSumpah ini cerita pertama gw kek alay bet anjir akwkw. Mana banyak salahnya. Tapi sengaja gak unpub, buat kenang2an. Fiksi Remaja & Percintaan dengan sedikit bumbu humor yang sangat receh. Sebuah cerita dimana seorang remaja bernama Devon Antonio y...