Bandung, pukul 06.00
Kiyana seperti biasa sudah selesai dengan pakaian sekolah dia. Dia pun beranjak turun untuk makan bersama dengan orang tuanya, katanya sih rutinitas dia setiap pagi. Namun ada yang berbeda hari ini dibangku sisi sebelah kiri meja makan kosong tak ada penghuninya.
"Pagi ibu"
"Hai sayang pagi juga," sambil menaruh makanan di meja makan
"Bu! Ayah kok dari semalem engga ada dirumah si? heran tumben banget," hanya dibalas menggidikan bahu oleh ibunya berarti ibunya tidak tahu soal itu
"Kalo ayah engga pulang semalem dia tidur dimana bu?"
Tiba tiba suara bel rumah berbunyi. Dan uyaina pun beranjak jalan untuk membuka pintu rumahnya.
"Eh ayah kok baru pulang? kasian tuh anak kamu nanyain kamu terus," tak dibalas sekata pun oleh satrio dia langsung masuk kedalam dan menuju kekamar dengan tatapan kosong
"Hai ayah," lagi lagi Satrio tidak menjawab semakin yana menampakan wajahnya heran
"Bu! ayah kenapa si? ayah kayak dulu lagi ya? 3 hari berturut turut pulang pagi dan masuk masuk dengan tatapan kosong seperti itu?"
"Mungkin iya sayang, ibu juga tidak tahu kenapa ayah mu seperti itu lagi,"
Kini mereka berdua makan dengan suasana sunyi, biasanya Satrio yang sangat rewel ketika sedang makan dipagi hari, karna selalu menjahili anak kesayangannya"Bu yana udh selesai makan, kalo gitu yana pergi sekolah sendiri aja ya bu, bilang ayah ya yana pergi duluan kesekolah jalan kaki" sambil mencium punggung tangan uyaina
"Iya sayang hati hati"
Hari ini entah kenapa Yana sangat enggan untuk berjalan kaki, mungkin karna belum terbiasa jalan kaki pagi pagi untuk kesekolah, kini yana sudah dipekarangan jalan didekat minimarket dan mata dia tertuju dengan banyak orang yang ada didekat gudang minimarket.
Dia melihat jam tangannya masih ada waktu 30menit, karna waktunya masih lama dia pun bertujuan untuk melihat keramaian tersebut karna dia kepo juga si.
Karna kepo dia semakin tinggi dia pun sengaja masuk ke dalam gudang mengumpat ngumpat untuk melihat peristiwa itu. Dan yup! Yana melotot, merinding, sekaligus panas dingin karna orang yang dilihatnya sekarang adalah kakak kelas dia.
"Yaampun, b-bisma?" Dengan keadaan yang panik dia pun pergi dengan berlari meninggalkan gudang
"Bisma? Mengenaskan sekali dia, siapa orang yang sudah jahat bunuh dia? Yaampun," dengan keadaan yang gusar dia pun dikagetkan oleh klakson mobil sontak dia berhenti berjalan
"Hai, kok kamu ada disini? Kok jalan si? Tumben, ayah kamu kemana?,"
Tanpa basa basi Yana masuk kedalam pintu mobil justine entah ada dorongan apa dia sampai masuk ke mobil justine"Loh? Tumben banget langsung masuk,"
"Diem lo!."
Langsung saja justine mengendarai mobilnya kembali dan beranjak untuk kesekolah.
"Justine," panggil yana
"Kenapa?"
"Lo engga curiga gudang tua yang dideketi minimarket itu?" Sambil menunjukan gudang tadi walaupun jaraknya semakin jauh tapi masih bisa dilihat oleh keduanya
"Engga," padahal dia sudah tau kejadian itu sejak tadi malam
"G-gue tadi kedalam gudang dan gue lihat Bisma mati mengenaskan disana."
"Lo lihat itu? lo gak takut? Kenapa polisi ngizinin lo masuk kesana?."
"Gue diem diem masuknya hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓
Mystery / ThrillerTHRILLER - ROMANTICE 🖤🔫 [WARNING]🚫 Beberapa part mengandung (16+) -• Justine Immanuel, laki laki remaja pindahan dari jakarta kebandung untuk meneruskan masa pelajarnya. Tetapi keturunan ibunya merubah masa pelajarnya itu menjadi masa masa dimana...