CHAPTER 21 || PENGECUT

84 19 2
                                    

Heyyo guys!

Balik lagi di cerita ajal, siapa nih? Yang masih kepo sama pembunuh nya?

Jangan lupa vote sebelum baca 😍

Happy reading 😆

"kamu sudah membawa apa yang saya inginkan?" tanya seorang laki laki paruh baya

Orang yang ditanya itupun mengeluarkan barang yang diinginkan si penanya.

"Seperti janji kita berdua, dua ginjal dan dua pasang mata"

Laki laki sipenanya itu tersenyum senang, dia selalu order organ tubuh dalam manusia untuk dijual kembali ke orang orang yang membutuhkan organ tersebut dan menjualnya dengan lebih mahal dibandingkan yang dibelinya.

"2,3 M ? Apakah nominalnya sudah cukup untuk membayar itu semua?"

"Sebenernya 2,5 M tapi karna anda sudah langganan tak apa 2,3 M saja"

"Oke deal!"

Keduanya saling berjabat tangan, lalu si penjual organ tubuh bagian dalam manusia itupun pergi dengan membawa uang hasil kerjaannya.

"Bagaimana bos?" tanya seorang asistennya

"Aman, malam ini tidak berburu dulu oke"

"Kenapa bos?"

"Ada hal penting yang perlu saya bicarakan dengan keluarga saya"

"Oke bos"

Keduanya langsung masuk mobil dan berjalan untuk pulang.

***

Di lain tempat yana dan ibunya sudah berada di ruang makan, seperti biasa jika makan malam tidak ditemani dengan ayahnya, karna alasan dari ayahnya adalah 'mencari uang' toh? Siapa yang mau larang, satrio itu kepala rumah tangga, jadi dia berhak untuk mencari nafkah.

Yana baru ingat, dia harus minta izin ke mamahnya bahwa besok malam dia ingin keluar bersama justine, dengan alasan ingin tahu pembunuhnya itu siapa, dan jejak yang ditinggalkan oleh si pembunuh sangat asing saat dilihat oleh yana.

"Ibu" panggil yana

ina merasa terpanggil pun menatap yana. "Kenapa sayang?"

Yana memain-mainkan garpu berserta sendoknya karna dia gugup.

"Kok diem ?" tanya ina

"Itu bu, yana ingin minta izin sama ibu" sambil merunduk

"Izin untuk apa?"

"Keluar"

"Boleh saja yana"

"Serius bu?"

"Serius, tapi sama siapa? Jam berapa? Dan alasannya untuk apa?"

Deg.

Yana seakan-akan kehabisan kata-kata untuk menjawab itu semua, dia takut tidak diizinkan oleh ibunya, dan gagal menjadi detektif dadakan.

"Kenapa diam?" tanya ina

"Sama justine, malam hari, ingin jadi detektif dadakan hehehe"

Ina mengerutkan keningnya. "Ada ada saja alasan kamu ini"

"Tapi yana serius bu!"

"Gimana ya??"

Yana terus menatap ina yang tengah menatap ke atas sambil mengetuk ngetuk dagunya menggunakan telunjuk.

AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang