Dua orang laki laki paruh baya tengah mengikuti mobil sedan berwarna putih yang tengah menuju kantor polisi. Seseorang yang biasa dipanggil tuan itu sudah mengetahui alasannya kenapa dua remaja tersebut datang untuk menemui pihak polisi sekarang juga, meskipun kedua remaja tersebut sedang ada masalah, sedikit.
Anak buahnya yang senantiasa selalu setia dengan dirinya itu sudah memberi cara untuk menghentikan jalan kedua remaja tersebut supaya identitasnya tidak terbongkar hari ini juga, tetapi dia menolak karna sebelum anak buahnya melontarkan julukan itu dirinya sudah mengait strategi yang sangat tragis, dan sepertinya akan menyenangkan jika dijalani olehnya.
Saatnya menyingkirkan dua parasit sekaligus. Ucap batinnya lalu mengulum senyum menyeringai.
***
Dikantor polisi ..
Yana dan justine sudah dihadapkan dengan barang bukti yang ditemukan oleh tim polisi. Barang tersebut terdiri dari liontin, jubah dan juga dompet. Tatapan yana tertarik terhadap liontin berwarna silver tersebut, karna pikiran dia dipenuhi oleh pertanyaan dirinya sendiri "apa isi didalam liontin itu?" ingin sekali rasanya dia membuka liontin tersebut sekarang juga.
Berbeda dengan justine, dirinya terus tertarik menatap dompet yang berwarna coklat tua itu. Jelasnya dompet tersebut sudah dicoraki oleh darah si korban, tetapi dompet tersebut membuat diri justine ingin mengetahui apa isinya, seperti apa isi dompet seorang pembunuh? apakah uang? atau barang lainnya? sudahlah jika ditebak tebak terus seperti itu durasi cerita ini semakin panjang.
"Pak apakah liontin ini sudah pernah coba dibuka sebelumnya?" tanya yana sambil menatap pak polisi dan langsung berbalik menatap liontinnya lagi.
"Sudah dek, tapi tidak terbuka juga maka dari itu sampai sekarang pihak polisi pun tidak tahu isi didalam liontin itu apa," jelas pak polisi dan dibalas anggukan kecil oleh yana.
"Oh iya pak, bapak tahu dari mana kalau pemilik barang bukti ini berinisial Z?" tanya justine.
Pak polisi pun langsung mengambil salah satu barang bukti yang ditemukan yaitu dompet lalu dibukanya dompet tersebut dan terlihatnya foto anak kecil yang tengah memakai topi pantai, tetapi wajahnya tidak terlalu jelas karna foto tersebut terlihat kusam, serta dibagian belakang foto tersebut tertulis inisial huruf Z seperti apa yang ditanyakan justine tadi,
"Dari foto ini dek" sambil memberikan foto itu kepada justine.
Justine mengambil foto tersebut, menyimaknya dan membolak-balik kan fotonya, sampai akhirnya hazel dia terfokus dengan tulisan inisial Z di belakang foto tersebut.
"Z? Kayaknya bukan Z deh pak," ucapnya membenarkan jawaban pak polisi membuat diri yana yang tadinya tidak perduli pun sontak ingin tahu apa maksud dari ucapan justine tadi.
"Iya nih pak kayaknya bukan Z," ikut yana membenarkan seraya melihat tulisan itu dengan saksama.
Justine mengusap usap bagian belakang foto tersebut sampai berkali kali hingga pada akhirnya tulisan inisial tersebut terlihat jelas, jelas sekali kalau bukan Z melainkan..
"S?" gumam ketiganya.
Tanpa aba aba, yana mengambil foto tersebut dan beralih kegambarnya, lalu menyimaknya. Dengan ragu ragu dia mengusap bagian gambar tersebut tepatnya dibagian wajah, tak disangka anak kecil tersebut adalah dirinya.
"Justine ini gue!!" ucapnya dengan sedikit histeris, "ga mungkin ga mungkin!!!" histerisnya lagi sambil menepuk kencang lengan justine.
Justine mencoba menenangkan yana dengan cara mengambil foto tersebut. Lalu langsung memeluk yana tanpa memperdulikan masalahnya dengan dia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓
Mystery / ThrillerTHRILLER - ROMANTICE 🖤🔫 [WARNING]🚫 Beberapa part mengandung (16+) -• Justine Immanuel, laki laki remaja pindahan dari jakarta kebandung untuk meneruskan masa pelajarnya. Tetapi keturunan ibunya merubah masa pelajarnya itu menjadi masa masa dimana...