Sehabis pulang sekolah vannya, saga, adigo, bima, dan justine berencana untuk menjenguk kiyana dirumah sakit, sebenernya ini bukan sepenuhnya mereka yang mau hanya justine saja yang mengajaknya dan vannya setuju dan diajak lah kedua sohibnya itu.
Mereka berlima masuk kedalam mobil justine, entah dari mana perasaan justine sudah tak enak, seperti ada yang mengikuti mereka berdua, dan itu tidak membuat justine merasa takut.
Justine hendak menancapkan gasnya untuk keluar dari perkarangan sekolahnya, dan reflek bayangan merah tepat berada didepan kaca mobil dia, dia menyipitkan matanya dan bayangan tersebut dengan cepat masuk ketubuh justine.
Keempat temannya hanya merasa heran, karena pas justine menancapkan gas nya diri dia tersentak kaget, membuat mereka mengerutkan keningnya heran dan berbicara dengan mata masing masing mengibaratkan tidak tahu.
"Justine jangan lupa beli buah, kasian yana" ucap vannya
Hanya dibalas anggukan dengan justine.
"Ada yang aneh bim" bisik saga
"Sama kok gue merinding ya" bisik bima
"Sttt gak boleh prasangka buruk dong, mungkin dia diem karena lagi fokus sama jalanan" ucap digo
Mata justine memicingkan ke arah kaca yang tepatnya jika dilihat pasti akan tertuju dengan tempat duduk paling belakang, justine melihat ketiga temannya yang ketakutan itu tersenyum menyeringai layaknya orang psikopat.
Tanpa keempatnya sadari hanya vannya hanya yang sadar kalau tempat buah yang mereka tuju sudah terlewatkan oleh mobil justine.
"Woi kelewatan bego! Itu tempat buahnya" sambil menepuk bahu justine
Justine pun hanya diam, dia mempercepat lajunya membuat teman temannya tersentak kaget, saking kencengnya kea kebawa angin coy.
"Duh pelan pelan dong! Mau kerumah sakit apa mau penghuniin rumah sakit nih" ucap saga
"Amit amit guee" ucap digo
"Lo kenapa si justine" tanya bima
"Hmmm"
"Hah? Lo kenapa si justine aneh banget, eh itu rumah sakit coy! Kelewatan Lo mau bawa kita kemana si!" Teriak vannya
Keempatnya bergidik ngeri karena melihat senyuman dan tatapan sadis dari justine, tak lama mereka memasuki hutan yang sangat gelap, padahal waktu masih sore hari, namun hutannya cukup gelap jika dilihat oleh mereka berlima.
"Kok kesini si? Perasaan ini bukan rumah sakit deh" ucap vannya
"Vannya, justine kok diem aja si?" ucap digo
"Gue ngerasa gak enak nih" ucap saga
"Sama gue juga" ucap bima
Semakin jauh mereka berjalan menelusuri dalamnya hutan, justine pun sadar, dia pun heran kenapa dirinya dan teman temannya berada ditengah hutan seperti ini?
"Eh kok kita disini?" ucap justine
"Lo bego! Yang bawa kita berempat kesini, pas kita ngomong malah diem aja, sekalinya ngomong hm doang, kaya ngomong sama operator njir" ucap digo
"Sejak kapan operator hm jawabnya?" ucap vannya polos
"Sejak aku mencintaimu" ucap saga
"Ih amit amit" gidik vannya
"Eh ini gue serius, tujuan kita rumah sakit bukan hutan!" teriak justine
"Lo beneran gak inget? Yang bawa kita tuh lo sendiri, lo nanya sama kita, kita nanya sama siapa hah!"
"Udah lah ayok kita keluar, mobil gue juga kemana lagi kok ngilang?"
"Salah sendiri jalan lurus aja, gak mikirin mobil" ucap digo
Mereka pun mencari jalan keluar, tapi nihil yang ada mereka hanya mutar mutar disekitar hutan saja, diapun berhenti dirumah yang bernuansa putih, berlampu kuning, cukup bagus, tapi ada tanda kutipnya yaitu "seram"
"Yuk masuk kali aja ada orang"
Ucapan justine dituruti oleh teman temannya mereka berlima pun masuk kedalam, dan membuka pintu rumah tersebut.
"Eh kok ga dikunci?" ucap vannya sambil memegang knop pintu
Tanpa basa basi mereka pun masuk, dan melihat sekeliling rumah, penuh debu dan berbau darah itu pertama kali yang mereka hirup, membuat bulu kuduk merinding.
Hampir menjauh dari pintu, kini pintu tersebut tertutup dengan sendirinya memunculkan bunyi gebrakan membuat mereka berlima sontak kaget dan berbalik menuju pintu lagi.
Bruk bruk bruk
"Siapapun disana tolong bukaaa!" teriak vannya
Dibalas gebrakan pintu dengan tangan lainnya dan teriakan dengan lainnya tapi sama saja, tidak ada yang respon satupun.
"Lo si justine! Gara gara lo kita kejebak, gimana nih cara jalan keluarnya" ucap bima
"Sorry guys, gue cuma inget tadi gue ngeliet bayangan merah didepan muka gue, terus gue gak sadar lagi"
Sambil mengerutkan keningnya. "Jangan jangan yang bawa kita kesini bayangan merah itu? Dia ngerasukin lo justine!" ucap vannya
Tiba tiba saja angin kencang menerpa mereka berlima membuat mereka harus berpegang erat dibenda yang membuat mereka tidak terbawa oleh angin kencang tersebut.
Tak lama angin berhenti dan memunculkan suara, aneh suara itu hanya sebatas suara tetapi tidak ada wujud.
"Kalian tidak akan bisa keluar sebelum diantara kalian harus mati terlebih dahulu"
"Kalian tidak akan bisa mencekal ajal kalian dirumah ini, semakin kalian mempererat cekalan tersebut semakin cepat ajal mu menanti"
Bisikan itu? Tidak seperti bisikan yang biasa didengar oleh Justine, bisikan itu terdengar kasar ditelinganya.
Dan peruntunan kata dari bisikan itu, membuat justine tersadar dengan apa yang dia mimpikan waktu itu, ayahnya berkata dia harus siap kehilangan justine, dan ayahnya juga waktu itu pernah bilang, kalau Justine memang sudah sepatutnya menolong orang.
Mungkin ini pertanda ajal dia akan berakhir di bangku kelas dua SMA, dimana umur yang masih remaja dan belum bisa membahagiakan orang tuanya.
"Justine gimana cara keluarnya, gue gak mau mati disini" ucap vannya
Justine sadar dari lamunannya. "Kalian akan baik baik aja" sambil tersenyum
"Maksud lo?" ucap digo
"Ikuti rencana gue oke" ucap justine
Semuanya mengangguk.
.
.
.
.
.Tbc 📣
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓
Mystery / ThrillerTHRILLER - ROMANTICE 🖤🔫 [WARNING]🚫 Beberapa part mengandung (16+) -• Justine Immanuel, laki laki remaja pindahan dari jakarta kebandung untuk meneruskan masa pelajarnya. Tetapi keturunan ibunya merubah masa pelajarnya itu menjadi masa masa dimana...