CHAPTER 40 || KEJUJURAN

34 14 20
                                    

Seorang perempuan yang tengah mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer sehabis mandi sore tadi, langsung menghentikan kegiatannya karena mendengar nada dering dari ponselnya.

"Saga?" gumam dirinya setelah melihat siapa nama sipenelpon.

Dengan segera dirinya langsung menerima panggilan tersebut.

"Halo ga?" jawabnya.

"Yana, gawat!!"

Dirinya mengerenyit,"dia kenapa ga? yang jelas dong" tanyanya.

"Justine mau loncat dari jembatan yang tingginya sekitar lima meter dari atas sungai nnya! dia juga bawa yana didalam gendongannya"

"What? lo lagi dilokasinya sekarang?"

"Iya, lo cepet kesini ya? bawa alessia juga.. oke?"

"I-iya gue segera kesana"

Tut..

Sambungan telfone langsung terputus dari pihak saga, dan vannya segera rapih rapih dengan cepat agar dirinya dan juga alessia sampai ditempat tujuan dengan cepat.

***

"Permisi!!" teriaknya.

Vannya yang melewati rumah justine langsung menghentikan laju mobilnya karena melihat sosok seorang yang akan dia jemput saat ini.

"Permisi!!" teriaknya.

Tin tin!!

Alessia pun langsung menoleh ke arah sumber suaranya.

"Vannya?" gumamnya.

Dengan cepat dirinya langsung menghampiri vannya.

"Ada apa?" tanyanya.

"Masuk!" titah vannya.

Saat alessia sudah masuk kedalam mobil, vannya langsung melajukan mobilnya, sembari menjelaskan keadaan justine dan juga yana.

***

Vannya dan juga alessia langsung tiba di tempat tujuannya, dengan segera mungkin mereka berdua langsung turun dan berlari menuju tempat saga dan juga digo berdiri.

"Jangan egois tine!" teriak alessia.

"Peduli apa lo, sampah!" bentak justine. 

"Yana pasti sedih kalo lo bertindak seperti ini!" teriak vannya.

Justine menggeleng,"dia bahagia. Gue yakin dia mau sehidup semati dengan gue"

Kenapa alessia merasa, curahan hati yana begitu nyata pada hari ini?

"Ya lo benar!" jawab alessia.

Alessia pun mengeluarkan diary yana,"dia menulis itu semua di buku ini" sambil mengangkat buku tersebut.

"Kalian dengar kan? kalau gitu, jangan cegah gue lagi!"

"Tine, ayah mohon, pikir kan sekali lagi, ayah mohon"

Dirinya tidak peduli, toh alessia sudah memberitahu semuanya kalau yana ingin sehidup semati dengannya, dan hari ini dia membuktikan itu semua.

Justine langsung menaikan satu kaki lainnya ke besi jembatan tersebut.

"Kita hitung bareng bareng ya yana?" lalu tersenyum.

"Satu.."

Mereka semua langsung berlari dan semakin mendekati justine.

"Dua.."

"Tine jangan!!" teriak wildan.

"Tiga.."

AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang