Diruangan yang sepi, diruangan yang banyak alat, diruangan bertembok putih,dan diruangan semua orang benci. Kini Justine berada diruangan tersebut, dia terbaring lemah, tidak ada yang menemani karna kejadian kemarin, ayahnya belum mengetahui sedikit pun tentangnya, dia hanya ditemani dengan mesin EKG yang berada disebelah kiri dia.
"Apa gue telpon ayah aja ya? Biar gue gak kesepian kayak gini" monolognya dan seketika dia mengingat seorang,"astaga.. yana! dia dimana sekarang?"
Dia pun beranjak turun dari kasur, dan melepas infusan secara kasar, suster yang mengetahui itu dia pun mengejar Justine.
"Mas, masnya mau kemana? Luka mas belum sembuh benar," ucap suster yang melihat justine keluar ruangan.
"Saya mau cari teman saya, yana suster yana!"
"Kiyana Angelica?," ucap suster.
"Yah benar apakah suster tahu keberadaannya?"
"Dia sudah berada diruang jenazah mas, karna nyawanya tak tertolong, dia kehabisan banyak darah."
"E-ngga mungkin sus, suster pasti salah cek itu bukan yana saya!" bentak justine dan langsung mendorong suster tersebut hingga menyingkir dari tempatnya.
Dia pun segera keruangan jenazah, disana sudah ada uyaina selaku ibu yana, vannya, digo, dan juga saga, tetapi ? Ayah yana kemana ? Kenapa dia tidak ada? Aneh.
Semuanya menoleh karna merasa kehadiran Justine, dia disambut hangat dengan senyuman yang terukir dibibir uyaina.
"Vannya, yana mana!" tanya justine dengan nafas masih tersengal-sengal.
"Yana mana tante yana mana!" kini pertanyaan beralih keuyaina.
Karna tidak ada yang menjawab salah satunya, justine pun membuka paksa kain yang sudah menutup seseorang didepannya.
"Yanaa!" pecah sudah tangisannya.
Justine melihat yana terbujur kaku didepannya, dia memeluknya, mencium keningnya tetapi tidak memunculkan efek apa apa terhadap yana.
"Yana please bangun, yana please maafin gue, gue gak bisa nyelametin lo, kenapa lo mau terima ajakan dia si, atau lo cinta sama dia? Atau lo sayang sama dia? Jawab yana jawab!"
Justine seperti orang yang tak waras dia berbicara sendiri, tertawa sendiri, tetapi tangisannya tak terhenti.
"Sudah nak justine, ikhlaskan yana, dia sudah tenang, esok pagi kamu kembali saat yana sudah tiba dirumahnya."
Justine meninggalkan semuanya dengan tatapan kosong, tiba tiba gelap, dan semuanya gelap_
***
Pagi tiba, Justine sudah berada dirumah satrio dan uyaina, dia tetap setia menemani yang yang tertidur pulas sejak kemarin.
"Yana, bangun, apa kamu tidak takut nanti sendirian disana? Orang yang kamu ikuti tidak ada disamping mu yana, apa kamu menyesal?,
"Please yana, wake up dong, aku mau ngajak kamu jalan jalan kalo kamu bangun, yana please, ada sesuatu yang aku ingin omongin, jadi tolong bangun please."
Percuma. Tidak ada jawaban dari yana, mungkin dia hanya bisa mendengarkan tetapi tidak akan kembali.
Kini semuanya sudah berada dipemakaman yana, Justine setia disamping ibunya Yana, dia menangis dalam diam, dia tidak mau Yana tidak tenang.
Kini yana sudah dibaluti oleh tanah merah, dan nisan yang tertuliskan nama dia "kiyana angelica binti satrio utomo" hanya nisan itu yang bisa dilihat oleh justine ketika dia kangen nanti.
"Yana, PLEASE DO NOT LEAVE ME!"
"AAAAAAAA!"
"AAAAAAAA!"
.
.
.
.Masih sama seperti part kemarin part terpendek :v
Tbc 📣
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓
Mystery / ThrillerTHRILLER - ROMANTICE 🖤🔫 [WARNING]🚫 Beberapa part mengandung (16+) -• Justine Immanuel, laki laki remaja pindahan dari jakarta kebandung untuk meneruskan masa pelajarnya. Tetapi keturunan ibunya merubah masa pelajarnya itu menjadi masa masa dimana...