|Kejadian sebelum membaca surat|
Dinginnya malam menyelimuti tubuh tiga orang yang sudah berada dihalaman rumah kediaman satrio. Siapa lagi kalau bukan kiyana, justine dan juga maher. Kiyana terus memutuskan untuk tetap pulang kerumahnya tetapi justine tetap tidak yakin kalau yana tidak akan bisa berdiam diri dirumah sendirian tanpa ada seorang pun yang menemani.
"Om saya langsung masuk aja ya, makasih udah anterin sampai sini" ucapnya sambil tersenyum dengan maher dan dibalas anggukan olehnya.
Setelah itu yana lantas menatap justine, tapi yang ditatap malah menatap yang lain. Entahlah yana masa bodoin yang penting dia sudah pamitan sama ayahnya, dia pun beranjak pergi dari posisi semulanya.
"Tunggu," cekal justine membuat yana berhenti ditempat.
Yana berdesis, "apaa lagi si? Please deh gue capek. Jangan bikin gue marah lagi nih sama lo."
Justine tersenyum jahil membuat diri yana menggidik heran, "kamu yakin sendirian dirumah?"
Ucapannya membuat yana gugup, sebenarnya dia takut tapi dia tidak mau merepotkan justine lagi.
"Ga yakin kan???" tanyanya lagi tapi berbeda nada, seperti nada mengejek.
Yana mengedip dua kali, "b-berani kok. Buktinya nih gue mau masuk"
Dirinya melangkah untuk masuk mendekati pintu rumah dengan melirik lirik justine yang berada dibelakangnya. Justine hanya menatap yana sambil geleng kepala dia yakin habis ini yana pasti balik kebelakang.
Satu..
Dua..
Justine mulai melangkah untuk keluar dari halaman rumah yana bersama ayahnya.
Tiga..
Empat..
"Justine!!" teriaknya sambil berlari kecil menuju arah justine yang berada diluar halamam rumahnya.
Justine terkekeh kecil saat melihat yana berlari menuju dirinya sampai akhirnya berada didepan matanya.
"Kenapa?" tanyanya dengan nada dingin membuat bibir yana maju sedikit sehabis mendengarnya.
"Gue takutt," adunya dengan sedikit nada merajuk membuat justine gemas mendengarnya.
lalu yana menatap maher, "om saya izin menginap dirumah om ya??" dan menampakkan pupy eyesnya.
Maher mengangguk sambil terkekeh, "dengan senang hati yana."
Langsung saja senyuman yana merekah dan menatap justine dengan tatapan mengejek, "diizinin yes!!"
***
"Wah om wangi banget rumahnya yana suka!!" teriaknya histeris.
Bagaimana tidak? aroma ini persis sekali dengan aroma yang berada didalam mobil justine, dan wait² sebelumnya yana pernah kesini tapi tidak wangi seperti ini? ah sudahlah gak penting intinya dia sekarang tidak sendirian malam ini.
Maher tersenyum, "yasudah kalau gitu om masuk ke kamar duluan ya, soal kamar yang kamu tempati nanti akan dikasih tahu langsung sama justine," ucapnya dan dibalas anggukan oleh yana.
Tinggallah mereka berdua disini, tanpa berucap lagi justine pergi dan meninggalkan yana, tetapi yana mengikuti dirinya.
Semakin dikenal arah yang diikuti olehnya, diapun berdiam sebentar dan berfikir, "ini kan arah ke kamar dia?" gumamnya.
Dengan cepat dia memberhentikan jalannya, "eh tunggu" ucapnya membuat justine terhenti dan menatap dirinya.
"Apa si?? Katanya capek kok diberhentiin tiba tiba gini," jawabnya dengan nada persis seperti yana ucapkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓
Mystery / ThrillerTHRILLER - ROMANTICE 🖤🔫 [WARNING]🚫 Beberapa part mengandung (16+) -• Justine Immanuel, laki laki remaja pindahan dari jakarta kebandung untuk meneruskan masa pelajarnya. Tetapi keturunan ibunya merubah masa pelajarnya itu menjadi masa masa dimana...