CHAPTER 18 || MENGOBATI

69 20 0
                                    

Silih berganti, begitupun dengan hari, kiyana angelica seperti biasa jam 06.30 pagi sudah sampai disekolah, masih sama seperti kemarin, teman temannya belum muncul berdatangan lalu dikelas hanya dirinya, alessia dan teman kelas lainnya.

Seorang lelaki datang kekelas kiyana XI IPA 2, dia tengah mencari ketua kelas XI IPA 2 tetapi orang yang dicari berhalangan hadir, karna kiyana berani untuk menemui orang tersebut dia pun menemuinya.

"Ada perlu apa?" ucap yana

Lelaki itu pun berbalik arah. "Ini gue mau kasih surat justine, tapi karna ketua kelasnya juga gak masuk gue kasih guru bidang studinya aja"

Sambil melihat surat yang ditunjukkan. "Biar gue aja, gue kenal deket kok sama justine"

Melihat yana dari atas sampai bawah. "Lo orang baik kan?"

Mengerutkan keningnya. "Maksud lo apa? Emang gue ini tipe tipe orang gak baik hah!"

"Eh santai, soalnya kan lo dulu pernah dilecehin--"

"Hampir!" potong yana

"Oh iya hampir sama bisma, eh besoknya dia meninggal, kali aja lo yang bunuh"

Iya sih

"Tapikan setelah 2 hari, dan gue gak bakal bunuh dia, gak ada faedahnya"

"Nama gue bima" sambil menjulurkan tangannya

Yana hanya melihat tangan bima tetapi tidak membalas. "Alasan lo ngajak kenalan?"

"Yaelah, biar gue tau aja nama lo, siapa tau lo ngelakuin hal jahat jadi gue gampang laporin lo"

Tersenyum miring. "Kiyana angelica panggil aja yana" membalas uluran tangan bima

Cantik juga

"Mana suratnya?"

Bima hanya terus menatap yana sampai tak berkedip, yana pun meniup wajah bima.

"Buset angin apaan nih" mengusap wajahnya

"Angin angin! Mana suratnya?"

Bima pun memberikan suratnya. "Jagain jangan rusak"

"Bacot! Oh iya dia kenapa, kok gak masuk?"

"Itu tuh surat gak di lem jadi lo bisa baca sebelum guru yang baca"

Yana hanya ber'oh'ria, bima pun pamit dengannya untuk kekelas, sebelum yana masuk kekelas yana melihat vannya, digo dan saga yang tengah berlari menghampiri dia.

"Yanaaaa!" teriak vannya

Bruk

Vannya memeluk yana dengan brutal sampai sampai yana terhuyung kebelakang untung saja sudah didalam pelukan.

"Gue kangen"

"Bisa lepasin dulu gak? Gue engap nih, entar gue mati lagi"

Vannya pun melepaskan pelukannya. "Lo gak kangen?"

"Jelas lah vannya, lo kemana aja lagi bertiga gak ada kabar, terakhir ngabarin pas mau jenguk gue, tapi nyatanya engga tuh"

Mereka bertiga hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, yana yang tahu dengan gerak gerik itupun mengajak ketiganya masuk kekelas.

Mereka bertiga pun duduk ditempatnya masing masing lima menit lagi bel masuk, yana pun kembali bertanya dengan mereka bertiga, eh lebih jelasnya vannya.

"Kemarin lo kemana?"

Vannya mematung, dia harus mencari kata kata untuk mengalihkan pembicaraan yana.

AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang