CHAPTER 38 || IBU / DIA ?

43 13 26
                                    

Setelah acara kumpul kumpul direstaurant tadi siang, mereka semua langsung pulang ke rumah masing masing setelah hari sore telah tiba.

Justine yang sudah menjemput yana untuk datang kesini, maka dia harus mempulangkan dirinya ke tempat asalnya, bukan lah akhirat bukan lah ghaib tapi rumah.

Dan saat ini kiyana sedang berada di kamarnya, alessia sedang memasak makan malam di dapur.

"Bete banget ih," ucapnya sambil rebahan diatas kasur.

Dirinya pun menoleh dan langsung menatap meja belajarnya.

"Mau nulis diary aja ah, biar gak gabut" ucapnya lalu langsung bangun dan beranjak diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau nulis diary aja ah, biar gak gabut" ucapnya lalu langsung bangun dan beranjak diri.

Yana pun berjalan kearah meja belajarnya, dan mencari diary kesayangannya yang berwarna biru muda.

"Yup! dapat," lalu tersenyum.

Dirinya pun duduk dikursi meja belajarnya, dan langsung memegang bolpoin yang sudah disiapkan dimeja belajarnya seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirinya pun duduk dikursi meja belajarnya, dan langsung memegang bolpoin yang sudah disiapkan dimeja belajarnya seperti biasa.

"Bolpoinnya warna apa ya?"

Diapun langsung mencari cari warna bolpoin yang pas untuk perasaannya hari ini .

"Warna merah? heum warna biru tua aja deh," ucapnya lalu mengambil bolpoin berwarna biru tua.

Dan tanpa membuang waktu yana langsung menuangkan kata kata nya didalam buku diary kesayangannya.

"Dear diary.." ucapnya.

"Pada tanggal satu hari itu, tepatnya hari kebahagiaan aku, hari keistimewaan untuk anak yang berusia tujuh belas tahun.." ucapnya terhenti lantas membayangkan kejadian saat itu.

Lalu dirinya lanjut menulis lagi.

"Aku bahagia banget, dan tidak akan pernah melupakan itu semua, aku bersyukur dipertemukan oleh om maher, om wildan, justine dan juga teman teman lainnya. Karena dia hidup aku lebih bermakna, jika ditambah dengan kehadiran seseorang yang sangat aku sayangi, mungkin makna hidup aku lebih berwarna.."

Tak terasa olehnya, sebulir air bening mengalir dari mata indahnya.

"Aku juga rindu ayah, apakabar ayah ya?," lalu tersenyum kecut.

AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang