CHAPTER 15 || PERGI

68 20 0
                                    

Masih ditempat yang sama, mereka berlima sedang mencari jalan keluar, oh sepertinya hanya justine yang memikirkan rencana untuk keluar dari sini, dan keempat temannya? Mengikuti apa yang dia perintah, dan ajalnya? Mengikuti setiap langkah yang akan dia ambil, dia tidak berfikir bahwa dirinya harus yang menjadi korban atau salah satu temannya, yang terpenting mereka keluar harus dalam keadaan utuh, tidak ada satupun yang tersisa, entah itu nyawa ataupun lainnya.

"Sekarang lo punya rencana apa? Dari tadi bengong ajah, kapan kita semuanya keluar tanpa bekas sedikit pun?" ucap vannya

"Ikut gue aja" sambil berjalan

Mereka sekarang sudah berada digudang dalam rumah, pintu itu? Tidak terkunci, membuat kelimanya mudah untuk masuk kedalam gudang tersebut.

Suasana pertama yang mereka rasakan ya merinding, berbau debu, banyak sarang laba laba disekitar gudang, ya mungkin rumah ini sudah cukup lama, namun orang orang tidak bisa menyebutnya rumah tua, karna kesannya sangat modern meski sudah berdiri sejak lama.

Kelimanya memutari badan melihat sekeliling gudang, tak ada yang aneh, hanya saja udaranya cukup dingin, membuat suasana semakin seram.

"Lo mau ngapain disini?" tanya saga

"Cari alat" sambil mengutak atik laci yang berada digudang

"Gue dapet tali" ucap digo sambil menunjukan talinya

"Bagus, sekarang kita butuh alat besi, buat buka kaca itu" ucap bima sambil menunjuk kaca gudang

"Kenapa harus keluar lewat gudang?" tanya vannya

"Karna dibawah lagi dikelilingi makhluk yang dirasuki gue, dan makhluk itu gue rasa udah gak ada disini, jadi gue minta sama kalian keluar melalui ketinggian agar tidak ketahuan, menurut gue" ucap justine

"Tau dari mana kalo dia udah engga ada? lo punya mata batin hah?" ucap vannya

"Gak usah banyak bacot deh lo van, mau keluar ga" bentak saga

"Y-ya mau, sorry"

Justine sudah menemukan alat untuk membuka kaca gudang, dia pun langsung berjalan menuju kaca tersebut, tak butuh waktu lama kaca itu sudah terbuka, membuat temannya ber'yes'ria.

"Tali?"

Digo melemparkan tali itu ke justine. "Yup! Bagus"

Diapun mengikat tali itu dibenda yang cukup berat agar bisa menahan dirinya dan teman temannya untuk keluar dari rumah ini.

"Sudah siap, siapa yang mau duluan?"
Justine mengerutkan keningnya. "Kenapa nengok satu sama lain? Takut?" tersenyum jahil

"Eum, lo aja deh duluan" ucap digo

Justine pun memulai aksinya, baru saja dia ingin menurunkan kakinya, diri dia terhempas oleh angin yang berasal dari luar gudang, angin itu? Seperti angin yang berada diruang tamu tadi, dan suara itu mulai muncul kembali.

"Apakah kalian sudah bosan dengan kehidupan? Sampai sampai ingin menaruhkan nyawa demi keluar dari rumah ini? Jangan harap, sebelum nyawa dari kalian tertumpahkan"

"Hei siapa lo! Ngapain lo bawa gue dan temen-temen gue kesini hah!"

Angin itu semakin kencang, membuat kelimanya harus berpegang erat dibenda yang kokoh.

"Kamu tidak perlu tahu hahaha"

"Dasar setan gak punya adab!"

Angin itu pun hilang, suara itupun juga mulai hilang, entah perkataan dari justine atau setannya yang lelah membuat kejadian tersebut hilang dengan sendirinya.

AJAL [DEATHS AWAITS YOU] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang