Arkan menepi di sebuah minimarket. Waktu masuk di sekolah juga masih lumayan lama. Tubuh Kanania juga bergetar. Tatapannya tak bermakna sama sekali.
"Tenang, Ya."
"Aku bukan pem-"
"Ssst," Arkan menyimpan telunjuknya di bibir Kanania. "Lo enggak bunuh siapa siapa. Semua udah kehedak-Nya."
"Tapi orang bil-"
"Gak usah dengerin orang." Arkan menenangkan Kanania.
Ia menatap Kanania, memegang pundak Kanania, "lo liat gue."
Kanania memejamkan matanya lalu menangis.
"Hey jangan nangis, liat mata gue Kanania!"
Kanania membuka matanya lalu menatap mata Arkan.
"Lo disini enggak sendiri," kata Arkan. "Ada Kenan, ada ibu lo, ada gue disini."
"Tapi gue salah sa-"
"Enggak, Ya, lo enggak salah. Gak ada yang salah disini. Ini semua udah kehendak yang di atas."
Kanania mulai menenang. Ia memeluk Arkan kuat, mengeluarkan semua rasa takutnya melalui tangis disana, di pelukan Arkan.
Arkan mengelus puncak kepala Kanania lembut. Menenangkan Kanania. Menyalurkan segala rasa yang dirasakannya. Ia melepaskan pelukannya perlahan. Hujan juga sudah reda.
"Mending pulang aja ya, enggak usah sekolah."
Kanania menggeleng, "enggak Arkan, gue mau sekolah.
"Jangan nangis dulu dong, mau minum enggak?"
Kanania menggeleng lagi. Arkan memegang erat Kanania yang juga memegang erat tangannya. Tangannya masih dingin.
Mereka membelah jalanan lumayan licin Kota Bandung.
"Jangan ngebut!" Titah Kanania.
"Iya enggak."
Dan setelah sepuluh menit, akhirnya mereka sampai di sekolah. Saat di parkiran, banyak pengurus osis kelas 11 mendekati mereka.
"Kak Nia sehat?"
"Alhamdulillah. Nanti kita ngobrol abis pulang sekolah, mau enggak?" Tanya Kanania.
"Mau banget, Kak!" Sahut mereka semua antusias.
"Yaudah kalo gitu kita mau ke kelas dulu, Oke!" Kata Arkan membawa Kanania ke kelas. Takut takut hujan turun lagi.
Kanania tersenyum bahagia meski dengan wajah masih pucat. Arkan memperhatikan Kanania dan Kanania menoleh ke Arahnya.
"Ngeliatin gue mulu, ada yang salah?" Tanya Kanania memegangi pipinya.
"Ada, salah lo sih cantik. Jadi gue pengen ngeliatin lo mulu.
Kanania baper.
"Masih pagi juga ah Arkan."
Mereka tertawa dan Akhirnya sampai di kelas mereka. Semua teman teman menatap mereka bahagia. Tapi tidak dengan Lisa.
"Cieee, Arkan lagi jatuh cintong." Celetuk Bobby.
"Iya nih, Arkan sedang belbunga bunga," timpal Zaki.
"Eh eh.. wajahnya rapi banget dong. Waktu Kanania gak ada mah euh, kusut kayak gembel di pinggir jalan." Kata Bobby lagi.
"Emang dia gembel," Kanania juga ikut menimpali.
"Lo kok ikutan mojokin gue juga?" Arkan sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ombrophobia Girl [✓]
Dla nastolatków7 April 2020 - 22 Agustus 2020.✨ Cerita ke-2 setelah 'The Last Hope.' <><><><> Tidak ada yang mau memiliki kekurangan. Bahkan memiliki phobia terhadap sesuatu tidak ada yang mau. Semua orang ingin hidup normal seperti hal nya manusia biasa. Kanania...