13. Hanya dengan Arkan

185 28 8
                                    

"Semua sudah disini?" Tanya Pak Bambang menggunakan speaker.

"Sudah!" SemuaPengurus dan Calon Pengurus Osis serempak menjawab.

"Kalau begitu, silahkan masuk sesuai nomor bis kalian masing-masing." Perintah Bu Lilis.

Semuanya naik kecuali Arkan dan Kanania. Mereka harus menunggu semua telah selesai sembari mempersiapkan ucapan-ucapan sebelum keberangkatan, ke setiap bis. Ada 3 bis yang akan berangkat.

"Bu," panggil Kanania pada Bu Lilis.

"Iya kenapa?"

"Saya beneran duduk sama Arkan?"

"Iya emang ketua sama wakil duduk barengan gitu. Udah dari dulu."

"Tapi bu, kita kan.. euh anu," Arkan tak enak mengatakannya.

"Tidak apa apa, lagi pula kalian kan duduk paling depan jadi terpantau lah. Ibu juga percaya kalian mah enggak akan ngapa ngapain." Tutur Bu Lilis. "Kalian juga mau kan?"

Kanania tersenyum tipis.

"Udah sekarang kalian masuk bis 3 dulu."

Setelah selesai dengan ucapan ucapan, Kanania dan Arkan duduk di kusri mereka. Paling depan. Khusus.

"Lo deket jendela," kata Arkan.

"Gak mau," Kanania menolak.

"Pengen gue sayang?" Bisik Arkan. Kanania memukul dirinya. "Cepetan makannya. Emang mau lo nanti kalo tidur, ke pundak gue. Kan ke sebalah kanan lo koridornya."

Akhirnya Kanania menurut.

"Gue kan tetep tidur di pundak lo. Gue yakin." Batin Kanania.

Bis mereka mulai bergerak menuju Gunung Puntang, Jawa Barat.

"Laper enggak?" Tanya Kanania.

"Baru sampai sini juga," delik Arka.

"Hehe, gue laper. Pengen ngemil."

Arkan membawaka makanan Kanania yang berada diatas kepalanya.

"Makasyi, sayang deh gue." Celetuk Kanania tanpa sadar.

"Apa?" Arkan berpura pura tak mendengar.

"Gue ngomong sama makanan gue."

"Gila."

"Tapi lo suka kan?" Goda Kanania.

"Iya." Arkan menatap wajah Kanania yang tersipu malu. "Suka boongin elo," selepas itu Arkan tertawa pelan.

Kanania kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"Lo suka mabok enggak?" Tanya Kanania.

"Mabok cintanya elo!"

Kanania diam sejenak, "bacot."

"Tau enggak, Ya, kata abang gue ada gerbang rindu loh di sana," tutur Arkan menatap Kanania yang mulutnya terisi penuh keripik kentang.

"Gerbang rindu?"

*****

Setelah satu jam perjalanan, Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Gunung Puntang bukan gunung yang masih murni gunung.

Gunung ini sudah di khususkan untuk melakukan perkemahan. Tapi Osis SMA Bina Karya menggunakannya untuk melantik Pengurus Osis yang baru dan tentunya tempat ini sudah mereka booking untuk kegiatan ini.

Tidak perlu terlalu lelah mendaki karena ini telah di khususkan. Namun, karena hanya ada anak anak dari SMA saja jadi suasana siang hari pun sangat sangat sepi.

My Ombrophobia Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang