8. AADL (Ada Apa Dengan Lisa?)

250 37 4
                                    

Kenan dan Arkan segera menuju Ruang Kepala Sekolah. Ruangan Bapak Jaenuddin, huruf D nya harus dua jadi kalo di huruf arab pake tasdid.

"Pak, saya dan Arkan mau izin cari kakak saya, Kanania Gurfa Mada. Hilang dari kemarin, sejak pulang sekolah enggak pulang pulang." Izin Kenan memberanikan diri. Dia memang berani.

"Lho, kok Arkan juga ikut?" Tanya Pak Jaenuddin.

"Kan saya ketuanya Kanania, Pak. Kanania itu wakil saya."

"Kenapa tidak lapor polisi saja?" Tanya bapak gemuk itu lagi.

"Bapak gak mau kan aset sekolah ini hilang. Nasional, Pak." Kenan mengucapkan kata kata itu dengan tegas. Hanya itu yang bisa membuka otak Pak Jaenuddin.

Pak Jaenuddin mengangguk, "baiklah kalau begitu. Saya izinkan kalian berdua untuk mencari Kanania."

"Terima kasih, Pak. Kalau begitu, kami pamit. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati hati."

Kenan dan Arkan segera berpencar. Ke setiap tempat mereka mencari dan menanyakan Kanania. Banyak selembaran yang Arkan dan Kenan tempel untuk memudahkan pencarian.

Berjam jam mereka berkeliling kesana kemari. Mencari dan berdo'a agar Kanania segera ditemukan.

Runi dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan. Tidak mau makan dan kurang tidur. Untuk sementara, Runi dirawat disana karena Kenan akan sibuk mencari Kanania sampai malam.

Suara Adzan Dzuhur berkumandang. Arkan berhenti disebuah mushala untuk shalat dan beristirahat. Berdo'a kepada Allah SWT agar memudahkannya mencari Kanania.

Arkan dan Kenan bertemu di kafe biasa. Wajah mereka tak ceria sama sekali. Glowing karena keringat dan wajah mereka berdebu sekali. Mereka tidak memakai seragam saat izin kepada Kepala Sekolah.

"Ada perkembangan?" Tanya Kenan.

"Belum. Lo pucet banget Nan. Makan dulu oke gue yang bayarin."

"Gak usah, Kan. Nia juga pasti belom makan sekarang."

Asal kalian tau, Arkan orangnya sangat keras kepala jika masalah kesehatan. "Enggak enggak. Lo harus makan Kenan. Kan lo pengen cari kakak lo. Kalo lo sakit, lo gak bisa cari dia."

Kenan diam dan mencerna perkataan Arkan. Akhirnya ia mengangguk setuju.

Mereka makan dengan cepat. Sudah dua hari Kanania hilang tanpa kabar. Siapa yang menculiknya, dan apa motif penculikan Kanania?

Setelah selesai menambah tenaga, mereka melanjutkan pencarian. Seluruh penjuru Kota Bandung mereka datangi. Mereka tanyakan pada semua orang disana dan membantu men-share kasus hilangnya Kanania. Kenan juga sudah melaporkan kejadian ini pada Polisi.

"Lo dimana, Ya?" Gumam Arkan.

*****

Sekujur Kanania sakit semua. Kepalanya sakit bak dihantam godam berkali kali. Perutnya juga serasa diremas oleh tangan tangan besar. Lidahnya kelu tak bisa berucap apa apa.

"Tolong!" Teriaknya dengan sekuat tenaga.

Sosok bayangan hitam mendekatinya.

"Tolong, jangan lagi." Pekiknya.

Sosok bayangan hitam itu terus mendekat dan semakin mendekat. Kanania tak berdaya, ia hanya bisa menangis dan berteriak meminta tolong.

Knop pintu terbuka dan bayangan hitam itu hilang. Digantikan dengan sosok wanita berjubah yang belum bisa Kanania ketahui siapa itu.

"Lepasin gue, gue mohon sama siapapun diri lo, lepasin gue!"

Sosok dibalik jubah tertawa, "setelah apa yang lo lakuin terhadap kakak gue, gue rasa lo mesti dapet balasan yang setimpal!"

My Ombrophobia Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang