14ー Nevermind

208 41 4
                                        

ⓐⓣⓔⓛⓔⓘⓐ



















































Entah tersembur angin dari mana, Ryena sudah berdiri di depan pagar putih setinggi kurang lebih satu setengah meter yang menjaga rumah bergaya Inggris dengan halaman hijau dan jalan setapak yang lumayan luas di depannya. Ia memundurkan sedikit tubuhnya, hanya untuk mendongak menatap kagum bagaimana mewahnya bangunan tersebut.

Hal yang sedikit berfaedah itu berlangsung sejenak. Setelah puas memperhatikan bagian luar rumah, ia segera mengabari si pemilik rumah melewati ponsel hitam dengan wadah sintetis berwarna broken white-nya.

"Halo, Kak?"

"... "

"Iya, udah sampai."

"... "

"Hah? nggak kok, barusan banget ini,"

"... "

"Iya, sip lah, gue tungguin."

Tut!

Gadis itu kemudian mendekat ke gerbang, menunggu seseorang dengan poni yang menutupi dahinya membukakan benda berjeruji dengan bahan kayu putih mengkilap itu. Senyumnya mengembang, seiring dengan senyum ramah yang juga ditujukan kepadanya. "Ryena, ayo masuk!"

Ryena mengangguk, melewati pagar dan mengekori si gadis setelah ia mengunci kembali gerbang itu. Mereka melewati jalan setapak dengan rumput hijau subur yang tumbuh di kanan-kiri mereka.

Di depan pintu ada sebuah pohon palem yang lumayan tinggi. Tumbuh kokoh seakan menyambut kedatangan Ryena di sana. Keduanya memasuki pintu utama, yang langsung kembali disambut oleh suara melengking dari arah tangga.

"Eh, hai!" sapa gadis berwajah blasteran pemilik suara melengking tadi.

Ryena tersenyum, membalas dengan kata sapaan yang sama. Ia menatap wajah gadis itu sekilas, mengingat-ingat apakah ia pernah bertemu dengannya.

"Lo Ryena, kan?" tanya gadis itu, menggandeng akrab lengannya, mengajaknya menaiki tangga.

Sedangkan si tuan rumah- Felichia hanya terkikik pelan dan melenggang pergi menuju arah dapur.

Ryena tersenyum kikuk, "iya, kok tau? Kalau kakak?"

Gadis blasteran tersebut terkekeh pelan, membuka pintu dengan cat soft pink yang mengkilap, mengajak Ryena masuk ke sana. "Iya lah, orang gue udah dikasih tau sama Chia kalo ada yang mau dateng," ucapnya, mengajak Ryena duduk di sofa. "Gue Nancy, tetanga Felix-Chia, kakak kelas lo juga," Ia memperkenalkan diri.

Ryena membelalakkan mata. "Hah, masa? kelas berapa?"

"2-4. Wajar sih lo nggak kenal, gue nggak pernah kelayapan kayak si Felix," kekeh Nancy.

Ryena mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Matanya mengedar ke seluruh ruangan yang didominasi warna merah muda yang terkesan lembut. "Kak Chia suka yang soft gini ya?" gumamnya.

Nancy mengangguk setuju. "Iya, mana pernah dia punya baju warna gelap kalo nggak dipaksa sama Felix buat beli."

Ryena menoleh, menatap wajah cantik itu yang lanjut menceritakan apa yang sering dilakukan Felichia dan Felix ketika ia sedang berkunjung. Apa yang disukai Felichia, dan apa yang dibenci gadis soft itu. Lalu, cerita tentang kepindahan saudara kembar itu yang membuat Nancy langsung senang karena punya teman yang sama-sama bule.

[ ✔ ] ATÉLEIA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang