ⓐⓣⓔⓛⓔⓘⓐ
"Semangat, Na. Jangan grogi!"
Yeira menunjukkan kepalan tangannya kepada Ryena yang tersenyum menahan gugup. Di sebelahnya ada Shahim yang menarik sedikit bibirnya membentuk senyuman ramah, menepuk-nepuk bahu Hayden yang terlihat santai. Maklum saja, pemuda itu dan saudarinya sudha terbiasa naik ke panggung sekolah begini.
Ryena tentu saja gugup. Ia baru pertama kali mengisi acara seperti ini di sekolah yang baru ditempuhnya selama satu semester ke belakang. Tangannya tampak bergetar, tetapi ada tangan lain yang menggenggamnya. Itu Hayden.
Mia yang sejak tadi berdiri di samping sahabatnya bersama Jeandra, Jasmin, dan Rina melengos malas. "Elah, lo berdua ntar di panggung juga berduaan. Dikurangin dikit lah momennya! Gue yang jadi temennya aja cuma ketemu pas acara kelas, kalau nggak sama lo terus!" serunya kesal.
Ryena tertawa. Walaupun masih gugup, untungnya sedikit berkurang karena ada orang-orang terdekat yang mengelilinginya.
"Semangat, Gan. Jangan sampai lupa koreo, dan kalau iya jangan harap lo bisa jadi temen gue lagi."
Ryena meninju lengan Jasmin keras, membuat gadis jangkung itu mengaduh dan balas meninju temannya. Jeandra tak mau kalah. Ia menepuk-nepuk punggung Ryena, menyalurkan semangat yang membara dari tubuhnya.
Semangat yang membara dari tubuhnya...
Alhasil Ryena yang tubuhnya lebih kecil dari Jeandra terdorong sampai dua langkah ke belakang, membuat gadis itu menggeram kesal dan berniat membalas. Tetapi suara pembukaan dari MC berhasil mengurungkannya. Ia jadi gugup kembali.
Felix datang bersama Felichia saat itu juga. Memastikan bahwa file musik yang diberikan Hayden sudah sesuai, dan sedikit memberi semangat. Kemudian mereka kembali untuk mengurus yang lainnyaーkarena Felix maupun Felichia sama-sama panitia.
"Jangan tahan napas. Coba lo inhale-exhale beberapa kali," gumam Hayden menepuk bahu Ryena yang tampak tegang di sampingnya. "Ini cuma pensi yang dilihat anak sekolahan sama guru doang, kok. Nggak ada abang lo juga, kan?"
Ryena mendelik. "Tapi Kak Keano mau nonton katanya. Ada juga yang dari luar, kan? Ketua-ketua apaan gitu misalnya."
"Lu berdua chat-an di belakang gua?!"
"Lah, marah?" kernyit Ryena. "Siapa lu?"
Hayden menipiskan bibir, memilih untuk menatap ke arah lain, namun tangannya kembali menggenggam milik gadis di sebelahnya. Iya sih... gue siapa?
Seseorang memberi kode kepada mereka supaya merapat ke panggung. Mengangguk singkat dan beranjak masih dengan tautan tangan erat tak terlepas, yang agaknya dan ajaibnya membuat Ryena merasa sedikit lebih baik.
Ia menuruti saran Hayden baru saja. Menghirup napas, menahannya sebentar, lalu menghelanya, diulang tiga kali sebelum menaiki panggung yang penerangannya sudah dimatikan.
Walau gelap ia bisa melihat Hayden yang menatapnya seolah berkata 'Lo bisa, jangan gugup!' dengan senyuman dan anggukan yakin.
Ryena hanya tersenyum, memejamkan mata sesaat kala intro terdengar, dan membukanya tepat ketika penerangan kembali dihidupkan dan tubuhnya mulai ia gerakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] ATÉLEIA
Jugendliteratur[ hwangshin ] Bukan soal badboy, badgirl, softboy, ataupun softgirl. Hanya tentang Hayden, Ryena, kecacatan, serta ketidaksempurnaan mereka. ❝We're different, totally different. Then, what's the similarity do we have? Imperfection? ❝Yes, imperfe...