10ー Words of Wisdom

297 80 137
                                    

ⓐⓣⓔⓛⓔⓘⓐ

harus tonton video yang di mulmed. harus. harusssss pokoknya, kwokwok.































































































































'TEEEEEETTTTTTTTT!!!'

Bel tanda selesai UAS berbunyi. Segera saja semuanya mengumpulkan hasil kerja mereka di lembar jawaban dan soal yang tadi mereka perjuangkan kepada para guru pengawas. Aku? Santai. Tinggal menunggu kelas ditutup saja karena aku sudah mengumpulkan lembar jawab sejak bel peringatan dibunyikan.

Setelah guru menutup dengan salam, kami berbondong-bondong keluar. Ada yang langsung ke kelas masing-masing, ada yang ke kantin, ada yang pulang, dan ada yang pergi entah kemana. Tapi sepertinya didominasi ke arah kantin sih, mengingat ini masih lumayan pagi-jam 9.30- dan nasi di kantin masih hangat.

Seminggu berkutat dengan berbagai materi yang dikejar dan deadline tugas yang membuat kepala hampir pecah, akhirnya berakhir hari ini. Setelah ini, walaupun UAS sudah selesai masih ada class meeting dan stand kelas yang diadakan dalam satu waktu. Padat sekali jadwalnya.

Aku dan Edelyn yang berada satu ruangan kembali ke kelas. Anak-anak kelas kami juga sudah berada di sana. Kebanyakan bertanya tentang soal dan jawaban yang tadi dikerjakan. Kalau aku sih bodo amat, hukumnya adalah; datang, kerjakan, lupakan.

Jadi buat apa susah-susah memikirkannya lagi, iya kan?

"Mau bikin stand apa kira-kira kelas kita?"

Edelyn menoleh, mengangkat bahu sekilas. "Au dah. Makanan kali, temen-temen lu kan kebanyakan bocah rakus yang makan 25/8."

"Btw, gue nanyain ini unfaedah banget nggak sih. Udah tau mau bikin yang-"

"Lo buka mulut aja udah unfaedah kok, Na."

"Hng, gitu ya?"

"Iyo."

Lalu hening.

"Eh, njing," panggil Edelyn tiba-tiba, mencolek lengan kananku. Aku sendiri sudah sibuk menalikan tali sepatuku jadi double knot karena sejak tadi sering lepas. Posisi kami sendiri sedang duduk di bench panjang depan kelas.

"Apa?"

"Tuh Kak bass, sama cewek."

Katanya, membuatku refleks mendongak dan mencari objek yang barusan dia sebutkan.

"Mana? mana?"

"Tuh, pojok baca deket 2-6."

Aku langsung memutar pandanganku ke samping kiri. Menemukan si doi yang sedang tertawa-tawa dengan gestur menggoda si gadis- kalau dari belakang sepertinya Kak Chia- yang tampak kesal. Di belakang Kakak bass ada Kak Jiro dan pacarnya yang ikut tertawa geli.

Ah, astaga jadi ingin.

"Nape lu? mau juga? sama Hayden? lagi jalan ke sini tuh,"

Iya, Hayden beberapa meter di depan sana, berjalan ke arah kami dengan tangan kanan yang masuk ke saku celana dan tangan kiri yang memegang ponsel hitamnya. Tatapannya dan wajahnya lempeng, datar tanpa beban. Mirip model sekali.

[ ✔ ] ATÉLEIA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang