ⓐⓣⓔⓛⓔⓘⓐ
"Udel! Cepetan napa seh!"
"IYOOOOO!"
Sepuluh detik kemudian Edelyn muncul dari pintu kamarku. Menyengir tanpa dosa, seakan dia tidak melakukan apa-apa. Aku mendengus kesal, lalu menarik lengannya agar segera berlari menuju meja makan dan meminum susu cokelat yang sudah dibuatkan oleh Bunda.
Gelengan dari Bunda aku dapatkan ketika susu sudah kuhabiskan hingga seragam batik ku sedikit terkena percikan nya, menatap jengah kepada Edelyn yang masih sangat-sangat anggun menghabiskan milo nya.
Iya, milo dan kami adalah satu kesatuan. Tidak bisa dipisahkan.
"Lama amat kek putri Solo. Cepetan ah." Desakku. Edelyn mengangguk, langsung mengegas tegukan nya sedetik kemudian. Kami berpamitan kepada Bunda, lalu langsung cus menuju garasi dan mengeluarkan motor tehrio milik Bunda dari sana.
Aku memakai helm, begitu juga dengan Edelyn yang memang sudah meninggalkan satu helmnya di sini. Kemudian tehrio tekno milik Bunda melaju kencang menuju sekolah kami.
Aku sangat jarang memakai motor. Bahkan mungkin bisa dihitung dengan satu tangan berapa kali aku memakai motor selama sebulan. Karena aku lebih memilih memakai sepeda atau berjalan kaki ketika pergi dengan radius jarak 500 meter.
Karena ya, untuk apa...
Selain karena bisa sekalian olahraga,- karena itu betisku terlihat lebih bengkak dari yang lain, huhu sedih tapi yasudahlah- jalan kaki atau bersepeda kan bisa mengurangi polisi udara. Aku paling malas ketika udara panas, tapi lebih malas lagi ketika cuaca tidak beraturan karena Global Warming.
Ckckck, sadarlah wahai teman-teman. Your behaviour is so... UGH!
Aku juga pernah melarang Ayah ketika beliau berniat menyalakan AC ketika udara sedikit panas. Ya, kan masih ada kipas angin, kenapa harus pakai AC juga? Lalu, parfum ber-CFC. Ckckck. Jangan heran kalau tiba-tiba aku bau keringat ya, karena aku sendiri tidak suka sering-sering menyemprotkan parfum ke tubuhku. Dan juga, kulkas. Katanya sih ada kulkas yang tidak ber-CFC. Tapi kan tetap saja. Karena itu, nyalakan kulkas kalau perlu saja ya teman-teman. Eh tapi kan 24 jam harus selalu dinyalakan.
Loh kok jadi membahas seperti ini?
Gerbang sekolah sudah terlihat jelas. Edelyn minta turun tepat di seberang sekolah, katanya sih mau membeli pulpen. Padahal mah, pinjam aku saja bisa- yaa walaupun sepertinya tidak mungkin sih aku pinjami. Karena, 'pinjam' bagi Edelyn bukan 'pinjam' yang sebenarnya. Jika sudah dipinjami sesuatu oleh Edelyn maka harus bisa merelakannya. Dia pinjam sesuatu hari ini, bisa-bisa dikembalikannya tahun depan.
Jalanan sepi, aku melajukan motorku untuk menyeberang. Namun, sepertinya kesialan kembali datang kepadaku karena tiba-tiba dari arah berlawanan datang seekor kucing yang hendak menyeberang. Larinya lurus, sedangkan aku sedikit berbelok. Demi menghindari kucing itu, aku membelok tiba-tiba, membuat roda depan tehrioku melindas kerikil sebesar kepalan tangan balita- yang sialnya berhasil membuatku oleng.
BRAK!
Begitu saja, lantas aku terjatuh dengan tidak elitnya di atas aspal dingin di pagi yang luar biasa ini. Aku tidak menyalahkan kucing putih-oren yang langsung kabur karena terkejut itu kok, tapi...
dasar kerikil biadab!
Baru sibuk menyumpah serapahi kerikil yang entah kenapa bisa berada di tengah jalan begini, aku tak sadar jika seseorang mendekat. Bahkan sudah berdiri di samping tehrio teknoku, mengulurkan tangan kanannya yang malah kubalas dengan tatapan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✔ ] ATÉLEIA
Novela Juvenil[ hwangshin ] Bukan soal badboy, badgirl, softboy, ataupun softgirl. Hanya tentang Hayden, Ryena, kecacatan, serta ketidaksempurnaan mereka. ❝We're different, totally different. Then, what's the similarity do we have? Imperfection? ❝Yes, imperfe...