4.

394 265 276
                                    

"Hai semua! Untuk anak-anak murid kelas 10, diharapkan untuk berkumpul kembali di aula sekolah." kata Mister Andreas dari speaker sekolah.

Perkataan Mister Andreas itu membuat anak-anak murid langsung bergegas pergi menuju ke aula.

"Mohon bergabung dengan kelompok kalian masing-masing ya." kata Mister Andreas.

Anak-anak murid pun langsung berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

"Oke, selamat untuk kelompok ungu dan kelompok hijau. Bagi kelompok yang tidak lolos, jangan berkecil hati ya." kata Mister Andreas.

"Karena sekarang hanya tersisa 2 kelompok, kita anggap ini sebagai babak final. Jadi kalian harus mencari harta karun yang sudah disembunyikan di sekolah ini. Kalian akan diberi beberapa petunjuk. Sekarang satu perwakilan murid dari kelompok kalian tolong maju ke depan." jelas Mister Andreas.

"Thalia, lo aja yang maju." ujar Nancy.

"Ah, kamu aja." ujar Thalia.

Salah satu murid dari kelompok hijau telah berjalan ke depan. Sedangkan kelompok mereka masih kebingungan memilih orang.

Di tengah diskusi untuk memilih orang, Louis tiba-tiba berjalan ke depan tanpa memberitahu kelompok nya.

"Eh woi Louis!!" seru Nancy.

"Udah, dia aja." ujar Thalia.

"Oke kalian berdua ambil salah satu kertas dari dalam kotak ini, dan buka kertasnya." kata Mister Andreas.

Louis dan perwakilan kelompok hijau pun membuka kertas nya.

Kertas louis bertulis 'Peta'.
Kertas kelompok hijau bertulis 'Petunjuk arah'.

"Oke. Sekarang kalian harus cari harta karun nya. Setelah kalian menemukannya, kalian buka dan hadiah untuk kalian ada di dalam. Kalian akan diberi waktu 2 jam. Apakah ada pertanyaan?" tanya Mister Andreas.

"Tidak!" seru beberapa anak murid.

"Oke. 2 jam akan dimulai dari sekarang!" seru Mister Andreas.

Kelompok hijau dan ungu langsung berlarian mencari harta karun nya.

"Ih masa peta nya kosong sih?! Ini mah kertas HVS biasa! Cacat nih! Peta apaan ini mah." keluh Nancy.

"Kayaknya ada alat buat baca peta nya deh." ujar salah satu murid dari kelompok mereka.

"Alat apa?" tanya murid lain dari kelompok mereka.

"Mungkin yang kira-kira bisa digunakan buat baca ini." jawab Thalia.

***

Kelompok ungu pun mencari-cari benda yang sekiranya dapat digunakan untuk membaca peta nya. Mereka mencari-cari di sela-sela pintu, dekat tempat sampah, dan tempat-tempat terpencil lainnya.

"Mungkin barang nya ada di lab?" tanya Thalia.

"Lab? Kenapa harus lab?" tanya salah satu murid dari kelompok mereka.

"Ya, coba aja cari disana." ujar Thalia.

Kelompok ungu pun langsung berlari menuju lab yang berada di lantai 3.

Sesampainya di lab, di atas meja tersedia invisible ink pen yang mempunyai senter di ujung pulpen nya untuk membaca tulisan nya. Mereka pun dengan cepat mengambil peta kosong mereka, dan menyorot senter pulpen itu ke arah peta nya. Seperti dugaan mereka, terlihat tulisan di peta tersebut.

Selamat, harta karun nya berada di aula tempat kalian berkumpul

Kalimat itu tertulis di peta tersebut membuat kelompok ungu berlari kembali ke aula.

Sesampainya di aula, mereka mencari-cari harta karun nya. Nancy menemukan harta karun nya yang terletak di bawah meja.

"Selamat untuk kelompok ungu!" seru Mister Andreas.

"Yay kita menang!" seru salah satu murid dari kelompok ungu.

"Eh buka harta karunnya." ujar Thalia.

Nancy pun membuka harta karunnya. Di dalam, berisi uang tunai sejumlah Rp200,000.

"Ayo bagi masing-masing 20 ribu." ujar Nancy seraya membagikan uang tunai tersebut ke masing-masing anggota.

"Lumayan nih buat uang jajan tambahan." ujar Thalia senang.

"Sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing ya." ujar Mister Andreas.

Murid-murid pun kembali ke dalam kelas, dan duduk di kursi masing-masing. Tidak lama, Miss Dewi masuk ke dalam kelas.

"Sebentar lagi bel. Sekarang kita berdoa dulu yuk." ajak Miss Dewi.

Miss Dewi pun memimpin doa.

Bel kembali berdering menandakan jam pulang.

"Yay akhirnya kita pulang!" seru James, salah satu murid di kelas 10F.

"Iya nih akhirnya!" disusul oleh murid lain.

Mereka semua pun pergi meninggalkan kelas, dan pulang ke rumah masing-masing.

Sesampainya di rumah, Thalia melepaskan sepatu nya, melempar tas sekolah nya, dan membuka kulkas untuk mencari cemilan.

Bagi yang gak ngerti sama cerita nya, bisa nanya aja ya. Nanti aku jawab kok. Tenang ^^
- Author -

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang