17.

211 119 146
                                    

Tetapi berbeda dengan biasanya, Ia tidak memimpikan apa-apa. Ia tidak memimpikan Chris sama sekali. Thalia pun kebingungan.

Ia terbangun pukul 5 pagi, lalu ia mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Thalia tampak lesu dan tidak bersemangat. Hal itu juga membuat Nadine dan Nancy bingung.

"Thalia. Kok kamu jadi lesu begini?" tanya Nadine.

"Ih ada apa sih, Thalia?" tanya Nancy.

"Aku gapapa kok." ujar Thalia.

"Gapapa apaan? Lo gak pernah lesu banget kayak gini. Biasanya lo semangat banget." kata Nancy.

Nadine pun mengangguk setuju atas perkataan Nancy.

"Aku beneran gapapa kok." ujar Thalia seraya berusaha untuk tersenyum.

Tiba-tiba bel sekolah berdering menandakan sekolah sudah dimulai. Seperti biasa, semua murid dari sekolah ini diminta untuk berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara bendera.

Setelah selesai upacara bendera, mereka kembali ke kelas masing-masing dan memulai pelajaran sesuai jadwal pelajaran mereka.

Jam pertama adalah pelajaran matematika. Tetapi, Mister Andreas belum memasuki kelas. Biasanya, Mister Andreas adalah guru yang paling rajin dan tepat waktu.

Sekitar 15 menit kemudian, Mister Andreas akhirnya memasuki kelas.

"Maaf mister telat. Mister tadi harus ngurusin anak baru." ujar Mister Andreas.

"Anak baru? Siapa mister?" tanya salah satu murid.

"Hmm... nanti kalian lihat saja. Dia akan menjadi murid baru di kelas kalian. Dia bakal masuk di tahun ajaran berikutnya." ujar Mister Andreas.

"Cowok atau cewek, mister?" tanya murid yang lain.

"Cowok." jawab Mister Andreas.

Seketika, ruangan kelas menjadi ramai dengan pembicaraan tentang murid baru tersebut.

"Udah, udah. Sekarang kita mulai pelajaran nya ya." ujar Mister Andreas.

Mereka pun memulai pelajaran nya seperti biasa.

"Wah, beneran ada anak baru nih?" tanya Nadine antusias.

"Aduh aku penasaran nih." ujar Thalia.

"Kalau dia lebih ganteng dari Louis, kamu pilih siapa?" tanya Nancy.

"Ya tetep Louis lah. Aku gak bakal nyia-nyiain 8 tahun ku." jawab Thalia.

Nancy dan Nadine pun tertawa.

***

Hari demi hari melesat cepat. Minggu berubah menjadi bulan. Lantas bulan demi bulan menjadi tahun. Tidak terasa, mereka sudah menginjak kelas 11 SMA.

"Hai, Thalia!" sapa Nadine.

"Oh, hai Nadine!" sapa Thalia balik seraya memeluk Nadine.

"Ah kangen banget sama kamu!" seru Nadine.

"Aku juga kangen!" seru Thalia seraya melepas pelukan nya.

"Gimana liburan mu?" tanya Nadine.

"Ya, biasa aja. Kamu gimana ke Korea?" tanya Thalia.

"Gak seru." jawab Nadine pendek.

"Lah? Kenapa?" tanya Thalia.

"Kurang lama disana." jawab Nadine.

Thalia pun tertawa.

"Eh, kalian asyik banget ngobrol nya. Ngobrolin apa?" tanya Nancy.

"Ada deh," goda Thalia.

"Ih," ucap Nancy.

Mereka pun tertawa.

"Hola gengs!" sapa Sarah. Dia lumayan dekat dengan mereka sejak tahun lalu.

"Oh hai!" sapa Thalia balik.

"Eh, tumben gak bareng pacar." goda Nancy.

"Tau tuh, pacar gue belum dateng. Lama banget emang itu orang." ujar Sarah kesal.

Tiba-tiba dari belakang, David mengagetkan Sarah. David adalah pacar Sarah.

"Hahaha, gak kaget." goda Sarah.

"Ih, kamu selalu deh. Kalau aku kagetin, gak pernah kaget." ujar David kesal.

"Gimana liburan kalian?" tanya Nadine.

"Seru banget. Tapi liburan nya kurang panjang nih. Mister Andreas pelit banget, kasih liburan nya bentar doang." keluh Sarah.

Tidak lama, bel berdering menandakan masuk sekolah.

Miss Dewi masuk ke dalam ruangan kelas.

"Selamat pagi, semua!" sapa Miss Dewi.

"Selamat pagi, Miss!" sapa satu kelas balik.

"Gimana liburan kalian?" tanya Miss Dewi.

"Seru banget miss." jawab salah satu murid.

"Apaan seru? Kurang lama libur nya." timpal murid yang lain.

"Hahaha, seru lah. Libur nya udah cukup. Nanti balik ke sekolah, udah lupa cara nulis. Gimana?" ujar Miss Dewi.

Seketika, ruangan kelas menjadi lengang.

"Jadi, seperti yang Mister Andreas bilang tahun lalu, bakal ada anak baru yang datang tahun ini." ujar Miss Dewi.

Ruangan kelas pun kembali ramai membicarakan anak baru.

Miss Dewi pun keluar dari kelas. Sekitar 5 menit kemudian, Miss Dewi masuk dengan sosok laki-laki dengan seragam sekolah mereka dan tas sekolah.

"Oke, tolong perkenalkan diri mu." ujar Miss Dewi.

"Hmm... Halo semua. Nama ku Chris Ariendra. Kalian bisa panggil aku Chris." ujar anak baru tersebut.

Thalia yang tadi tidak memperhatikan, tiba-tiba berdiri dari bangku nya dengan wajah terkejut.

"Chris?!" tanya Thalia.

Jadi sekarang gimana?
Menurut kalian, yang bakal jadi male lead nya siapa? Chris atau Louis?
- Author -

*Di chapter berikutnya, bakal dikasih tau terusan pesan Chris yang di mimpi

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang