46.

56 32 47
                                    

"Bukan." jawab Thalia.

"Hmm... Dia satu-satu nya pasien yang bernama Chris disini." ujar resepsionis itu.

"Oh gitu ya. Yaudah deh gapapa. Terima kasih ya. Tapi kalau boleh tau, sekarang tahun berapa ya?" tanya Thalia.

"Sekarang tahun 2029." jawab resepsionis itu.

"Oh begitu ya. Terima kasih." ujar Thalia.

MIMPI SELESAI

Thalia terbangun karena ada seorang pramugari yang sedang menanyakan Thalia apakah ia ingin memesan makanan atau tidak. Tetapi, Thalia menolak nya. Lantas kembali tertidur, karena ia masih merasa ngantuk.

MIMPI ☆

Ia terbangun di sebuah jalan. Ia tengah berjalan dengan Nadine yang sedang sibuk memainkan ponsel nya.

"Clarissa?" tanya Thalia memastikan.

Nadine yang tadi hanya sibuk memainkan ponsel nya pun menoleh ke arah Thalia. "Iya? Ada apa?"

"Gapapa." ucap Thalia.

"Hmm... Kita mau kemana? Aku lupa." ujar Thalia.

"Lah kita kan mau balik ke rumah." ujar Nadine.

"Oh iya hahaha aku lupa." ujar Thalia.

"Gimana cara nya kamu jadi dokter kalau kamu pelupa." ujar Nadine.

"Ih aku gak pelupa lho ya." ujar Thalia.

"Eleh." ucap Nadine.

Lalu, Nadine kembali sibuk memainkan ponsel nya.

Tiba-tiba ada seseorang yang berlari melewati Thalia dan Nadine, disusul oleh 3 orang. 3 orang tersebut berseragam polisi.

"Eh itu kenapa?" tanya Thalia.

"Palingan itu maling." jawab Nadine.

"Oh." ucap Thalia.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah apartemen. Apartemen tersebut tergolong apartemen yang lumayan mewah, seperti yang berada di drama-drama korea.

Mereka pun masuk ke dalam apartemen tersebut. Lalu berjalan menuju kamar mereka. Nadine memasukkan kunci ke dalam lubang kunci yang berada di bawah gagang pintu.

Kamar nya berukuran lumayan besar. Terdapar dapur, ruang tamu, ruang makan, 2 kamar tidur dengan kamar mandi yang berada di dalam kamar nya masing-masing.

"Eh yaampun, Sherly." ujar Nadine.

Thalia yang tadi sedang melihat-lihat apartemen nya pun menoleh ke arah Nadine. "Kenapa?"

"Kita lupa beli keju, susu, sama cokelat." jawab Nadine.

"Yah, jadi gimana?" tanya Thalia.

"Kamu beli sana. Aku siapin bahan-bahan yang lain dulu." ujar Nadine.

"Hmm... Emang kita mau masak apa?" tanya Thalia.

"Lah? Kan kita mau bikin dessert box." ujar Nadine.

"Oh iya ya. Oke deh. Aku pergi beli dulu deh." ujar Thalia.

"Hati-hati ya." ujar Nadine.

"Oke." ucap Thalia seraya mengambil tas belanja, dompet, dan ponsel nya.

Lantas Thalia keluar dari kamar nya, dan berjalan keluar dari apartemen. Ia tidak tau toko bahan makanan dekat sini. Sehingga ia memutuskan untuk bertanya kepada satpam yang menjaga apartemen.

Setelah bertanya, ia pun berjalan menuju toko bahan makanan, mengikuti petunjuk dari satpam tadi.

Sesampainya di toko, ia mengambil susu, keju, dan cokelat. Lalu membawa nya ke kasir.

Setelah selesai bertransaksi, ia memasukkan barang-barang belanjaan nya ke dalam tas belanja. Sekarang ini, plastik sudah tidak gratis sehingga pembeli diharuskan untuk membawa tas belanja sendiri.

Di perjalanan pulang, tiba-tiba ada pria yang menarik tas belanja Thalia dengan keras, membuat Thalia terjatuh ke aspal yang kasar.

"HEI!!" teriak Thalia.

Tetapi, pria tersebut sudah menghilang dari pandangan Thalia.

'Huh, ponsel sama dompet ku ada di dalem sana lagi.'  Thalia mengeluh dalam hati.

Tiba-tiba ada 3 orang berseragam polisi berlari melewati Thalia. Sepertinya, mereka berlari untuk menangkap pria tadi.

Tetapi ada salah satu orang yang berhenti berlari, sedangkan 2 orang yang lain masih berlari mencari pria tadi. Ia menghampiri Thalia yang masih terduduk di atas aspal.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya polisi tersebut.

Suara tersebut tidak terasa asing di telinga Thalia. Ia ingin melihat muka polisi tersebut, tetapi polisi tersebut memakai topi dan masker. Ditambah, disini sangat gelap sehingga Thalia tidak bisa melihat wajah polisi tersebut dengan jelas.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya polisi tersebut. Membuat lamunan Thalia buyar.

"Aku nggak apa-apa kok." jawab Thalia.

"Ayo berdiri. Aspal nya kotor." ujar polisi tersebut seraya mengulurkan tangan kanan nya untuk membantu Thalia berdiri.

Tanpa berpikir dua kali, Thalia menerima uluran nya. Lalu polisi tersebut menarik Thalia dengan pelan sehingga Thalia bisa berdiri.

"Kamu luka?" tanya polisi tersebut seraya sedikit berjongkok untuk melihat lutut Thalia. Terdapat sedikit lecetan di kedua lutut Thalia.

"Sedikit." jawab Thalia.

"Rumah mu dimana?" tanya polisi tersebut.

"Deket sini kok." jawab Thalia.

"Mau saya anterin?" tanya polisi tersebut.

"Gak usah. Lagipula, aku harus cari barang ku dulu. Tadi diambil sama pria yang barusan kabur." ujar Thalia.

"Huh tadi dia sempet ketangkep sama kita. Tapi dia kabur." ujar polisi tersebut.

"Oh gitu," ucap Thalia.

"Tapi sekarang pasti dia udah ketangkep kok." ujar polisi tersebut.

"Baguslah kalau begitu." ujar Thalia.

"Ayo ke kantor polisi dulu." ujar polisi tersebut.

Thalia pun mengangguk setuju.

Mereka pun berjalan menuju kantor polisi. Sesampainya di kantor polisi,

"Hmm... aku tunggu di luar aja deh." ujar Thalia.

"Nggak apa-apa nih?" tanya polisi tersebut.

"Nggak apa-apa kok." jawab Thalia.

Lantas polisi tersebut masuk ke dalam kantor polisi, sedangkan Thalia menunggu di luar kantor polisi. Tidak lama, polisi tersebut keluar dari kantor polisi dengan tas belanja Thalia, lalu ia menghampiri Thalia.

"Ini tas belanja kamu kan?" tanya polisi tersebut.

"Iya. Terima kasih banyak ya." ujar Thalia.

"Coba kamu cek dulu, ada yang hilang gak?" tanya polisi tersebut.

Thalia pun mengecek isi tas belanja nya. Tidak ada yang hilang.

"Gak ada kok. Lengkap semua." ujar Thalia.

"Oke lah kalau begitu." ujar polisi tersebut.

"Terima kasih banyak ya." ujar Thalia.

"Iya sama-sama." ucap polisi tersebut.

"Hmm... Nama kamu siapa ya?" tanya Thalia.

Tiba-tiba sebelum polisi tersebut menjawab pertanyaan Thalia, ada mobil dengan lampu mobil yang bersinar terang. Membuat wajah polisi tersebut terlihat sangat jelas.

Ternyata itu adalah Chris.

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang