35.

73 39 139
                                    

Sesampainya di depan rumah Thalia,

"Dah cepetan masuk." ujar Chris.

"Jaketnya?" tanya Thalia.

"Besok aja di sekolah." ujar Chris.

"Kamu gak mau masuk dulu?" tanya Thalia.

"Gak usah." ucap Chris.

"Yaudah, aku cuci dulu ya. Sana cepetan pulang." ujar Thalia. Lantas masuk ke dalam rumah.

Keesokan harinya di sekolah,

Thalia datang paling awal dari murid-murid lain. Alasan nya adalah karena ia ingin menaruh hoodie Chris di loker Chris.

"Eh Thalia. Tumben dateng jam segini." ujar David.

"Iya dong. Lagi rajin nih hehehe." ujar Thalia.

"Widih tumben seorang Thalia bisa rajin." ujar David.

"Heh aku selalu rajin lho ya!" seru Thalia.

"Eleh. Rajin darimana! Kerjain latihan aja, selalu minta jawaban sama Chris. Untung aja dia orang nya baik." ujar David.

"Ah berisik kamu!" seru Thalia.

Akhirnya beberapa menit kemudian, mereka memulai pelajaran seperti biasa. Tidak terasa, sudah waktu nya untuk pulang.

Tetapi Thalia tidak langsung pulang ke rumah, ia mampir sebentar ke perpustakaan dekat sekolah. Ia ingin meminjam buku disana.

"Permisi. Disini ada buku berjudul 'Sequoia' ?" tanya Thalia ke salah satu pekerja disana.

"Karya siapa ya?" tanya pekerja tersebut.

"Esquiare." jawab Thalia.

"Oh ada di rak 15." ujar pekerja tersebut.

"Oke. Terima kasih." ujar Thalia. Lantas berjalan menuju rak 15.

Ia pun mencari-cari buku 'Sequoia'. Ia menemukan nya, tetapi buku tersebut terletak di barisan yang tertinggi. Sehingga Thalia tidak bisa meraih buku tersebut.

Ia pun mencari kursi kecil untuk dinaiki. Setelah menemukan kursi kecil, ia menaiki kursi tersebut lalu mengambil buku tersebut.

"Eh, Thalia?" panggil seseorang dari sebelah nya.

Itu adalah Chris.

"Eh kamu kenapa disini?" tanya Thalia.

"Aku lagi nyari buku." jawab Chris.

"Oh," ucap Thalia seraya berusaha untuk turun dari kursi tersebut. Tetapi tiba-tiba kursi tersebut goyang membuat Thalia terjatuh.

Untungnya Thalia terjatuh ke arah Chris, sehingga Chris bisa menahan nya.

"Eh, maaf." ucap Thalia dengan malu.

"Gapapa." ucap Chris seraya melepaskan pegangan nya.

Jantung Thalia berdebar dengan sangat cepat. Ia yakin sekarang wajah nya berwarna merah padam.

"Eh muka mu kenapa?" tanya Chris.

"Hah? Ada apa di muka ku?" tanya Thalia.

"Merah banget kayak tomat." jawab Chris. Lantas terkekeh.

"Ihh apaan sih. Jangan sampai aku cubit lho." ujar Thalia kesal.

Tetapi Chris tetap tidak bisa menahan tawa nya. Lantas, Thalia mencubit pipi nya.

"Auch! Auch! Ampun emak! Ampun!!" seru Chris meringis kesakitan.

"Lagian ngajak ribut sih." ujar Thalia.

"Thalia. Lepasin!" seru Chris. Lantas memegang tangan Thalia. Membuat Thalia salah tingkah, lantas melepaskan cubitan nya.

"Huh aku harus cepet-cepet cari kelemahan mu. Bahaya lama kelamaan kalo begini terus." ujar Chris seraya memegang pipi nya.

"Coba aja cari." ujar Thalia.

"Diem ya." ujar Chris. Lantas mencubit pipi Thalia. Tetapi Thalia tidak meringis kesakitan sama sekali.

"Eh gak sakit?" tanya Chris.

"Sakit darimana?" tanya Thalia.

Bukan Chris yang tidak kuat untuk mencubit, tetapi ini karena Chris tidak tega mencubit perempuan mungil seperti Thalia.

"Beneran gak sakit?" tanya Chris.

"Gak sama sekali." jawab Thalia. Lantas mencubit tangan Chris.

"Auch Auch!! Woi lepasin woi!!" seru Chris.

"Kamu macem-macem sih sama aku." ujar Thalia.

"Iya deh ampun! Ampun!" seru Chris.

***

Keesokan harinya, mereka sekolah seperti biasa. Setelah selesai sekolah, Thalia mengajak Chris ke kantin sekolah.

"Tumben kamu ajak aku ke kantin." ujar Chris.

"Aku laper. Sini kutraktirin. Kamu mau apa?" tanya Thalia.

"Nasi uduk." jawab Chris seraya menunjuk stand nasi uduk.

Mereka pun berjalan menuju stand nasi uduk.

"Bu. Nasi uduk nya 2 ya." ujar Thalia.

"Oke." ucap Ibu penjual nasi uduk. Lantas memberi 2 piring nasi uduk ke Thalia.

"Total nya berapa, bu?" tanya Thalia.

"24 ribu." jawab Ibu penjual nasi uduk.

Thalia pun mengambil uang dari dompet nya, lalu memberikan nya kepada Ibu penjual nasi uduk.

"Sisa nya buat ibu aja." ujar Thalia.

"Wah, terima kasih banyak ya." ujar Ibu penjual nasi uduk.

Thalia pun tersenyum. Lalu duduk di salah satu bangku bersama Chris.

"Widih tumben gak pelit." ujar Chris.

"Cuih, dasar." ujar Thalia.

"Eh, Thalia." panggil Chris.

"Iya?" tanya Thalia.

"Aku suka sama kamu." ujar Chris.

"Eh? Ma..Maksudnya?" tanya Thalia gugup.

"Aku suka sama kamu." ujar Chris mengulangi kalimatnya.

'Sepertinya, aku harus benar-benar memberitahu perasaanku yang sesungguhnya."  batin Thalia.

"Se..sebenernya, aku juga suka sama kamu." ujar Thalia.

Bahkan, ia tidak percaya dia bisa mengatakan kalimat itu ke Chris.

"Oke." ucap Chris.

"Eh? Bentar aku jadi bingung." ujar Thalia.

"Berarti mulai hari ini kita pacaran." ujar Chris.

"Eh?" tanya Thalia terkejut.

"Berarti mulai hari ini kita pacaran, kan?" tanya Chris.

"I..Iya." jawab Thalia.

Thalia tidak bisa mengira bahwa ia akan kehilangan sahabat seperti Chris.
Thalia tidak mengira bahwa hubungan nya dengan Chris bisa sejauh ini.

Sorry ya, aku gk bisa bikin percakapan yang bagus buat nembak seseorang hahaha. Karena akunya gak pernah ditembak hehe. Pernah sih waktu itu dari 제노, tapi hmm itu  rahasia negara beb :)
eh btw, aku ada rencana ngerevisi wp aku yang sequoia, karena itu wp gagal banget beneran deh. kalian ada yang mau baca dari awal gak? aku takut kalian gak mau baca hiks

- Author -

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang