Ini mungkin adalah hal yang aneh untuk kalian. Tetapi berbeda dengan Thalia Aleeza, seorang murid yang baru menginjak kelas 10 SMA. Secara kebetulan, ia bersekolah dengan Louis Adelardo, sosok pria yang selalu ia kejar selama 8 tahun ini.
Tetapi pad...
"Gue cuman manfaatin dia. Mana mungkin dalam sekejap, gue jadi suka sama dia." ujar Louis.
Hal itu membuat Chris ingin menarik kerah baju Louis. Tetapi ia tahan karena ia tidak ingin menjadi tontonan orang-orang.
"Sekarang lo kesel kan?" tanya Louis.
Chris meremas jemari nya.
"Silahkan kasih tau ke dia kalau gue cuman manfaatin dia. Gue yakin dia gak bakal percaya sama lo." ujar Louis.
"Kalau dia percaya?" tanya Chris.
"Buktiin." jawab Louis.
"Aku bakal bikin dia percaya sama aku. Bukan sama orang kayak kamu." ujar Chris. Lantas beranjak berdiri, lalu pergi meninggalkan Louis.
***
Chris tidak langsung pulang ke rumah nya. Ia memutuskan untuk bertemu dengan Thalia di depan rumah nya.
Ia pun mengendarai sepeda nya menuju rumah Thalia. Sesampainya disana, ia melihat Thalia tengah bersender ke pagar rumah nya sambil menunggu kedatangan Chris.
Chris memarkir sepeda nya di depan rumah Thalia. Lantas berjalan menghampiri Thalia.
"Ada apa, Chris?" tanya Thalia.
"Hmm... Aku mau kasih tau kamu sesuatu." ujar Chris.
"Eh bentar-bentar, kita masuk dulu yuk. Udah mau hujan nih." ujar Thalia seraya melihat ke arah langit-langit yang mendung.
"Aduh jadi ngerepotin," ujar Chris.
"Ah, udah gak usah malu-malu. Masuk aja." ujar Thalia seraya menarik tangan kiri Chris.
"Thalia!" panggil seseorang.
Itu adalah Mama.
"Iya?" tanya Thalia.
"Cepetan kamu angkat jemuran nya! Udah mau hujan!" perintah Mama.
"Oke, Ma. Bentar!" seru Thalia.
"Kamu duduk disini dulu ya. Aku disuruh angkat jemuran nya. Jangan kemana-mana lho ya!" perintah Thalia seraya menunjuk sofa ruang tamu.
Chris pun tersenyum. Lalu mengangguk.
Lantas, Thalia berlari untuk mengangkat jemuran sebelum hujan turun.
Selagi Thalia mengangkat jemuran, Chris melihat-lihat isi rumah Thalia. Rumah Thalia lumayan luas dengan satu bingkai foto keluarga yang digantung.
"Eh? Kamu siapa?" tanya Mama kaget.
"Oh maaf Tante. Aku Chris, teman Thalia." jawab Chris seraya berdiri.
"Kapan kamu datang?" tanya Mama.
"Barusan, Tante." jawab Chris.
"Oh yaampun, kamu ganteng banget." ujar Mama.
Chris tersipu malu dan hanya tertawa kecil.
"Aduh kamu ngapain berdiri aja? Duduk sini." ujar Mama.
"Hah kecoak?! Mana?! Mana?!" tanya Mama ikut ketakutan.
"Itu! Itu! Itu!!! Aduh dia masuk, Ma!!!!" teriak Thalia. Lantas berdiri di atas sofa.
"Aduh, kamu!!! Papa belum pulang!! Mama juga takut kecoak!! Gimana sih kamu!!" teriak Mama. Lantas mengikuti anak nya berdiri di atas sofa.
"Sini, ada sapu sama pengki?" tanya Chris.
"Kamu berani, Chris?" tanya Thalia ketakutan.
Chris mengangguk.
"Sapu sama pengki nya ada di sana." ujar Thalia menunjuk ke arah samping kulkas.
Chris pun berjalan mengambil sapu dan pengki disana. Lalu mulai mengambil kecoak nya dengan sapu. Lantas ia buang ke selokan.
"Kecoak nya udah ku buang." ujar Chris seraya mengembalikan sapu dan pengki ke tempat semula.
Thalia dan Mama pun memberanikan diri untuk turun dari sofa nya.
"Yaampun. Makasih lho ya, Chris." ujar Mama. Lantas duduk kembali di sebelah Chris.
"Iya sama-sama, Tante." ucap Chris.
"Thalia. Kamu beresin kamar mu dulu deh. Berantakan banget kayak kapal pecah." ujar Mama.
"Sekarang?" tanya Thalia.
"Ya iyalah sekarang." jawab Mama.
"Ih, Ma. Aku kan mau ngobrol sama Chris dulu." ujar Thalia.
"Chris kan bisa sama Mama dulu. Ya kan, Chris?" tanya Mama.
"Iya. Beresin kamar mu aja dulu. Aku bisa ngobrol sama Tante." ujar Chris.
Thalia pun menghela napas nya. Lantas masuk ke kamar untuk membereskan kamar nya.
"Aduh Chris biskuit nya dimakan dong. Ini Mama sendiri lho yang buat." ujar Mama seraya membuka salah satu toples, mengambil biskuit, lalu menyuapkan nya kepada Chris.
"Eh gak usah, Tante." ujar Chris. Tetapi terlambat, Mama sudah memasukkan biskuit ke mulut Chris.
Chris pun dengan terpaksa memakan biskuit itu.
"Gimana? Enak gak?" tanya Mama.
"Enak banget, Tante." puji Chris seraya mengacungkan jempolnya. Padahal kenyataan nya, biskuit ini tidak enak. Bahkan yang biasanya biskuit berasa manis, ini malah pahit, sepertinya karena gosong.
"Hah? Beneran? Padahal Thalia, kakak nya, dan Papa nya bilang ini gak enak lho. Padahal lumayan aja tuh. Ya kan?" tanya Mama seraya mengambil biskuit, lalu menyuapkan nya ke Chris.
Chris berusaha untuk tersenyum lantas mengangguk. Lalu memakan biskuit yang Mama beri.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.