20.

174 88 100
                                    

Chris pun memasukkan buku tersebut ke dalam tas nya. Lalu pergi meninggalkan starbucks, dan berjalan menuju ke rumah nya.

Sesampainya di rumah, ia merasa penasaran dengan buku tersebut. Yang pasti, itu bukan miliknya.

Ia membuka halaman buku nya. Di halaman pertama, tertulis 'BUKU MIMPI MILIK THALIA ALEEZA'

Hal itu membuat nya mengetahui bahwa buku tersebut adalah milik Thalia. Ia mengingat kembali kejadian tadi di Starbucks. Sepertinya, buku nya tidak sengaja terjatuh saat Thalia lupa menutup tas nya.

Lalu, ia membaca satu per satu kalimat nya. Ia bingung. Kenapa ada nama nya di dalam buku milik Thalia. Bahkan, ia tidak pernah melihat Thalia.

Thalia tidak langsung pulang ke rumah. Ia hendak pergi ke taman sebentar setelah ia mendapatkan pesan dari Louis. Di pesan tersebut, Louis mengajak Thalia untuk ketemuan di taman.

Sesampainya di taman, Thalia duduk di salah satu bangku. Lalu, memainkan ponsel nya. Tidak lama, Louis datang menghampiri nya. Lalu, ia duduk di sebelah Thalia.

"Udah lama?" tanya Louis.

"Hmm... Enggak kok." jawab Thalia.

"Oh," ucap Louis

"Katanya, kamu abis dari Eropa ya?" tanya Thalia.

Louis mengangguk.

"Wah, keren banget dong. Pasti seru disana. Tapi, kenapa kamu tiba-tiba minta ketemuan disini? Ada apa?" tanya Thalia.

"Aku mau kasih tau sesuatu ke kamu." ujar Louis.

"Sesuatu gimana?" tanya Thalia penasaran.

"Aku suka sama kamu." ucap Louis.

Ucapan Louis tersebut membuat jantung Thalia berdetak dengan cepat. Pikiran Thalia penuh dengan pertanyaan.

"Kamu mau jadi pacar ku?" tanya Louis.

'Kenapa dia tiba-tiba jadi suka sama aku? Padahal dulu dia bilang kalau dia benci sama aku.' batin Thalia.

"Gimana?" tanya Louis.

"Aku mau." ucap Thalia.

Louis pun memeluk Thalia erat. Lalu berkata, "Makasih. Sekarang kamu udah jadi milikku."

Thalia pun tersenyum. Akhirnya setelah 8 tahun ia menunggu. Hari ini telah datang.

***

Keesokan harinya,

Thalia, Nadine, dan Nancy mengumpulkan tugas mereka yang telah mereka kerjakan kemarin. Mereka menghampiri Miss Monica yang tengah duduk mengecek beberapa tugas anak murid kelas lain.

"Miss Monica," panggil Nadine.

Miss Monica pun menoleh dan bertanya kembali, "Eh? Ada apa kalian kesini?"

"Ini tugas IPS kita." ujar Thalia seraya memberikan tugas IPS mereka.

"Kalian udah selesai?" tanya Miss Monica.

"Udah miss." jawab Nadine.

"Wah, kalian cepat banget. Kalian kelompok pertama yang ngumpulin loh. Miss kasih nilai tambahan deh buat kalian." ujar Miss Monica.

"Makasih miss." ucap mereka bertiga bersamaan.

Setelah itu, mereka keluar dari ruang guru. Lantas, berjalan menuju ke kelas.

"Untung kita sekelompok sama Chris." ujar Nancy.

"Iya. Kalau kita gak sekelompok sama dia, kita gak bakal dapet nilai tambahan." ujar Nadine.

"Kebanyakan dia yang kerjain. Gue bingung dia dapet jawaban darimana. Dia cepet banget nyari nya." ujar Nancy.

"Wajar lah. Dia sempet sekolah di QIS. Anak-anak yang sekolah disana kan jenius semua." ujar Thalia.

Nadine mengangguk setuju.

Sesampainya di ruangan kelas,

"Eh, gimana? Diterima?" tanya David.

Thalia mengangguk.

"Wah yes!" seru David senang.

"Kita malah dapet nilai tambahan gara-gara kumpul paling awal." ujar Thalia.

"Hah beneran?!" tanya David senang.

Thalia mengangguk. Lalu, David dengan semangat langsung berlari memberitahu Sarah dan Chris.

"Weh weh weh!" seru David semangat.

"Napa lo?" tanya Sarah bingung.

"Tugas kita keterima! Malah dapet nilai tambahan!" jawab David.

"Hah? Serius?" tanya Sarah.

Nadine pun mengangguk dan menjawab, "Beneran."

"Wihiii!!! Tumben Miss Monica baik!" seru Sarah.

Chris hanya tersenyum melihat kelakuan dua teman sebangkunya.

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang