5.

406 255 334
                                    

Keesokan harinya,

"Jadi sekarang, Miss udah siapin beberapa bahan dan alat untuk menghias kelas. Kalian bisa membuat jadwal pelajaran, daftar piket, dan lain-lain. Gunakan kreativitas kalian ya." kata Miss Dewi.

"Oke miss!" seru satu kelas serempak.

Miss Dewi pun meninggalkan kelas nya. Beberapa murid langsung maju ke meja guru untuk mengambil alat dan bahan nya, sisanya masih diam di tempat duduknya.

Thalia langsung berlari ke meja guru, disusul oleh beberapa anak murid termasuk Nadine dan Nancy.

"Eh, kita bikin jadwal pelajaran yuk!" ajak Thalia dengan semangat.

"Yuk!" seru murid-murid yang ada di sebelah Thalia.

Thalia langsung mengambil karton, spidol, dan gunting, dan duduk di lantai. Thalia dan beberapa murid pun bekerja sama membuat jadwal pelajaran.

"Woi yang lain bantuin juga dong!" seru Nancy.

Seruan Nancy membuat murid-murid yang tadi hanya duduk, langsung membantu termasuk Louis yang tadi hanya sibuk memainkan ponsel nya.

Pada saat Thalia ingin mengambil gunting, secara kebetulan, Louis juga ingin mengambil gunting. Jadi secara tidak sengaja, tangan Louis memegang tangan Thalia. Itu membuat pandangan satu kelas tertuju kepada Louis dan Thalia.

"Lo gak usah pegang-pegang gue!" bentak Louis.

Membuat Thalia langsung menyingkirkan tangan nya dari tangan Louis.

"Lo yang pegang dia duluan!" seru Nancy tidak terima sahabatnya dibentak.

"Siapa lo?!" seru Louis.

"Eh eh jangan berantem." kata Thalia mencoba untuk melerai.

"Gue sahabat dia. Lah seharusnya gue yang nanya lo siapa?!" seru Nancy.

"Udah udah jangan berantem lah." kata Nadine.

Nancy dan Louis pun menghentikan pertengkaran mereka.

Tidak terasa bel sekolah kembali berdering menandakan jam istirahat.

"Oke sekarang kalian makan dulu ya! Nanti dilanjutin lagi bikinnya." kata Miss Dewi.

"Oke miss!" seru satu kelas serempak.

Thalia, Nadine, dan Nancy pun berjalan menuju ke kantin. Thalia membeli Mi ayam, Nadine membeli bubur, dan Nancy membeli sate. Mereka pun menyantap makanan mereka sambil berbincang-bincang.

Setelah menghabiskan makanan nya, mereka kembali ke kelas dan melanjutkan menghias kelas.

Setelah berjam-jam mereka menghias kelas, bel sekolah berdering menandakan jam pulang, membuat anak-anak murid bergegas keluar dari kelas dengan wajah yang senang. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Besok, mereka akan mulai belajar.

***

Keesokan harinya,

"Selamat pagi semua!" sapa Miss Dewi.

"Selamat pagi Miss!" sapa satu kelas balik.

"Sekarang kita atur tempat duduk dulu ya. Miss bakal pilihin tempat duduk kalian." kata Miss Dewi.

Miss Dewi mengambil spidol papan tulis dari kotak pensil nya, dan mulai menyusun tempat duduk.

Thalia duduk dengan Nadine dan Nancy. Sedangkan Louis duduk tepat di depan Thalia dengan 2 murid lain.

"Wah gila kita duduk bertiga!!" seru Nancy senang.

"Iya nih!!" seru Thalia.

"Yayy!!" seru Nadine.

"Sekarang kalian duduk di posisi yang sudah miss tulis ya." kata Miss Dewi.

Murid-murid kelas 10F pun mulai bergegas membereskan barang-barang mereka, dan pindah ke tempat duduk yang telah diatur oleh Miss Dewi.

"Oke, pelajaran pertama apa ya?" tanya Miss Dewi.

"Olahraga miss." jawab salah satu anak murid.

"Oke sekarang kalian ganti baju dulu ya, lalu kalian pergi ke lapangan olahraga. Guru Olahraga kalian sudah nunggu di lapangan." kata Miss Dewi.

Anak-anak murid kelas 10F pun pergi ke kamar mandi untuk mengganti seragam mereka menjadi baju olahraga. Lalu, berkumpul di lapangan olahraga.

Tidak lama, Mister Ezra, guru olahraga di sekolah mereka, datang. Kedatangan Mister Ezra membuat anak-anak murid langsung berbaris dengan rapi. Mister Ezra adalah guru yang paling disukai oleh anak-anak murid apalagi perempuan. Selain tampan, Mister Ezra juga baik, humoris, dan perhatian.

"Selamat pagi semua!" sapa Mister Ezra.

"Pagi!" sapa satu kelas.

"Oke. Mungkin beberapa dari kalian sudah pernah dengar nama saya. Iya betul, saya adalah Mister Ezra, guru yang paling ganteng itu loh." kata Mister Ezra.

Perkataan Mister Ezra membuat satu kelas tertawa.

Mister Ezra meminta mereka untuk melakukan pemanasan sebelum memulai olahraga.
Setelah melakukan pemanasan,

"Sekarang kalian satu per satu coba shoot bola basket ya." kata Mister Ezra.

"Mister. Kenapa perempuan nya gak main lompat tali aja?" tanya salah satu perempuan tidak setuju dengan keputusan Mister Ezra.

"Perempuan-perempuan nya mau main lompat tali aja?" tanya Mister Ezra.

"Mau!" jawab perempuan-perempuan kelas 10F.

"Yaudah kalian main lompat tali. Laki-laki nya main basket ya." kata Mister Ezra.

Nancy pun mengambil lompat talinya. Perempuan-perempuan kelas 10F dengan bergiliran memainkan lompat tali. Setelah semua perempuan mendapatkan giliran,

"Thalia gak mau main?" tanya Nadine.

"Ah gak usah hahaha." jawab Thalia.

"Coba dulu sini." ujar Nadine seraya menarik tangan Thalia.

"Hmm... Aku gak bisa main lompat tali." ujar Thalia.

"Coba aja dulu. Jadi pokoknya kalo udah ada suara tali nya nyentuh tanah, kamu harus langsung lompat." ujar Nancy.

"Hmm... oke." ucap Thalia seraya mengambil lompat tali.

Thalia pun mencoba memainkan lompat tali nya. Thalia langsung berhasil di percobaan pertama.

"Wah gila Thalia! Kamu bohong ya, kalau kamu gak bisa?" tanya Nadine.

"Thalia keren!!!" seru Nancy kagum.

Akhirnya Thalia berhenti memainkan lompat talinya.

"Gila kok aku bisa ya?" tanya Thalia pada diri sendiri.

"Yay!! Akhirnya aku bisa main lompat tali!!" seru Thalia senang.

Karena terlalu senang, ia tidak sadar bahwa ada bola basket tepat di hadapan nya. Ia pun kaget dan refleks menutup mata nya. Untungnya ada seseorang yang dengan cepat melindungi Thalia dengan memeluknya.

Perlahan-lahan, Thalia membuka matanya untuk melihat siapa yang melindungi nya. Dan ternyata itu adalah Louis.

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang