Semua mata tertuju kepada Thalia.
Chris tampak kebingungan.
"Kalian saling kenal?" tanya Miss Dewi.
Thalia tidak menjawab pertanyaan Miss Dewi. Ia hanya bisa menatap Chris lamat-lamat.
Chris pun menoleh ke arah Miss Dewi dan menjawab, "Gak miss. Aku gak pernah lihat dia sebelumnya."
"Oh begitu." ucap Miss Dewi mengerti.
"Thalia, duduk." bisik Nadine seraya menarik tangan Thalia.
Thalia pun terduduk dengan wajah kebingungan dan sedih, karena teringat kembali tentang Chris. Selama setahun ini, ia sudah berusaha untuk melupakan Chris.
"Hmm... Chris duduk sama David dan Sarah ya." perintah Miss Dewi seraya menunjuk ke arah bangku kosong di sebelah David.
Chris pun mengangguk dan tersenyum. Lalu, ia duduk di sebelah David. Kebetulan, bangku David berada di depan Thalia.
"Hai!" sapa David ramah.
"Oh, hai." sapa Chris balik seraya mengambil buku dan kotak pensil nya.
"Hmm... Ayo temenan!" seru David.
"Ah, boleh nih?" tanya Chris.
"Kenapa gak boleh?" tanya David.
"Takutnya gimana gimana." ujar Chris.
"Gapapa kok." ucap David.
"Makasih ya." ucap Chris.
David pun membalas nya dengan tersenyum.
Mereka melanjutkan pelajaran mereka seperti biasa. Tidak terasa, kini sudah jam istirahat pertama. Murid-murid pun langsung berlarian keluar kelas dengan wajah yang senang.
Thalia, Nadine, dan Nancy juga pergi ke kantin untuk jajan.
Di jalan menuju ke kantin, Thalia berpapasan dengan Chris. Hal itu membuat mata Thalia terkunci pada Chris.
"Hmm... Nadine, Nancy. Kalian duluan ke kantin ya. Nanti aku nyusul." ujar Thalia.
"Hmm... okay?" ucap Nancy bingung.
Thalia pun langsung berlari menghampiri Chris.
"Emang tadi ada Louis?" tanya Nadine.
"Gue gak lihat ada Louis. Louis kan bolos hari ini, katanya dia masih liburan." ujar Nancy.
"Makanya." ucap Nadine.
Thalia berlari menghampiri Chris.
"Chris!" panggil Thalia.
Chris pun menoleh ke arah Thalia.
"Iya?" tanya Chris.
"Kamu beneran gak kenal aku?" tanya Thalia.
Chris hanya menggeleng.
Thalia pun menarik tangan Chris menuju ke ruangan kelas mereka. Di ruangan kelas, kosong. Tidak ada siapa-siapa.
Thalia mengambil kuas yang Chris gunakan untuk melukis bersama Thalia.
"Kamu inget ini?" tanya Thalia seraya menunjukkan kuas nya ke Chris.
Chris kembali menggeleng.
Thalia pun menghela nafas nya, lalu pergi meninggalkan ruangan kelas.
Sepertinya dia mengetahui isi pesan terakhir dari Chris.
Orang yang meninggal di dunia mimpi, akan melupakan semua kejadian di mimpi nya.
***
Sekarang adalah pelajaran IPS. Miss Monica, guru IPS mereka, masuk ke dalam ruangan kelas.
"Hari ini, miss bakal bikin kelompok untuk kalian. Kelompok nya itu sesuai tempat duduk kalian ya. Setiap kelompok ada 6 murid. Jadi, Thalia, Nancy, dan Nadine sekelompok dengan Sarah, David, dan Chris. Lalu-" jelas Miss Monica.
"Wah, kita sekelompok!" seru Sarah seraya menepuk pundak Thalia.
"Yess! Tumben Miss Monica bisa ngerti pikiran kita." ujar Nadine.
"Hahaha iya," ucap Thalia.
"Eh Chris, jadi ini Thalia. Ini Nancy. Lalu, ini Nadine." jelas David memperkenalkan mereka.
"Oh, hai. Salam kenal." ucap Chris.
"Chris. Kamu beneran gak inget aku?" tanya Thalia memastikan.
Chris menggeleng.
"Ah, Thalia! Mungkin mata lo salah kali." ujar Sarah.
"Kamu kan gak bisa inget muka orang." ujar Nadine.
"Mungkin lo ketemu doppelgänger nya Chris kali." ujar Nancy.
"Dasar, kebanyakan nonton film lo." ujar David.
"Heh, doppelgänger kan bisa aja ada." ujar Nancy tidak mau kalah.
"Semuanya! Kalian kerjakan halaman 5 sampai 21. Kumpul besok lusa." jelas Miss Monica.
"Eh dasar emang itu guru! Kagak ngira-ngira kasih tugas." bisik Nancy.
"Tau tuh," bisik Thalia.
"Kita kerjain nya harus cepet." ujar David.
"Kalian bertiga kerjain nomor 1 sampai 10. Kita kerjain nomor 11 sampai 20." jelas Sarah menunjuk Thalia, Nadine, dan Nancy.
"Oke." ucap Thalia mengerti.
Mereka pun mengerjakan soal-soal dengan serius, agar cepat selesai.
Tidak lama, bel berdering menandakan pelajaran IPS telah usai.
"Kalian jadikan PR ya. Ingat besok lusa dikumpul." jelas Miss Monica.
"Oke miss." ucap satu kelas dengan lesu.
"Parah banget itu guru. Soal nya susah banget. Gak ada di buku dong. Baru aja kita kerjain 5 nomor. Susah banget nyari nya." keluh Nancy.
Thalia pun mengangguk.
"Aku udah selesaiin 10 nomor yang lain." kata Chris.
Perkataan Chris membuat mereka semua terkejut.
"Hah? Maksudnya 10 nomor yang lain?" tanya David.
Chris pun menunjukkan jawaban yang telah ia tulis dan berkata, "Aku udah isi 10 nomor yang belum ketemu."
"Kamu dapet darimana?" tanya Nadine kagum.
"Hmm... aku pake logika." ujar Chris.
"Wah gila." ucap Sarah kagum.
"Sebelumnya lo sekolah dimana?" tanya Nancy penasaran.
"Hmm... aku sekolah di QIS." ujar Chris.
"QIS? Maksudmu, Queen International School itu?" tanya Sarah.
Chris pun mengangguk.
"Hah? QIS? Yang bener aja! Itu kan sekolah mahal." ujar David.
"Kenapa kamu pindah kesini?" tanya Thalia.
"Hmm... aku merasa gak cocok disana. Lagipula sekolah ini juga bagus. Sekolah ini kan sekolah terbaik ke2 di provinsi ini." ujar Chris.
"Hmm... iya juga sih." ujar David.
"Kalau kayak gini mah, kamu bisa kuliah di Oxford atau Harvard! Gila aja kamu!" seru Nadine.
"Wah gila! Gue temenan sama mantan murid QIS!!!" seru Nancy.
Selamat kepada lia_lioo!
Udah berhasil nebak dengan sangat benar wkwkwk uwu~Sekarang tinggal nebak siapa male lead nya yaa wkwkwk
- Author -
KAMU SEDANG MEMBACA
Some reasons ✅
Любовные романыIni mungkin adalah hal yang aneh untuk kalian. Tetapi berbeda dengan Thalia Aleeza, seorang murid yang baru menginjak kelas 10 SMA. Secara kebetulan, ia bersekolah dengan Louis Adelardo, sosok pria yang selalu ia kejar selama 8 tahun ini. Tetapi pad...