"Kamu mau masak apa?" tanya Chris.
"Hmm... Indomie goreng?" tanya Thalia.
"Yaelah. Itu mah aku juga bisa masak sendiri." ujar Chris.
"Ih, Indomie yang aku bikin rasa nya lebih enak tau." ujar Thalia.
"Beneran? Coba bikin." ujar Chris.
"Oke." ucap Thalia. Lantas mengambil indomie goreng di laci, lalu ia mulai memasak nya.
Sedangkan, Chris berdiri di belakang Thalia sambil melihat Thalia masak.
Beberapa menit kemudian, indomie nya sudah selesai dimasak.
"Nih, udah jadi." ujar Thalia seraya memberi satu piring indomie goreng ke Chris.
"Wih," ucap Chris dengan semangat. Lalu ia langsung duduk di kursi, dan menyantap indomie goreng nya.
Tiba-tiba mata Thalia membelalak kaget melihat pergelangan kaki Chris yang berdarah. "Eh bentar, kaki mu kenapa?"
"Hmm... Tadi jatuh." jawab Chris santai.
"Ih kenapa gak kasih tau?" tanya Thalia mengerutkan kening. Lantas, ia langsung mengambil obat merah, kapas luka, dan perban. Lalu, ia menarik tangan Chris ke sofa ruang tamu.
"Eh, indomie nya gimana?" tanya Chris.
"Kamu lebih mentingin indomie daripada luka mu sendiri?" tanya Thalia kesal.
Chris pun tersenyum. "Aku gak mau sia-siain indomie yang rasanya lebih enak dari indomie biasa."
Thalia pun berdecak. "Yaudah, ambil piring nya. Kamu makan selagi aku obatin luka mu."
"Oke." ucap Chris. Lantas, ia segera mengambil piring berisi indomie. Lalu ia duduk di sofa, dan menyantap indomie nya.
Thalia duduk di lantai, lalu mulai mengobati luka Chris.
"Gimana? Enak?" tanya Thalia seraya menuangkan obat merah ke kapas luka, lalu ia menekan luka Chris dengan lembut dengan kapas luka yang sudah dituangkan obat merah.
"Biasa aja sih. Gak ada beda nya, bahkan aku lebih suka indomie biasa." ujar Chris.
Lantas Thalia menekan luka nya dengan lebih kasar. Membuat Chris meringis kesakitan.
"Iya, iya deh. Lebih enak indomie yang ini." ujar Chris.
Thalia melanjutkan mengobati luka Chris, lalu diakhiri dengan menutup lukanya dengan perban.
"Makasih." ucap Chris.
"Sama-sama." ucap Thalia.
Thalia pun berdiri, lalu mengembalikan obat merah, perban, dan kapas luka ke tempat semula.
MIMPI SELESAI ☆
Thalia terbangun karena ada pengumuman bahwa pesawat akan segera mendarat, sehingga para penumpang diminta untuk duduk dan memasang sabuk pengaman.
Setelah pesawat mendarat dengan sempurna dan para penumpang diperbolehkan untuk meninggalkan pesawat, para penumpang langsung membereskan barang-barang mereka. Lalu mulai meninggalkan pesawat.
1 jam lagi, para penumpang diperbolehkan untuk memasuki pesawat menuju Jerman, tepatnya kota Berlin.
Sambil menunggu, Thalia berjalan-jalan untuk membeli makanan ringan untuk ia makan di dalam pesawat.
Ia juga menelepon Chris. Mereka berjanji ingin tidur di waktu yang sama nanti.
1 jam kemudian,
Thalia sudah berada di dalam pesawat. Ia menonton drama-korea sambil menyantap makanan ringan yang tadi ia beli di bandara.
Sesuai perjanjian yang Thalia dan Chris buat satu jam yang lalu, akhirnya Thalia memutuskan untuk tidur.
MIMPI ☆
Thalia terbangun di dalam apartemen nya bersama Chris.
Chris tengah duduk di kursi piano sambil memainkan piano tersebut. Sedangkan Thalia berdiri di belakang nya.
"Kamu baru tidur?" tanya Chris tiba-tiba, tanpa menoleh ke arah Thalia.
"Iya." jawab Thalia.
Lalu suasana hening, hanya tersisa suara alunan piano.
"Sejak kapan kamu bisa main piano?" tanya Thalia.
"Sejak Indonesia belum merdeka." jawab Chris asal.
"Ih, jawab yang bener." ujar Thalia seraya menjewer telinga kiri Chris. Membuat Chris meringis kesakitan.
"Dari dulu aku emang bisa main piano." ujar Chris.
"Kok aku baru tau?" tanya Thalia.
"Ya jangan tanya aku lah." ujar Chris.
Thalia menghembuskan napas nya.
"Coba kamu main piano." ujar Chris. Ia berhenti memainkan piano nya, lalu berdiri.
"Aku gak bisa main piano. Aku aja gak tau 'do' nya dimana." ujar Thalia.
"Duduk aja dulu." ujar Chris.
Thalia pun akhirnya duduk di kursi piano.
"Taruh jari mu di atas piano nya." perintah Chris.
Thalia pun menuruti perintah Chris. Ia meletakkan jari-jari nya di atas tuts-tuts piano nya.
Lalu tiba-tiba dari belakang, Chris meletakkan jari-jari nya di atas jari-jari Thalia. Lalu Chris membantu Thalia untuk bermain piano.
Jantung Thalia berdetak dengan sangat cepat. Ia yakin pasti muka nya sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some reasons ✅
RomanceIni mungkin adalah hal yang aneh untuk kalian. Tetapi berbeda dengan Thalia Aleeza, seorang murid yang baru menginjak kelas 10 SMA. Secara kebetulan, ia bersekolah dengan Louis Adelardo, sosok pria yang selalu ia kejar selama 8 tahun ini. Tetapi pad...