25.

133 71 82
                                    

Pagi hari nya,

"Thalia." panggil Papa.

"Iya, Pa?" tanya Thalia.

"Kamu mau dianter Papa atau sendiri?" tanya Papa.

"Aku bareng Papa aja." jawab Thalia seraya mengikat tali sepatu nya.

"Oke deh. Ma! Papa sama Thalia berangkat dulu ya!" seru Papa.

"Oke, Pa! Hati-hati!" seru Mama dari dapur. Mama sedang mencuci piring di dapur.

Thalia pun masuk ke dalam mobil. Lantas, berangkat menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, ia tidak langsung pergi ke kelas, melainkan pergi ke kantin terlebih dahulu. Di kantin, sepi. Beberapa ibu kantin menyiapkan makanan dagangan nya.

Thalia menghampiri ibu yang menjual minuman, membuka kulkas nya, lantas mengambil 7 botol es teh susu.

"Bu, aku beli ini ya." ujar Thalia.

Ibu penjual minuman tersebut mengangguk lalu berkata, "35 ribu ya."

"Oke, ini uang nya." ujar Thalia seraya memberi uang 35 ribu pas.

"Oke, makasih ya." ujar Ibu penjual minuman tersebut.

Thalia pun membalasnya dengan tersenyum. Lantas berjalan menuju kelas nya.

"Widih. Thalia bawa es teh susu nih." ujar Nancy.

"Hahaha bagi dong, Thalia." ujar Nadine.

Thalia pun terkekeh. Lantas memberi botol es teh susu ke Nancy dan Nadine.

"Wah, masih dingin! Makasih, Thalia!" seru Nadine seraya membuka tutup botol es teh susu tersebut.

"Makasih, Thalia ku tercuintah!!" seru Nancy.

"Hahaha, berlebihan banget kamu!" seru Thalia.

"Hehehe," ucap Nancy.

"Sarah, David. Ini buat kalian." ujar Thalia.

"Wah, tumben seorang Thalia bisa baik." ujar David.

"Apaan! Aku selalu baik lho ya!" seru Thalia.

"Makasih, Thalia!!" seru Sarah senang.

"Siap!" seru Thalia.

"Chris, ini buat mu." ujar Thalia seraya menyodorkan botol es teh susu ke arah Chris.

"Makasih." ucap Chris.

Lalu, Thalia berjalan ke arah bangku Louis.

"Nih, buat kamu." ujar Thalia seraya menyodorkan botol es teh susu ke arah Louis.

"Makasih, Thalia." ucap Louis.

Thalia pun langsung berjalan kembali ke bangku nya. Tetapi Louis menahan tangan Thalia.

"Eh, kenapa?" tanya Thalia.

"Kenapa kamu tadi gak ada di rumah?" tanya Louis.

"Nanti aja kalau kamu mau anterin aku. Tadi aku berangkat sama Papa. Udah lama, Papa gak anterin aku sekolah." ujar Thalia.

"Oh," ucap Louis pendek.

Thalia pun melepaskan tangan Louis yang menahan tangan nya. Lantas berjalan menuju bangku nya.

***

Jam pulang,

"Thalia." panggil Louis.

Thalia pun menoleh ke arah Louis.

"Kalo udah mau pulang, masuk mobil aja ya." ujar Louis.

Thalia pun tersenyum. Lantas mengangguk. Ia telah melupakan kejadian kemarin.

"Uhuy! Dianterin sama pacar nya nih ya." goda Nancy.

"Waduh Nancy, kita doang yang masih jomblo nih." ujar Nadine.

"Iya nih. Kita gak laku." ujar Nancy.

"Ih apaan sih kalian hahaha," ujar Thalia.

"Yaudah, sana masuk ke mobil. Si pangeran udah nungguin tuh." goda Nadine.

"Seharusnya kalian pake kereta kuda nya Cinderella aja. Kalau pake mobil, terlalu mainstream. Gak seru." goda Nancy.

"Aduh terserah kalian lah. Aku duluan ya." ujar Thalia.

"Oke! Selamat berhepi hepi!" seru Nadine seraya melambaikan tangan nya ke arah Thalia.

"Zai jian! " seru Nancy.

Thalia pun tertawa. Lantas masuk ke dalam mobil Louis.

"Udah selesai ngobrol nya?" tanya Louis.

Thalia mengangguk. Lalu, Louis mulai mengendarai mobil nya.

Sesampainya di rumah Thalia, mereka berpamitan. Lantas, Thalia masuk ke dalam rumah.

"Thalia." panggil Mama yang tengah duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.

"Iya, Ma?" tanya Thalia seraya melepaskan tas sekolah nya.

"Kamu kok jadi jarang bawa sepeda lagi?" tanya Mama.

"Hmm... Aku lagi pengen jalan kaki aja. Lumayan kan olahraga." jawab Thalia dengan jawaban yang dikarang oleh nya.

"Tapi kamu cepet banget jalan kaki dari sekolah sampai ke rumah. Gak sampai 10 menit, kamu jalan kaki." ujar Mama.

"Aku lari, Ma. Hahaha," ujar Thalia seraya duduk di sebelah Mama.

"Kamu gak keringetan tuh." ujar Mama.

"Aku lari nya gak kenceng-kenceng banget." ujar Thalia.

"Udah, jujur aja ke Mama. Jawaban mu dari tadi gak ada yang masuk akal. Bentar lagi, kamu bakal bilang kalau kamu naik UFO gitu ke sini?" tanya Mama.

Mama emang merupakan sosok yang susah untuk dibohongi. Ditambah, Thalia yang benar-benar payah dalam berbohong.

"Sebenernya aku punya pacar, Ma. Dia yang anterin aku setiap hari." ujar Thalia dengan kepala yang sedikit tertunduk. Tidak berani melihat ekspresi Mama.

"Pacar? Kamu beneran pacaran?" tanya Mama.

Thalia mengangguk.

"Kamu gak bakal teriak kalau ini adalah semacam prank kan? Atau tiba-tiba kamu ngerekam Mama diam-diam untuk dimasukkan ke Youtube ?" tanya Mama tidak percaya.

"Gak Ma. Ini beneran." jawab Thalia.

Aku habis bikin video di youtube. Ditonton ya~ Like dan comment juga oke oke?

Maaf kalau ada yang salah atau jelek, karena ini video pertama. Di video selanjutnya, aku usahain buat edit lebih bagus ^^
- Author-

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang