6.

323 217 93
                                    

"Louis. Kamu nggak apa-apa?" tanya Thalia khawatir.

"Nggak apa-apa." jawab Louis singkat.

Louis pun langsung melepaskan pelukan nya,  mengambil bola basket nya, lalu pergi bermain kembali dengan teman-teman nya.

"Ekhem ekhem," goda Nadine.

"Uhuy! Ciee!!" seru Nancy.

Bel kembali berdering menandakan pelajaran olahraga telah berakhir, membuat kelas 10F langsung pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju olahraga menjadi seragam sekolah. Setelah itu, mereka kembali ke kelas mereka.

Sambil menunggu kedatangan guru bidang studi selanjutnya, mereka berbincang-bincang. Mereka melanjutkan pelajaran hari ini, dan pulang.

"Eh duluan ya!" pamit Thalia.

"Iya. Kamu naik sepeda?" tanya Nadine.

"Iya. Rumahku deket soalnya." jawab Thalia.

"Oh gitu. Oke deh, hati-hati ya Thalia!" seru Nadine.

Nancy sudah duluan pulang, karena dia dijemput nya cepat.

Thalia pun mengendarai sepeda nya ke rumah. Sesampainya di rumah,

Thalia melepaskan sepatu sekolah hitam nya dan menaruh nya di rak sepatu. Lalu ia melempar tas sekolahnya ke sofa, dan langsung berjalan menuju ke dapur untuk mencari makanan. Ia membuka tudung saji dan ternyata di dalamnya ada nasi goreng sisa. Ia pun langsung mengambil piring dan sendok. Lalu menyantap nasi goreng itu dengan lahap.

"Eh Thalia udah pulang?" tanya Mama sambil membawa keranjang penuh dengan baju kotor untuk dicuci.

"Udah, Ma." jawab Thalia sambil menyantap nasi goreng nya.

"Gimana tadi sekolah nya?" tanya Mama sambil menaruh keranjang baju itu di samping mesin cuci.

"Biasa aja." jawab Thalia.

"Kamu ada PR?" tanya Mama.

"Gak ada. Kenapa emangnya, Ma?" tanya Thalia.

"Baguslah. Abis makan, kamu ganti baju. Terus kamu masukin baju-baju ini ke mesin cuci ya. Terus tolong pergi ke warung, beli tepung terigu sama lada. Mama mau masak ikan goreng tepung buat makan malam. Cepetan ya." perintah Mama.

"Hmm... yaudah deh." jawab Thalia.

Sebenarnya, Thalia bisa saja menolak perintah mama. Tapi, Thalia juga ingin membeli Chitato di warung untuk cemilan.

Jadi ia segera mengganti baju nya. Lalu ia memasukkan baju-baju kotor nya ke dalam mesin cuci seperti perintah mama nya. Setelah itu, ia mengambil dompet dan ponsel nya. Lalu segera menaiki sepeda nya menuju warung.

Warung itu tidak terlalu luas, tetapi lengkap dan murah.

"Bu, ada lada sama tepung terigu gak ya?" tanya Thalia kepada penjualnya.

"Eh si neng. Bentar ya, ibu ambilin dulu." kata Ibu penjualnya.

Karena sering mampir ke warung itu, Penjual nya dan Thalia sudah saling mengenal. Thalia memanggil penjual itu 'Ibu Dian'.

Tidak lama, Ibu Dian datang sambil membawa lada dan tepung terigu.

"Ada lagi?" tanya Ibu Dian.

"Hmm... Chitato deh 1 yang rasa barbeque." kata Thalia.

Ibu Dian pun mengambil chitato. Lalu ia mengumpulkan semua pesanan Thalia di meja kasir.

"Total nya 18 ribu ya." kata Ibu Dian seraya memasukkan pesanan Thalia ke dalam kantong plastik.

Thalia pun mengambil dompet dari kantong nya. Lalu memberikan uang 20rb kepada Ibu Dian.

"Kembalian nya buat Ibu aja ya." kata Thalia seraya mengambil plastik berisi pesanan nya.

"Aduh makasih ya, neng." kata Bu Dian.

Thalia membalas nya dengan senyuman. Lalu ia menggantungkan plastik nya di gagang sepedanya. Lalu balik ke rumah.

Saat Thalia sedang mengendarai sepeda nya, tiba-tiba ia melihat ada sosok laki-laki yang sedang berjalan kaki sambil memakai earphone. Karena mata nya tiba-tiba terkunci oleh laki-laki tersebut, secara tidak sadar, ia terjatuh dari sepeda nya.

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang