9.

316 204 147
                                    

"Eh aku ke toilet dulu ya. Kebelet nih." ujar Thalia.

"Yaudah sana. Jangan ngompol loh!" seru Nadine.

Thalia pun segera meminta izin kepada Mister Ezra untuk pergi ke toilet. Setelah mendapatkan izin, ia langsung pergi ke kelas. Sebenarnya dia tidak ingin ke toilet, dia ingin mencari Chris.

Ia pun mengintip kelas mereka lewat kaca. Seperti dugaan nya, Chris sedang duduk di dalam kelas sambil menggambar.

Thalia pun masuk ke dalam kelas, membuat Chris menoleh lalu kembali menggambar. Thalia pun duduk di bangku nya. Mata nya kembali terkunci pada Chris. Lalu Thalia duduk di bangku yang berada tepat di sebelah bangku Chris.

"Hai!" sapa Thalia ramah.

Sapaan itu membuat Chris menoleh, lalu kembali menggambar.

"Eh, Kamu gak bisa ngomong?" tanya Thalia.

Pertanyaan Thalia pun tidak dihiraukan oleh Chris yang tengah fokus menggambar. Thalia pun mengintip ke arah gambaran nya. Ternyata, Chris sedang menggambar taman. Tetapi yang membuat Thalia terkejut adalah gambaran dia benar-benar bagus. Bahkan di atas level seorang pelukis.

"Wah, gambaran mu bagus banget!" puji Thalia.

"Makasih." ucap Chris pelan.

"Kamu baru aja ngomong?" tanya Thalia kaget.

"Iya." jawab Chris pelan.

"Oh berarti kamu harus dipuji dulu ya, baru mau ngomong." kata Thalia.

Thalia pun melihat-lihat barang-barang yang ada di atas meja Chris. Di atas meja nya, ada buku, kotak pensil, botol minum, inhaler untuk asma nya, dan beberapa obat-obatan.

"Aku denger kamu kena asma ya?" tanya Thalia.

"Iya." jawab Chris pelan.

"Kamu mau jadi teman ku?" tanya Thalia.

Teman? Itu adalah pertanyaan yang sangat Chris rindukan.

"Kamu mau?" tanya Chris.

"Kenapa gak mau?" tanya Thalia.

"Kalo kamu mau temenan sama aku, aku terima aja. Kalo kamu gak mau, ya gak usah." kata Chris.

"Aku mau." kata Thalia.

Seketika, muncul lekukan di bibir Chris. Dia tersenyum.

"Aku temenin kamu deh disini. Gak enak kalo sendirian." kata Thalia.

"Makasih." kata Chris.

Thalia pun tersenyum.

Chris pun kembali sibuk dengan gambaran nya. Thalia hanya melihat nya menggambar. Tiba-tiba,

Huh huh huh

Suara itu membuat Thalia panik. Penyakit asma nya Chris kambuh. Secara refleks, tangan kiri Chris memegang dada nya dan tangan kanan Chris mengambil inhaler nya.

"Chris!" seru Thalia panik.

Chris pun mulai menghirup inhaler nya. Setelah itu, ia merasa mendingan.

"Kalo kamu mau jadi teman ku, kamu harus terbiasa dengan keadaan ini." kata Chris.

"Dokter bilang waktu ku tidak banyak. Aku tidak tau kapan aku akan meninggal, dan dokter tidak bisa memastikan karena asma ku sudah benar-benar parah." kata Chris.

Perkataan Chris pun membuat air mata Thalia menetes.

MIMPI SELESAI ☆

Tangisan Thalia terbawa hingga ke dunia asli. Thalia terbangun karena suara dobrakan pintu oleh Mama.

Some reasons ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang