"Kamu mau nonton di rumah ku?" tanya Thalia tiba-tiba.
"Eh kok tiba-tiba?" tanya Chris.
"Karena pasti bentar lagi kamu bakal nanya 'Mau kemana lagi?' gitu. Jadi mending aku nawarin langsung deh." ujar Thalia.
"Hahaha tau aja hahaha. Tapi emang nya mau nonton apa?" tanya Chris.
"Hmm apa ya?" tanya Thalia.
"Kamu suka nonton apa?" tanya Chris.
"Aku jarang nonton film." ujar Thalia.
"Lah berarti di rumah kamu ngapain aja dong?" tanya Chris.
"Nonton drakor hehehe," jawab Thalia.
"Yaudah ayo aku temenin nonton." ujar Chris.
"Hah beneran?" tanya Thalia tidak percaya.
"Beneran lah." jawab Chris.
"Kamu mau nonton drakor apa?" tanya Thalia.
"Ya terserah kamu. Kamu kan yang lebih ngerti gitu-gituan." ujar Chris.
"Kamu suka genre apa dulu?" tanya Thalia.
"Apa aja boleh." ujar Chris.
"Bentar aku inget-inget dulu drakor nya." ujar Thalia.
"Oh aku tau! ABYSS bagus." ujar Thalia.
"Yaudah ayo nonton itu." ujar Chris.
Mereka pun pergi ke rumah Thalia. Sesampainya di rumah Thalia,
"Ma! Aku pulang!" seru Thalia.
"Permisi, Tante." ucap Chris.
"Eh Chris dateng?" tanya Mama.
"Iya, Tante." jawab Chris.
"Kalian mau ngapain?" tanya Mama.
"Mau ke atas. Mau nonton." ujar Thalia.
"Mama ikut dong." ujar Mama.
"Ih jangan!" seru Thalia.
"Yaudah lah. Sana, selamat berpacaran ya." ujar Mama.
"Siap!" seru Thalia.
Lantas menarik Chris untuk naik ke lantai dua.
Di lantai dua, Mereka duduk di sofa, Thalia menyalakan TV, lalu mencari drakor yang mereka ingin tonton. Akhirnya, mereka menonton bersama.
Beberapa kali Chris selalu bertanya tentang drakor nya kepada Thalia. Karena ia langsung menonton episode terakhir.
Tiba-tiba muncul adegan ciuman.
"Woi tutup mata!" seru Chris. Lantas menutup mata Thalia dengan telapak tangan nya.
"Ih aku mau lihat!" seru Thalia seraya berusaha untuk melepaskan tangan Chris.
"Gak boleh!" seru Chris.
"Yaelah, kamu juga lihat dari tadi." ujar Thalia.
"Heh siapa yang bilang aku lihat?" tanya Chris.
"Aku." jawab Thalia.
"Ih aku beneran gak lihat." ujar Chris.
"Bener nih?" tanya Thalia.
"Iya." jawab Chris.
"Aku gak percaya." ujar Thalia.
Dan akhirnya mereka berdebat selama sekitar 10 menit lebih.
"Eh, drakor nya udah selesai?" tanya Thalia seraya melihat ke arah layar TV.
"Udah." jawab Chris pendek.
"Hmm... Kamu mau bantuin aku packing buat besok?" tanya Thalia.
"Ayo. Aku bantuin." ujar Chris.
Chris pun membantu Thalia untuk packing untuk ke Jerman besok. Setelah sekitar 2 jam packing, akhirnya mereka selesai.
"Thalia." panggil Chris.
Thalia yang tadi nya sedang menutup koper pun menoleh ke arah Chris lalu bertanya, "Kenapa?"
"Ini buat kamu." ujar Chris seraya memberikan boneka beruang dan satu kalung dengan liontin bunga ke Thalia.
Thalia pun menerima nya lalu berkata, "Terima kasih ya, Chris. Aku suka."
"Boneka nya jangan sampai hilang lho ya, terus besok kamu pake kalung itu ya." ujar Chris.
"Tenang, besok aku bakal gendong boneka itu terus kok. Kalung nya juga bakal ku pake selama di Jerman. Aku gak bakal lepasin." ujar Thalia.
"Bener ya." ujar Chris
"Iya. Yaampun gak percayaan banget sih hahaha," ujar Thalia.
"Iya deh. Aku percaya kok." ujar Chris. Lantas mengacak-ngacak rambut Thalia.
"Hmm... Ya udah deh kalau begitu, aku pulang dulu ya. Kamu istirahat dulu. Besok nanti aku yang anterin kamu ke bandara. Jam berapa sih pesawat nya?" tanya Chris.
"Pesawatnya jam 6 pagi. Aku harus ada di bandara jam 4." ujar Thalia.
"Oke. Jam 3 kamu siap-siap ya. Nanti aku anterin." ujar Chris.
"Oke." ucap Thalia.
"Udah ya kalau begitu, aku pulang dulu. Udah malem nih, kamu istirahat ya." ujar Chris.
Thalia pun mengangguk.
Chris pun akhirnya pulang ke rumah nya. Sesampainya di rumah, ia langsung menangis karena hari ini adalah hari dan malam terakhir ia bersama Thalia.
Besok, ia harus menemani Thalia ke bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Some reasons ✅
Любовные романыIni mungkin adalah hal yang aneh untuk kalian. Tetapi berbeda dengan Thalia Aleeza, seorang murid yang baru menginjak kelas 10 SMA. Secara kebetulan, ia bersekolah dengan Louis Adelardo, sosok pria yang selalu ia kejar selama 8 tahun ini. Tetapi pad...