-oOo-
ALENA mengembangkan senyum cerah begitu melihat kotak bekal miliknya masih terlihat sempurna dikolong meja. Dengan gesit, Alena mengambil benda itu.
Jangan tanyakan wajah Tesa dan Yasmin yang hanya mampu tersenyum kecut saat Alena menatap mereka seolah meminta semangat lahir dan batin. Sungguh, jika Tesa berada diposisi Alena saat ini sudah pasti dia tidak akan sekuat dan setegar Alena. Apalagi mengingat bagaimana kondisi keluarga Alena. Ahh, Alena sudah menganggap tidak punya keluarga. Oh, lebih tepatnya Alena tidak dianggap keluar oleh orang tuanya sendiri.
Entahlah, terbuat dari apa hati Alena itu. Kenapa bisa sekuat itu walaupun sudah ditolak berkali-kali, dan dia juga tidak pernah merasa lelah mengejar cowok dingin sejenis Aero. Bener-bener tidak habis pikir dengan jalan pikir Alena.
"Beneran mau ngasih Aero lagi?" Alena tersenyum sembari mengangguk semangat menanggapi pertanyaan Yasmin.
Menghela napas, mereka tersenyum penuh rasa kasihan. "Semangat!" Seru Yasmin dan Tesa.
Alena terkekeh, juga mengepalkan tangan tinggi-tinggi dan berseru dengan lantang kemudian tertawa lepas seolah tidak ada beban apapun dalam dirinya.
Yasmin dan Tesa Kembali tersenyum melihat tawa temannya itu. Mereka juga tidak tahu, tawanya itu tulus atau hanya topeng dari kesedihan. Mendengar tawa Alena, begitu terasa berharga bagi Yasmin dan Tesa.
Keduanya menatap punggung Alena yang mulai berjalan menjauh. Mata Tesa berkaca-kaca, dia bisa merasakan bagaimana sakitnya Alena. Yasmin memeluk Tesa walupun dia merasakan kasihan pada cewek itu.
"Alena pintar bersandiwara." Lirih Tesa.
Sedangkan kini Alena tengah berjalan riang dengan senandung kecil. Beberapa orang yang memperhatikan gerak-gerik Alena hanya tersenyum dan ada juga yang menyapa termasuk adik kalas. Secara, Alena itu tukang bully.
Senyumnya masih sama terpancar, tidak peduli beberapa orang menganggapnya tak waras atau sebagainnya. Yang penting hari ini dia ingin makan bareng Aero. Dan dia akan memaksa cowok itu walaupun nanti ditolak lagi sama seperti sebelumnya.
Tepat didepan pintu XI IPA 1, Alena tersenyum tulus ketika matanya menangkap sosok yang ia cari sedang duduk sendiri. Kelasnya terasa sunyi karena tidak ada penghuni kecuali Aero. Sebelum melangkah Alena menata penampilan terlebih dahulu.
"Aero,"
Merasa ada yang memanggil, Aero menghentikan tulisannya dan mencari sumber suara itu. Baru saja mengangkat wajahnya, dia sudah melihat seorang cewek berdiri dihadapannya. Aero menghela napas dan beralih mengerjakan soal-soal di kertas yang mana lebih baik daripada berhadapan dengan cewek dihadapannya.
"Makan bareng yuk? Aku udah bawain, nih," Alena mengangkat kota bekalnya.
Aero tidak peduli, menengok pun tidak sama sekali. Alena juga sama tidak peduli, malah semakin gentar untuk memaksa.
"AERO!"
Cowok itu memejamkan matanya lantaran kaget dan juga emosi mendengar teriakan Alena. Dia tidak fokus lantaran beringsik. Bahkan dia tadi sempat mengusir teman-temannya agar pergi menjauh supaya dia bisa fokus mengerjakan soal-soal itu. Tapi setelah kepergian temannya ternyata masih ada hama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI TAMPAN AERO
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Part tidak lengkap •Laskar series• Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkelas di SMA Gardapati yang menyandang status most wanted dan ketua geng besar di sekolah. Mendengar go...