(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!)
Part tidak lengkap
•Laskar series•
Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkelas di SMA Gardapati yang menyandang status most wanted dan ketua geng besar di sekolah. Mendengar go...
Alena membeku ditempat. Wajahnya kembali terasa panas menjalar sampai telinga dan leher. Jangan lupakan dengan kondisi jantung yang berdetak tidak karuan.
Apalagi kini tangan Alena terasa keringat dingin. Alena menelan ludahnya gugup, untuk sekedar menggerakkan badannya juga terasa begitu sulit.
Dengan pikiran kosong akibat perkataan Aero tadi kini badannya dibuat kembali menegang dengan mata berkedip-kedip beberapa kali begitu merasakan sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Keterkejutan masih berlanjut ketika dagu Aero yang bertumpu di bahunya. Bisa disimpulkan kalau Aero tengah memeluk Alena dari belakang. "Gue serius sayang sama lo, Len."
"Len?" Aero berbisik disamping telinga Alena.
Alena masih diam membisu. Ia bagaikan patung yang diberi nyawa.
Alena meremas jemarinya gugup dan berusaha membasahi tenggorokannya yang kering. "Er."
"Iya." Suara Aero terdengar jelas walaupun cowok itu mengatakan dengan nada pelan.
Alena membuang nafasnya kasar. Alena tidak tahu ini halusinasi atau kenyataan. Tapi ia merasa kalau ini bukan Aero, maksudnya tidak mungkin kan Aero mengatakan hal demikian. Dan juga mengenai posting Randu sebelumnya itu maksudnya apa? Dan siapa cewek itu?
Dengan gerakan pelan Alena melepaskan kedua tangan Aero yang masih melingkar kemudian, ia membalikkan badan hingga kini berhadapan dengan Aero.
Mata Alena menyorot dengan kebingungan disana. Ia meniti wajah Aero yang selalu tampan dimatanya. "Gue tau lo bohong."
Aero diam sejenak. Bohong?
"Lo gini karena kasihan sama gue kan? Jujur, Er!" tanya Alena penuh curiga.
"Gak."
Alena dibuat bingung dengan Aero. Kenapa dengan keadaan seperti ini Aero seolah biasa saja. Alena jadi merasa kalau hanya dirinya saja yang merasakan jantung yang deg-degan.
Aero mengehela napas pelan. "Gak percaya?"
Lantas Alena menggeleng. Hingga tangan Aero perlahan menarik pergelangan tangan Alena dan menggenggamnya dengan mata yang menatap Alena dingin. Pandangan keduanya terkunci.
"Denger. Gue emang cuek, Bahkan cara mendeskripsikan perasaan gue aja gak tau. Tapi, untuk masalah perasaan gue gak pernah main-main. Jangan tanya kenapa, kapan dan bagaimana gue suka sama lo karena gua juga gak tau." Ucap Aero.
Dan ini kedua kalinya Aero berbicara panjang. Ucapan Aero berhasil membuat Alena mati kutu ditempat.
"Er." Cicit Alena.
"Gue belum selesai ngomong." Aero menjitak dahi Alena pelan. "Gue serius dan gue gak bakal ngomong dua kali."
Alena tersenyum kecil. Hatinya terasa berbunga-bunga. Ini adalah hal yang selama ini ia tunggu. Tapi, rasa ketidakpercayaan lebih mendominasi kali ini. Dia butuh penjelasan lebih.
"Gue butuh bukti, Er."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.