~𝕾𝖎 𝕿𝖆𝖒𝖕𝖆𝖓 𝕬𝖊𝖗𝖔~
SAMPAH berserakan dimana-mana, debu jelas terlihat, barang-barang berserakan, dan kosong. Kondisinya sangat sepi dan sunyi. Benar-benar tempat yang sangat kotor. Jangan berfikir tempat itu gudang, apalagi sampai kandang. Gambaran tersebut begitu cocok untuk kelas XI IPS 4.
Kosong, hanya ada Alena didalam sana. Badannya menyender pada kursi dengan bersedikap dada. Tatapannya jelas sama dengan kondisi kelas ini, yaitu kosong.
Berputar jelas diingatannya mengenai kejadian kemarin. Jelas, peristiwa yang sulit untuk terlupakan di kepala Alena.
Alena menyandarkan kepalanya pada pundak Aero dengan menutup matanya erat, merasakan kenyamanan dan mencium bau harum yang melekat. Alena tersenyum tipis dalam pelukan cowok itu, bahkan tangannya semakin erat memeluk leher Aero.
Tapi matanya langsung terbuka cepat begitu merasakan pergerakan Aero berhenti. Ia mengangkat wajahnya dan melihat wajah Aero yang menatap lurus kedepan. Alena menoleh, terkejut menemukan kedua orangtuanya berdiri dengan mata nyalang kearahnya.
"Bawa aku keatas, Er," Alena membuang pandangan tidak mau melihat dua orang itu.
"Tapi,"
"Cepet, lantai atas pintu nomer dua." Kata Alena tidak terbantahkan tanpa sadar menyuruh sosok cowok yang dihormati dalam geng besar.
Aero menghela napas sebelum menuruti kemauan Alena. Dia melangkah melewati dua orang paruh baya yang masih setia mengawasi pergerakannya.
"Makasih," Alena tersenyum tipis begitu Aero menurunkan dirinya diatas ranjang. Aero mengangguk berniat meninggalkan Alena tapi terurungkan begitu kedua orang tua Alena berdiri dihadapannya.
"Siapa kamu?" Tanya pria dengan setelan jas berwarna hitam.
"Aero Alterio." Jawab Aero cepat tidak mau ambil pusing.
Dapat Alena lihat jelas keterkejutan ibunya, Ranti. Entah perasaan Alena atau bukan tapi senyum miring menghiasi wajah cantik ibunya walaupun usianya hampir memasuki kepala empat.
"Kamu siapanya Alena?" Kini Ranti bersuara.
Kali ini Aero benar-benar diam. Ia terlihat bingung ingin menjawab apa. Menurutnya Alena bukan siapa-siapa. Teman? Bukan, pacar? Apalagi. Lalu apa yang harus ia jawab.
"Temennya." balas Aero dengan datar. Aero melangkah keluar kamar Alena, ia tidak mau diberi pertanyaan apapun lagi.
Tinggallah Alena, Daniel dan Ranti di ruangan ini. Senyap, tidak ada yang membuka suara. Alena memilih menunduk tidak berniat mengganti bajunya yang basah itu.
Merasa keadaan yang tidak nyaman dalam keheningan Alena menghela napas sambil berdehem. "Ada apa kalian kesini?" tanya Alena datar.
Ranti tersenyum miring sambil bersedikap dada. "Apa benar kamu pacar Jajak?"
Badan Alena menegang, demi apa? Bagaimana orangtuanya bisa tahu mengenai pacarnya itu. Sungguh, Alena merasa diawasi sekarang.
"Iya. Memang kenapa?"
Ranti mengeraskan rahangnya, ia mendekat dengan sorot mata tajam penuh kemarahan. "Putuskan dia sekarang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SI TAMPAN AERO
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Part tidak lengkap •Laskar series• Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkelas di SMA Gardapati yang menyandang status most wanted dan ketua geng besar di sekolah. Mendengar go...