'END; 40'

84.5K 5.7K 1.2K
                                    

Pesan dari hati🎶
(Dengerin gih, pas banget)

Sudah siap untuk baca chapter ini?

Apapun keputusan yang saya ambil tolong dimengerti ya reader,

Baca bismillah dulu terus tarik napas panjang-panjang!

Hayuk!

HAPPY READING!

-oOo-

LINGKARAN hitam disekitar mata terlihat samar kini mulai tertutup secara perlahan. Badannya duduk di karpet berbulu dengan punggung menyender pada pinggiran ranjang.

Alena memeluk lututnya dengan wajah sendu. Bayang-bayang kejadian beberapa bulan lalu berputar di otaknya.

"Ayo masuk," ajak Jajak setelah Alena menuruni motor juga melepas helm.

"Ngapain kesini?"

Bukannya menjawab Jajak malah menarik Alena memasuki toko itu. Pertanyaan Alena memang tidak perlu dijawab pasalnya anak kecil juga tahu kenapa ke toko boneka kali bukan beli boneka. Ck, Alena ada-ada saja.

"Cepet pilih," perintah Jajak.

"Kamu beliin aku?" Alena masih tidak percaya.

Jajak mengangguk. Alena mulai mencari-cari boneka pilihannya. "Padahal aku tadi minta bunga,"

Jajak terkekeh. "Kamu yang harus beliin aku bunga. Ini bonekanya gak mau?"

Alana memeluk Jajak sesaat membuat cowok itu terkesiap. "Ya mau lah, buat kenang-kenangan kalo kangen."

Jajak menarik hidung Alena hingga memerah. "Kalo kangen gue, tinggal tutup mata terus sebut nama gue sebanyak tiga kali."

Alena menahan tawanya yang ingin meledak detik ini juga. "Terus lo muncul deh, kaya jin hahahah."

"Iya. Tapi munculnya dipikiran," Jajak menambahkan.

Dalam keadaan sunyi Alena merasakan betapa sakit dan pedih dihatinya. Ia merasa seperti ada yang menancap tepat di ulu hatinya.

Yang dikatakan Jajak benar, begitu ia menyebutkan nama cowok itu sebanyak tiga kali, wajah Jajak langsung terlihat dalam angan.

Kenapa tidak ada yang peduli dengannya? Mengapa setelah kepergian Jajak semuanya berjalan tidak sesuai rencana. Mengapa dia merasa tidak adil. Apa boleh ia menyesal telah lahir ke dunia.

Aero, cowok yang membuat Alena merasa begitu berharga tapi nyatanya Aero tidak pernah perduli dengannya.

Alena tahu kalau ia salah, tapi Alena tidak tahan melihat Tiara yang hidupnya penuh warna. Iri dan dengki membuatnya buta akan perasaan, tuli akan kasih sayang. Sungguh ...

Hanya Jajak, laki-laki yang peduli dengannya. Walaupun dia tahu kalau Alena seorang adik tiri.

Badan Alena bergetar, lalu apa yang akan ia lakukan? Dia tidak sanggup untuk pergi dari tanah kelahirannya. Alena menggigit bibirnya pelan, dalam hati ia berharap bahwa ada keajaiban datang padanya.

SI TAMPAN AERO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang