Vote and comen dong gengs :(
-oOo-
TERINGAT kejadian kemarin membuat Alena tidak bisa berhenti tersenyum. Sungguh, Alena tidak akan berfikir sejauh itu seperti Aero memeluknya.
Alena menutup wajahnya menggunakan telapak tangan dengan malu-malu. Padahal ia hanya menyebut nama Aero dalam hati tapi sangat berpengaruh pada jantungnya yang berdebar tidak karuan.
Alena menjauhkan tangannya dari wajah. Ia menahan senyum dengan menggigit pipi dalamnya tapi lagi-lagi ia tida bisa. Entah sihir apa yang Aero berikan hingga menjadikan Alena gila dalam waktu sekejap. Apalagi kata-kata Aero yang menenangkannya, jadi terbawa suasana untuk semakin memeluk erat.
Oh iya, bahkan Alena sampai susah tidur tadi malam. Ia hanya mengganti posisi tidur dengan berbagai model. seperti Telentang, nungging, tengkurap serta ke kanan dan ke kiri. Entah mengapa saat matanya terpejam wajah Aero memenuhi kepalanya.
Cukup untuk membicarakan Aero, senyum Alena perlahan pudar ketika otaknya berputar di insiden kemarin. Ya, asal-muasal Aero memeluknya tepat setelah ia di bully.
Alena tidak masalah kalau ia dikeroyok banyak orang seperti kemarin. Toh, ia juga sudah biasa menghadapi hal seperti itu, ditambah lagi dia seorang bad girl yang terbiasa mem-bully bukan dibully. Yang jadi masalahnya adalah ucapan yang terlontar begitu mengenai ulu hati.
Mengingat perkataan beberapa orang yang menyalahkan dirinya atas kematian Jajak membuat kepala Alena pening.
Tidak salah lagi kalau kematian Jajak meninggalkan luka tersendiri sekaligus sebagai hari paling sedih di SMA Gardapati. Staf guru bahkan menyempatkan untuk berkunjung di kediaman alm. Jajak, mengingat dia salah satu siswa kesayangan guru karena prestasi dan juga sikap sopan santunnya.
Alena menarik nafas panjan-panjang kemudian mengeluarkannya dari mulut mencoba merilekskan fikirannya. Jujur, ingatan tentang cemooh beberapa orang membuat Alena ingin menarik kepalanya sendiri.
Dirasa cukup tenang Alena mulai menyapu pandangannya ke rooftop yang sedang ia kunjungi saat ini. Alena memang memilih berangkat pagi sebab ia tidak mau mendengar hinaan beberapa orang mengenai dirinya.
Suasana pagi ini begitu asri. Cuacanya sangat mendukung. Tidak panas dan tidak pula dingin namun ada sedikit terpaan angin yang menghantarkan kesenangan tersendiri.
Alena membuka ponselnya, terlihat jam sudah menunjukkan pukul 06.47 bertanda sebentar lagi pelajaran pertama akan segera dimulai. Setalah menyimpan ponselnya kedalam tas, Alena segera melangkah untuk meninggalkan tempat ini menuju kelasnya.
Disetiap langkahnya di koridor, berbagai tatapan mengarah padanya. Jika dulu mungkin rasa memuja atas kecantikannya kini sudah beralih menjadi tatapan tajam.
"Eh, ada neng Alena."
Alena tersentak kaget lantas mengelus dadanya. Alena menolah dan mendapatkan Randu tengah nyengir lebar kearahnya.
"Ngapa lo nyengir-nyengir gak jelas?" Tanya Alena.
Randu terkekeh. "Hehehe, tau Yasmin gak?"
Alena memutar pandangan malas. "Ya elo cowoknya bege. Ngapa tanya gue?!"
"Tadi gue kerumahnya kagak ada." Randu berubah lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI TAMPAN AERO
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Part tidak lengkap •Laskar series• Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkelas di SMA Gardapati yang menyandang status most wanted dan ketua geng besar di sekolah. Mendengar go...