'STA; 14'

55.3K 5.3K 689
                                    

[Warning : Siapkan hati dan tahan emosi untuk kesekian kalinya.]

***


Cintaku bukan sekedar buta, tapi juga tuli. Mendengar bahwa dia tidak mencintaiku saja aku masih berharap lebih.

- Alena Kezia-

-oOo-

JANGAN kalian pikir, setelah kejadian kemarin malam Alena akan berhenti untuk mengejar sosok manusia super cuek dan dingin yang begitu menjengkelkan. Karena itu sangatlah salah.

Dengan memantapkan hati, Alena berusaha melupakan perilaku Aero semalam. Kini ia kembali melanjutkan misinya untuk memiliki Aero. Walau pada kenyataannya sikap Aero akan selalu membekas dibenaknya.

Alena aneh. Jika kalian yang ada diposisinya, apa kalian akan sanggup?

Pagi ini cuaca begitu terik, matahari terlihat begitu bahagia menyinari bumi. Awan nampak berwarna biru cerah. Memang indah, tapi menyakitkan mata saat melihat terlalu lama.

Seperti Aero, indah dipandang tapi menyakitkan mata dan hati Alena saat tidak ada tatapan cinta didalamnya.

Alena melangkah menuju kelas dengan wajah ditekuk masam, lemas, tidak bertenaga. Bukan karena dia sakit, tapi dia masih memikirkan Aero. Sudah berbagai macam cara ia lakukan agar melupakan kejadian semalam, tetap saja sulit.

Baru saja menginjakkan kaki didalam kelas, Alena sudah disuguhi pemandangan aneh. Disana Alena melihat Tesa yang sedang senyum-senyum sendiri sambil menatap ponsel dan Yasmin yang melirik-lirik kelakuan Tesa.

Dengan kernyitan dahi bingung, Alena menghampiri keduanya. "Tesa kenapa?"

Yasmin mendengus, selain kedatangan Alena yang tiba-tiba, suara Alena yang masuk ke telinga membuatnya kaget.

"Scroll chatan dia sama si Rayhan untuk kesekian kalinya. Enek gue." Yasmin memutar pandangan malas.

"Gak bosen, Sa?" Tanya Alena dengan gerakan menaruh tas di kursi.

Tesa mendengus sebal. "Gak lah."

"Lo enggak, gue yang bosen liatnya!" Balas Yasmin dengan suara yang tidak bersahabat.

Tesa melirik sinis. "Udah deh gak usah iri. Hus hus, yang jomblo menjauh hus!"

Alena makin sebal saja. Sudah moodnya sedang buruk ditambah Tesa yang sangat menjengkelkan. Menghela napas berat, ia memilih untuk duduk dan menaruh kepalanya diatas meja.

Hari ini, Alena memang berangkat tidak seperti biasanya. Moodnya benar-benar buruk, sulit untuk dikembalikan. Entah untuk kesekian kalinya ketika memejamkan mata selalu ada bayang-bayang Aero.

"Kenapa lo? Mikirin yang semalem?" Yasmin tertawa sinis melihat Alena yang menghela napas lelah.

"Bisa gak? Gak usah bahas yang semalem!" Alena memposisikan duduknya menjadi tegak, bertanya menyorot dengan tajam kearah Yasmin.

"Plis deh, Len, ada banyak cara buat Aero luluh."

Kerutan dahi terlihat jelas. "Maksudnya?"

SI TAMPAN AERO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang