Udah baca cerita mbul sejauh ini tapi belum follow?
Semoga cepat insaf kalo kata Aero mah wkwk (:
-oOo-
DIBAWAH teriknya matahari, semua siswa SMA Gardapati masih berjemur dilapangkan sekolah. Mendengar ceramah guru yang temanya itu-itu saja, termasuk prestasi. Para guru selalu menuntut para muridnya untuk memiliki kecerdasan yang akan dikirim untuk ajang perlombaan dari tingkat kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional.
Tapi, para guru seolah lupa. Memaksa kehendak muridnya untuk memiliki prestasi tinggi padahal kenyataannya adalah kebanyakan guru disini tidak memberikan materi. Malah hanya memberikan tugas yang banyak hingga membuat murid jengah dengan pelajaran tersebut. Dan tepat saat itu, guru seenaknya sendiri memberikan waktu untuk mengumpulkan. Tidak ada alasan untuk mengelak atau diancam tidak naik kelas.
Huh, lagi-lagi murid yang disalahkan. Seharusnya mereka cukup tau diri.
Back to topik, barisan para siswa sudah tidak terlalu rapih lagi. Sebagian murid sudah berdiri gelisah, menekuk badannya, dan ada juga yang duduk dibelakang. Hingga seseorang yang menjaga dibelakang barisan memberi teguran.
Ceramah guru didepan yang menegur mereka membuat siswa SMA Gardapati mendumel dalam hati.
"Kalian gak tau perjuangan para pahlawan. Kalau bukan karena dia, kalian masih di jajah sampai sekarang. Lah ini, cuma suruh berdiri saja tidak ada aturan!" Tutur guru didepan.
Enak sekali kalau ngomong. Bukannya tidak menghargai tapi, ini beda cerita lagi. Murid kepanasan dan guru malah keenakan, berteduh. Tidak ada sinar matahari yang menembus badannya. Sedangkan muridnya, berhadapan langsung dengan matahari
Senang menyiksa murid agaknya.
Alena menghentakkan kakinya yang kesemutan. Alena memang kepanasan tapi setidaknya ia bersyukur masih ada topi yang menolong, walaupun cuma sedikit.
Netra Alena menatap orang didepan sana. Dia Aero. Berdiri dibarisan paling depan dengan anak lain yang sama-sama tidak memakai seragam lengkap.
Rasa tidak enak menjalar dibenak Alena begitu melihat Aero menunduk untuk menghindari paparan sinar matahari. Uh, Alena bisa merasakannya kalau saja ia tidak memakai topi, matahari terasa sejengkal diatas kepala.
Bola matanya bergerak menatap sekitar.
Alena mendengus sebal saat tau tatapan sebagian siswi disini tertuju pada Aero. Alena tidak bohong, pesona Aero begitu mencolok, badannya tinggi tegap apalagi keringat yang mulai menetes disekitar pelipis.
Yang membuat para wanita menahan napas adalah saat Aero dengan gampangnya menundukkan wajahnya sesaat guna merapihkan rambutnya sebelum kembali menatap lurus sambil menyisir rambut hitam legamnya kebelakang. Aura ketampanannya makin terpancar.
"Parah si Aero gantengnya gak ada obat, gue dibikin oleng. Tapi sayangnya dia udah ada yang punya," bisik seseorang pada temannya.
Alena mendengarnya. Mungkin mereka tidak tahu akan kehadiran Alena disana. Karena memang Alena jarang sekali ikut upacara bendera.
"Rumornya sih mereka udah pacaran, tapi gak tau juga sih, and kesempatan kita buat jadi pacarnya ketua geng hancur sudah," balas satunya lagi masih dengan berbisik.

KAMU SEDANG MEMBACA
SI TAMPAN AERO
Ficção Adolescente(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Part tidak lengkap •Laskar series• Aero Alterio, si cowok tampan dengan prestasi yang membanggakan. Terkenal bad boy berkelas di SMA Gardapati yang menyandang status most wanted dan ketua geng besar di sekolah. Mendengar go...