'STA; 04'

57.9K 5.4K 442
                                    

-oOo-

"FEELING GOOD!"

"LIKE KASUR!"

Alena berdecak kencang, mendengar suara Yasmin dan Tesa membuatnya muak bukan kepalang. Mending kalau suaranya bagus, ini tidak, tapi cempreng. Ditambah lagi ini area publik yang ramai akan pengunjung dimalam Minggu.

Dari kenyataan, Alena pindah ke awang-awang. Melihat muda-mudi yang sedang berpacaran sembari bergandengan tangan membuatnya iri. Sebenarnya bisa saja dia mencari cowok dalam waktu dekat. Tinggal pilih saja, mau yang tampan, mapan atupun yang beriman juga bisa dia dapat. Tapi semua itu tidak ia lakukan karena masih menunggu cowok es itu untuk datang melamar.

Bahkan Alena sampai berfikir pernikahan setiap malam ketika memandang Poto Aero dilayar ponsel, berkhayal sembari senyum-senyum sendiri samalah akhirnya tidur tanpa disadari. Jangankan melamar atau bahkan sampai menikah, pacaran saja rasanya seperti tidak mungkin.

Jadi, kalau semisalnya Alena bisa menjadi pacar Aero sungguhan bisa saja dia mengatakan sebagai rejeki nomplok.

"Skuy, meluncur ke kafe!"

Alena hanya mampu menurut, mengikuti kedua temannya yang terlihat senang sekali malam ini. Setelah mengelilingi mall dengan membeli berbagai macam barang mereka langsung memasuki mobil dan meluncur ketempat tujuan. Niatan ketiganya memang sudah disusun sedari awal, malam Minggu mereka akan gunakan untuk menghambur-hamburkan uang.

"Gilaa... Rame banget ya? Mana isinya orang pacaran semua." Tesa geleng-geleng kepala. "Kita mah apa atuh, jalan sama temen aja udah seneng."

Yasmin mengangguk setuju. "Lo bisa ngajak si Reyhan kalo mau."

Tesa membulatkan kedua matanya. Tak lama setelah itu, sebuah buku daftar makanan mendarat diatas kepala Yasmin. "Apa hubungannya sama Reyhan?"

Yasmin mengelus kepalanya dengan wajah yang ditekuk sebal. Ingin rasanya dia mengutuk Tesa, salah satu penyebab rambutnya berantakan sekarang.

"Kan lo lagi deket sama Reyhan tuh, sekali-kali manfaatin cowok gak salah kok." Kata Alena dengan entengnya.

Memang diantara ketiga gadis itu, gudangnya para mantan sudah menjadi milik Alena. Tapi anehnya setelah Alena putus dengan Deni, gadis itu masih belum menemukan pengganti. Biasannya sehabis putus, besoknya dia sudah ada yang baru.

Pacaran model Alena bukan karena cinta ataupun nafsu akan tetapi isi dompet yang tebal. Menjadikan ATM berjalan sudah jelas menjadi tujuan utama. Bukannya Alena orang tidak mampu, tetapi menggunakan uang orang lain terasa lebih nikmat dari pada uang sendiri dan uangnya bisa disimpan untuk keperluan yang lain.

"Gue bukan lo." Yesa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Yasmin nampak menyeduh minuman dengan mata yang menatap jalanan. Memang ketiganya tengah duduk didekat kaca yang memudahkan mereka memandang kesegala arah tanpa ada halangan.

Si cewek yang terkenal tomboy itu mengerutkan kening dengan mata yang tak lepas dari seorang wanita paruh baya yang keluar dari minimarket yang kebetulan ada diseberang cafe.

Yasmin menepuk-nepuk pundak Alena cepat sehingga temannya itu berdecak tidak terima karena acara makannya harus diganggu. "Apa, sih?!"

SI TAMPAN AERO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang