16: Jaehyun and Its Two Dimensions

31.3K 3.5K 423
                                    

"Apa yang telah kau lakukan padanya?"

Jaehyun hanya mengendikkan bahu tak terlalu ambil pusing dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh dokter pribadinya itu.

Jaehyun menyandarkan tubuhnya di ambang pintu lalu berucap setengah ketus, "Aku menyuruhmu datang untuk mengobatinya, bukan untuk menghakimiku!"

Kim Junmyeon, dokter pribadi keluarga Jung yang juga sahabat Jaehyun itu hanya menghela nafas kasar sesaat setelah mendengar perkataan Jaehyun yang luar biasa menjengkelkan.

Junmyeon masih sibuk memeriksa kondisi gadis yang terbaring di hadapannya. Lalu matanya kembali melemparkan tatapan tajam bak belati pada Jung Jaehyun ketika tahu bagaimana kondisi gadis itu.

"Kekurangan nutrisi, kehilangan banyak darah, dan kemungkinan besar mengalami depresi. Kau puas?" sarkas Junmyeon.

Pria bermarga Kim itu membereskan perlengkapannya lalu meletakkan beberapa jenis obat di atas nakas.

Netra hitamnya masih setia melemparkan tatapan tajam pada Jaehyun.
Ia lantas keluar dari kamar Jaehyun tanpa mengucap sepatah katapun.

"Hyung!" panggil Jaehyun.

Junmyeon berbalik lalu menghela nafas dan berucap, "Kau harus berobat Jae! Jika terus seperti ini...kau bahkan bisa membunuh gadis itu."

"Aku tidak sakit." sanggah Jaehyun.

"Kau memang tidak sakit. Kau hanya gila!" jawab Junmyeon tak kalah sengit.

Bukannya Junmyeon kejam tapi, ia hanya tak bisa memahami jalan pikiran Jaehyun.

Junmyeon sudah tahu tentang kondisi Jaehyun sejak masa kuliah. Jaehyun mengidap kelainan mental yang tak dapat Junmyeon pahami. Junmyeon pikir pria yang sudah ia anggap seperti adiknya itu sudah sembuh tapi ternyata malah semakin parah.
Dan mirisnya lagi kini ada orang yang menjadi objek sasaran Jaehyun untuk melampiaskan dan memupuk kelainan mental yang dideritanya. Objek itu tak lain adalah Song Ha-young. Gadis yang beberapa menit yang lalu ditemukan pingsan di bawah guyuran air panas di dalam kamar mandi Jaehyun.

Junmyeon bahkan bisa melihat dengan jelas seberapa besar tekanan yang harus ditanggung gadis itu.

"Jae, dia itu istrimu. Jangan perlakukan dia seperti itu atau kau akan dihukum oleh Tuhan." lanjut Junmyeon.

"Tidak usah ikut campur. Tugasmu hanya menjadi dokter!"

Jaehyun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar tanpa mau repot-repot mengantar Junmyeon hingga depan rumahnya.
Dilihat dari gelagatnya pemuda itu terlihat marah dengan sikap dan perkataan Junmyeon.

Gila.
Dari dulu Jaehyun benci dengan kata itu. Ia selalu menyangkal kata-kata itu. Ia tak pernah merasa gila atau kelainan mental. Dan ia yakin Ha-young pun akan berpikir demikian.
Jika Ha-young menganggapnya gila lantas kenapa gadis itu masih mau bertahan? Kenapa gadis itu rela dijadikan objek pelampiasan? Karena ayahnya? Jaehyun rasa Ha-young tidak setakut itu pada ayahnya.

Jaehyun duduk di pinggir kasur sambil menatap lamat wajah lelap Ha-young.
Tangannya terulur guna menyentuh bibir Ha-young yang terlihat kering dan pucat seperti kulit wajahnya.

Jaehyun mendesah pelan saat mengingat bagaimana kondisi Ha-young ketika ia tiba di rumah. Rasanya jantung Jaehyun seakan keluar dari tempatnya. Ia diliputi ketakutan mendalam saat tahu gadis itu berusaha mengakhiri hidup.

Tadi pagi dalam keadaan yang sepenuhnya sadar ia menyiksa Ha-young tanpa ampun. Namun, saat melihat Ha-young dalam keadaan tak sadarkan diri di dalam kamar mandi, keberingasannya hilang entah kemana. Rasa hausnya untuk melihat Ha-young tersiksa berubah menjadi rasa takut akan kehilangan gadis itu.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang