"Hai...Nam So-hwan!"
"Siapa?"
Seorang gadis dengan pakaian serba hitam serta wajah yang tertutup oleh masker tengah berdiri di depan pintu apartemen So-hwan.
Selama beberapa detik gadis itu diam tak berniat menjawab pertanyaan So-hwan.
"Ini aku."
Lalu akhirnya gadis itu memperlihatkan wajahnya. So-hwan nyaris tak percaya dengan sosok yang dilihatnya. Ia juga merasa heran dengan kehadiran sosok itu.
"Apa yang membawamu datang kemari?"
"Tidakkah seharusnya kita bicara di dalam saja?"
"Dengar...nona Nancy! Rumahku tidak terbuka untuk sembarang orang termasuk untuk orang asing sepertimu."
Tidak. Gadis itu tidak merasa tersinggung dengan ucapan So-hwan. Justru ia malah menerobos masuk dan semakin membuat So-hwan merasa terheran sekaligus kesal. Kesal karena gadis itu datang di saat yang tidak tepat. Di saat ia ingin menghancurkan cermin laknat yang selalu menghakiminya itu.
"Hei!! Keluar dari rumahku sekarang juga!!" usir So-hwan.
Nancy sengaja menulikan telinganya dan mengabaikan So-hwan yang jelas-jelas mengusirnya.
Siapa perduli? Sudah kepalang tanggung. Nancy sudah basah dan penuh lumpur jadi, sekarang dia tidak takut akan apapun. Sekarang dia bisa melakukan apapun untuk membuat orang-orang yang menghancurkan karirnya menderita dan menyesal karena telah melakukan itu."Ck! Sebenarnya apa maumu? Hah!! Dengar kita tidak saling kenal, kita juga tidak pernah bertemu! Kau ingin menciptakan skandal denganku agar karirmu kembali? Iya?!!!"
"Nam So-hwan, mulai sekarang kita akan lebih sering bertemu."
So-hwan duduk di sofa yang berhadapan dengan Nancy. Pria itu mengusap kasar wajahnya sebelum kembali mendengar perkataan Nancy.
"Aku tidak akan pernah memaafkan Jung Jaehyun. Karena itu aku datang untuk meminta bantunmu. Ah, tidak. Lebih tepatnya aku datang untuk mengajakmu bekerja sama. Aku yakin...kau juga tidak rela jika melihat wanita itu bersama Jaehyun."
"Cihh! Tau apa kau tentang aku dan noona? Aku tidak tertarik dengan tawaran konyolmu jadi, sebaiknya kau pergi sekarang juga."
So-hwan berdiri dan mengayunkan langkahnya untuk kembali ke dalam kamar dan melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
"JUNG JAEHYUN MEMBUNUH KAKAKKU!! DIA MEMBUNUH KAK JUNGWOO!!!"
Tapi, teriakan itu berhasil membuat langkah So-hwan terhenti. Tubuhnya menegang, kakinya pun tak dapat digerakkan untuk kembali melangkah dan mengabaikan teriakan itu.
"Jaehyun...menghancurkan hidupku. Dia membuatku kehilangan satu-satunya keluarga yang kupunya dan sekarang...dia menghancurkan karirku."
"A-apa kau bilang?"
So-hwan berbalik lalu menatap mata Nancy dengan sorot nanarnya.
"Jung Jaehyun...membunuh kakakku."
"Si-siapa...siapa nama kakakmu?"
"Kim...Jungwoo."
Kim Jungwoo. Pasti So-hwan salah menduga. Kim Jungwoo yang dibicarakan Nancy pasti bukan Kim Jungwoo yang pernah ia kenal.
"Boleh...aku lihat foto kakakmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by Pinterest: Ashadow Terlahir dari keluarga kaya bukanlah suatu keberuntungan, bukan juga suatu hal yang patut dibanggakan. Sebab pada akhirnya kenyataan itulah yang membawamu pada luka batin yang tak dapat dilup...