Jaehyun benar, apa yang Ha-young lakukan tak pernah tulus dan berarti. Semua hal yang ia lakukan semata-mata hanya demi uang, hanya demi harta dan jabatan yang sangat diinginkan ayahnya.
Pria itu tidak sepenuhnya salah. Dia juga berhak untuk marah karena nyatanya keluarga Ha-young memang hanya memanfaatkannya. Keluarga Ha-young hanya menginginkan uangnya terutama sang ayah.
Ha-young menatap lamat foto pernikahannya dengan Jaehyun yang selama ini selalu terpajang di dinding ruang tamu. Foto itu tak tampak seperti foto sepasang pengantin pada umumnya. Foto itu hanya tampak seperti sebuah gambar tanpa adanya emosi. Hampa dan kosong.
Disaat seperti ini tiba-tiba terbesit dalam pikiran Ha-young, bagaimana jika seandainya dia dan Jaehyun bertemu dengan cara yang lebih baik, dengan keadaan yang lebih baik. Bagaimana jika mereka tidak terlahir dari keluarga kaya dan terpandang? Apa mereka akan tetap berakhir seperti ini? Atau mereka akan bertemu, jatuh cinta dan menikah seperti pasangan pada umumnya?Ha-young tersenyum. Hatinya miris memikirkan pengandaian yang jauh dari kenyataan dalam hidupnya.
Setelah semua yang telah terjadi dan semua yang telah mereka lewati.
Ha-young tak bisa lagi sepenuhnya membenci Jaehyun. Ia tak bisa sepenuhnya menyalahkan Jaehyun dan menganggap pria itu kejam meski selama ini memang kesan seperti itulah yang ditunjukkan oleh Jung Jaehyun.Setelah pertemuannya dengan Lee Chahyun, Ha-young paham penderitaan sebesar apa yang Jaehyun timbun di dalam hatinya.
Ha-young memang tak tahu persis penyebab Jaehyun sampai mengidap OCD. Tapi dia yakin pasti telah terjadi peristiwa yang menyakitkan di masa lalunya, peristiwa yang membuatnya berakhir seperti sekarang.Flashback On
"Ha-young ssi, aku butuh bantuanmu."
"A-apa? Apa maksudmu?"
"Jangan biarkan Jaehyun terjatuh semakin dalam. Dia butuh seseorang untuk merangkulnya, dia butuh kau. Aku tahu kalian menikah karena alasan finansial. Tapi...apa bisa mulai sekarang kau tinggal di samping Jaehyun sebagai istri yang sesungguhnya? Sebagai keluarganya. Maksudku...rangkul dia. Buat dia berhenti terobsesi menyakitimu. Dia pasti punya alasan melakukan itu. Kau harus cari tahu alasan itu dan bantu Jaehyun untuk sembuh."
"Aku tidak bisa."
"Kau bisa!"
"Lee Chahyun!!! Kau dokternya. Seharusnya kau yang membantunya untuk sembuh bukan AKU!"
Chahyun menghembuskan nafas kasar. Ha-young benar. Dia adalah dokter yang bertanggung jawab atas penyakit Jaehyun, dia punya tanggungjawab untuk membantu kesembuhan Jaehyun. Tapi, bagaimana Chahyun akan melakukannya jika Jaehyun menutup diri? Jaehyun memasang dinding kokoh yang membuat Chahyun kehilangan akal dan bahkan mulai lelah menghadapi Jaehyun. Pria itu sangat sulit. Pria itu tidak memiliki keinginan untuk sembuh. Chahyun paham akan hal itu.
"Lee Chahyun!"
"Kau benar. Aku memang dokternya. Tapi, kau juga harus tahu...bahwa seorang dokter tidak akan bisa berbuat apa-apa jika pasiennya tidak mengizinkan sang dokter untuk berusaha membantunya sembuh."
"Maksudmu?"
"Jaehyun tidak pernah berniat untuk sembuh. Dia datang padaku hanya untuk main-main dan melihat seberapa parah kegilaannya. Saat ini...yang Jaehyun butuhkan bukan obat atau terapi. Yang dia butuhkan adalah orang yang bisa ia percaya, orang yang mau merangkulnya dan orang yang tulus padanya. Dia butuh itu. Dia butuh itu untuk sembuh, Ha-young. Dia tidak mengizinkanku membantunya karena...karena...aku hanyalah dokternya. Aku hanya berusaha menyembuhkannya karena itu sudah pekerjaanku."
"Jadi...kumohon mulai sekarang berusahalah untuk membuat Jaehyun mempercayaimu. Tentu saja dengan cara dan tindakan yang benar. Juga...jangan biarkan dia tahu bahwa kita bertemu. Karena dia mungkin akan sangat marah padamu."
Flashback Off
Itulah alasan Ha-young tiba-tiba berubah. Itulah alasan yang membuatnya berusaha keras untuk mengakrabkan diri dengan Jaehyun dan berhenti memandang Jaehyun dengan sorot kebencian.
Karena ucapan Lee Chahyun dan karena kondisi Jaehyun yang ternyata memang mengidap penyakit kejiwaan.Apa Ha-young terlihat munafik? Setelah hampir tiga tahun menjadi istri Jaehyun, ia tak pernah tahu dan tak pernah ingin tahu urusan juga kehidupan pria itu. Tapi, sekarang setelah ia tahu kondisi Jaehyun tiba-tiba rasa ibanya datang. Tiba-tiba keinginan untuk berdamai dengan keadaan dan menerima Jaehyun sebagai suaminya datang. Benar, Ha-young memang munafik. Dan ia yakin Jaehyun pasti akan semakin membencinya jika tahu alasan itu.
Cklek
Jung Jaehyun pulang. Pria itu berdiri di seberang sofa. Matanya menatap Ha-young yang terpaku di depan foto pernikahan mereka.
"Kau sudah pulang? Semalam tidur di mana?" tanya Ha-young.
Gadis itu tahu dimana dan apa yang Jaehyun lakukan namun, ia tetap bertanya untuk mendengar langsung jawaban dari Jaehyun.
"Bukan urusanmu."
"Bersama Nancy, ya?"
Pria bermarga Jung itu menghentikan langkahnya yang hampir mencapai pintu kamarnya. Ia berbalik dan kembali bersitatap dengan netra sang istri.
"Iya. Kenapa? Kau tidak suka?"
"Jaehyun...apa dia sangat berarti untukmu?"
"Apa itu penting untukmu?"
"Ya."
Momen itu terasa seperti dejavu baik bagi Ha-young maupun bagi Jaehyun.
Rasanya baru beberapa hari yang lalu Ha-young mendengar kalimat itu dan sekarang giliran mulutnya yang mengungkapkan kalimat itu."Kenapa? Kenapa itu berarti untukmu? Bukankah yang kau butuhkan hanya uangku?! Ah, ini juga bagian dari rencana ayahmu? Aku hampir saja lupa."
Ha-young tersenyum miris. Sinar matanya semakin redup dan menyiratkan luka. Apa yang Jaehyun katakan tidak sepenuhnya salah. Tapi tetap saja rasanya menyakitkan untuk Ha-young mendengarnya.
"Apa segala hal yang kulakukan harus selalu berhubungan dengan ayahku? Aku punya hak untuk..."
"Kau pikir aku percaya? Kau itu hanya boneka bagi ayahmu. Kau adalah boneka yang bisa dia perintah sesukanya."
Ha-young menghampiri Jaehyun dengan langkah pelan. Ia menatap mata Jaehyun lurus-lurus tepat saat raganya sudah berpijak di depan Jaehyun.
Sementara Jaehyun masih setia dengan raut wajahnya yang dingin dan tatapan yang menusuk persis seperti semalam."Jae, jangan menghinaku. Kau lupa? Kau juga tidak jauh beda denganku? Kita sama-sama boneka bagi orang tua kita."
Lalu sedetik kemudian butiran airmata menetes membasahi pipi gadis itu. Boneka. Satu kata itu berhasil membuat Ha-young kembali berpijak pada kenyataan. Ia hanya boneka dan ia berniat membantu Jaehyun keluar dari lingkaran pesakitan pria itu. Apa tidak salah? Ternyata ia benar-benar tidak tahu diri. Hidupnya sendiri sudah kacau. Dan ia masih berniat membantu Jung Jaehyun, pria yang selama ini menaburkan garam pada luka hatinya.
"Hapus airmata palsumu. Aku tidak akan terpengaruh."
"Jae..."
Entah setan apa yang merasuki Ha-young hingga ia berani meraih tangan Jaehyun dan menggenggamnya dengan erat. Ha-young pun tak tahu dengan yang ia lakukan. Semua serba spontan.
"Apa tidak bisa kita hidup seperti pasangan pada umumnya? Apa tidak bisa...kita menjadi pasangan yang normal?"
"..."
"Apa tidak bisa kau menghapus nama Nancy di hatimu dan menggantinya dengan namaku?"
🍁To Be Continue 🍁
Sekali lagi kuingatkan bahwa alurnya lambat. Jadi, dimohon bersabar ya guys!
😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by Pinterest: Ashadow Terlahir dari keluarga kaya bukanlah suatu keberuntungan, bukan juga suatu hal yang patut dibanggakan. Sebab pada akhirnya kenyataan itulah yang membawamu pada luka batin yang tak dapat dilup...