37: Reciprocal

26.2K 3.4K 382
                                    

Jungwoo? Jika tak salah tadi Junmyeon mendengar Ha-young bergumam menyebut nama itu.
Dan kini nama itu memenuhi benak Junmyeon. Membuatnya berkali-kali menebak tentang siapa sosok itu, tentang hubungan apa yang Ha-young miliki dengan sosok itu.

Nama itu juga terdengar tidak asing bagi Junmyeon. Rasanya ia pernah mendengar nama itu tapi, ia tak yakin dimana dan kapan ia mendengarnya.

"Dokter Kim?"

"Ya?"

Junmyeon menoleh dan menatap asistennya yang sejak tadi berada di sampingnya untuk mengawasi perkembangan kondisi Ha-young yang lagi-lagi tak sadarkan diri.

"Apa tidak sebaiknya kita hubungi tuan Jung?" lanjut sang asisten.

"Nanti saja." jawab Junmyeon.

"Baik, dok." sambung sang asisten.

🍁🍁🍁

"Jadi, kenapa kau datang kemari? Bukankah kau tidak sudi menginjakkan kaki di tempat seperti ini?"

"Sudah kubilang...aku hampir membunuh seseorang."

Sosok berkemeja abu-abu itu tersenyum remeh tatkala kembali mendengar pernyataan dari sang mantan pasien.
Ia lantas duduk berhadapan dengan mantan pasiennya. Bibirnya masih setia menampilkan senyum remeh yang terlihat begitu menjengkelkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Jung Jaehyun, bukankah itu keahlianmu?"

Ya, pria itu adalah Jung Jaehyun. Mantan pasien Lee Chahyun yang punya hobi menyakiti fisik seseorang bahkan membunuhnya.

"Tutup mulutmu! Aku datang bukan untuk mendengar ejekanmu."

"Lalu, untuk apa? Apa yang kau harapkan dariku? Dengar! Ini tidak seperti dirimu. Bukankah kau sendiri yang memilih untuk berhenti?"

Itu benar. Jaehyun yang memutuskan untuk berhenti. Jaehyun sendiri yang memilih berhenti dari segala terapi dan pengobatan yang Chahyun terapkan. Jadi, kenapa sekarang dia datang pada Chahyun?

Jawabannya, entahlah. Sekarang semua terlihat abu-abu dan penuh tanda tanya.
Jaehyun datang bukan untuk melanjutkan pengobatan dan bukan juga untuk mencari jawaban atas keabu-abuan yang ada di sekitarnya.
Jaehyun hanya butuh tempat untuk lari dan menenangkan diri setelah menyadari tindakan jahatnya.

Mata Jaehyun terpejam merasakan kecamuk tak kasat mata yang mendera relung hatinya. Ia tak tahu mengapa bisa seperti ini. Mengapa ia bisa bahagia dan menyesal setelah menyiksa istrinya.
Bayangan akan darah segar yang mengucur dari kepala gadis itu membuat Jaehyun bersemangat namun, saat bayangan tubuh sang gadis yang terkulai lemah dan terbaring di ranjang rumah sakit itu terlintas semangat dan rasa puasnya berganti menjadi rasa sesal tak tertahankan.
Seperti hatinya tengah ditusuk ribuan jarum. Sakit dan sesak.

"Jaehyun!"

Entah sudah berapa kali Chahyun memanggilnya namun, yang pasti Jaehyun baru mendapatkan kesadarannya saat pria bermarga Lee itu beranjak menuju meja kerjanya.

Atensi Chahyun sepenuhnya terpatri pada Jaehyun yang masih setia duduk di sofa ruang kerjanya. Tatapan kosong dan wajah kusut Jaehyun tak luput dari pandangan Chahyun.

"Katakan. Apa yang bisa kulakukan untukmu?" tanya Chahyun.

"Tidak ada. Kau tidak perlu melakukan apa-apa." jawab Jaehyun putus asa dengan pandangan menerawang.

Chahyun mendesah pelan diiringi gerakan tubuh yang bersandar pada kursinya.

"Siapa yang hampir kau bunuh?"

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang