17: Goodbye and Confession

32K 3.9K 232
                                    

Perlahan matanya terbuka, menyipit sesaat untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk lalu benar-benar tersadar.

Ia pikir setelah semua yang terjadi ia akan bangun dengan para malaikat di sekitarnya tapi, ternyata saat ia kembali membuka mata justru raganya masih berada di tempat yang sama, kamar Jung Jaehyun.

"Sudah bangun? Minum dulu."

Gadis itu sempat terkejut saat melihat Jaehyun yang duduk di sampingnya dan membantunya bangun serta memberinya air minum.

Ia kembali membaringkan tubuhnya sambil menghela nafas.

"Makan dulu. Dokter bilang kau kekurangan nutrisi."

Ha-young tak bereaksi dan hanya menuruti Jaehyun yang kembali membantunya untuk bangun dan bersandar di kepala ranjang. Energinya seolah terkuras habis gara-gara ulah lelaki itu sekaligus ulahnya sendiri yang nekad mencoba mengakihiri hidup.

"Buka mulutmu."

Tanpa protes gadis itu menuruti perkataan Jaehyun dan menerima suap demi suap bubur yang Jaehyun berikan.
Meski lidahnya seolah mati rasa namun, ia tak menampik jika perutnya meronta kelaparan.

Seusai menyuapkan bubur pria itu langsung memberikan beberapa butir obat yang telah diresepkan oleh Junmyeon pada Ha-young.

"Sudah baikan?" tanya Jaehyun sambil meletakkan gelas di nakas.

Ha-young mengangguk sekilas dan kembali memejamkan matanya seolah belum sanggup berinteraksi atau sekedar membuka suara.

"Istirahatlah. Kalau butuh sesuatu aku ada di luar." lanjut Jaehyun sambil memberesi perlatan makan dan keluar dari kamarnya.

"Kenapa aku masih hidup?"

Gadis itu bermonolog dalam hati dan kembali mengutuk takdir yang tak membiarkannya meregang nyawa. Padahal jiwa dan raganya sudah tak sanggup. Tapi kenapa Tuhan tak mau bekerja sama dan membiarkannya melepaskan semua.

Kenapa Tuhan tidak membiarkannya mati saja? Kenapa malah membiarkannya hidup dan kembali bersama pria sekejam Jaehyun?

Ha-young mengusap airmata yang jatuh membasahi pipinya.
Nafasnya tertahan sejenak kala merasakan perih di lengan kanannya. Dilihatnya bekas luka dilengan kanannya yang tampak masih baru itu.

Tiba-tiba kilasan ingatan tentang perbuatan Jaehyun terputar dalam benaknya lagi.
Seperti kaset film yang tak mau berhenti dan meninggalkan trauma dalam dirinya.

Cklek

Ha-young membaringkan tubuhnya saat Jaehyun kembali ke dalam kamar. Gadis itu tak ingin melihat Jaehyun sehingga memilih memejamkan mata.

"Aku mau keluar sebentar." ucap Jaehyun lalu keluar dari kamar.

Sepeninggal Jaehyun gadis itu kembali menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.
Mendadak bulu kuduknya meremang menyadari perubahan sikap Jaehyun.

Tidak seperti biasanya hari ini Jaehyun tampak tidak memiliki semangat. Jaehyun juga memperlakukan Ha-young dengan lembut tanpa ada kata-kata ketus dan sarkas seperti yang selalu diucapkannya.

"Apa lagi yang dia rencanakan?"

Tentu saja Ha-young curiga. Jaehyun tiba-tiba menjadi begitu baik dan perhatian dengan alasan yang tidak ia ketahui.
Padahal selama ini mau separah apapun sakit yang Ha-young derita, Jaehyun tak pernah sebaik dan selembut sekarang. Ya, mungkin Jaehyun akan merawatnya tapi tidak dengan melontarkan tutur kata lembut dan hati-hati.

Drrtt Drttt Drrrt

Lamunan Ha-young terpecah kala mendengar getar ponsel di atas nakas yang tersambung kabel pengisi daya.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang