Malam semakin larut dan sunyi semakin mendominasi.
Cahaya temaram dari lampu-lampu yang menerangi jalan komplek perumahan Jaehyun sedikit banyak telah mengingatkannya bahwa sudah waktunya untuk istirahat dan memejamkan mata.
Namun, alih-alih melakukan hal itu Jaehyun justru masih sibuk mengemudikan mobilnya untuk kembali ke rumah.Jaehyun baru saja bertemu dengan sekretarisnya untuk membicarakan kesepakatan yang ditawarkan oleh ayah Ha-young. Ya, Jaehyun mengambil berkas itu tanpa sepengetahuan Ha-young. Dan berakhir membahasnya dengan sekretaris Go juga pengacara Kim.
"Sebaiknya presdir pikirkan dulu. Saya rasa kesepakatan ini terlalu beresiko."
Begitulah kira-kira yang dapat Jaehyun ingat dari perkataan pengacara Kim. Yang terpenting Jaehyun hanya harus hati-hati dalam memutuskan karena kalau salah sedikit saja riwayat SQ group akan tamat.
"Song Ha-young?"
Jaehyun menghentikan mobilnya saat melihat Ha-young berada di taman bermain dekat komplek. Tadinya Jaehyun pikir matanya salah lihat tapi, ternyata tidak.
Baju, rambut, perawakan dan bahkan wajahnya pun terlihat sama.
Tapi apa yang Ha-young lakukan? Dan siapa pria di sampingnya?Cukup lama Jaehyun terdiam mengawasi gerak-gerik istrinya bersama pria misterius yang mengenakan masker dan topi hitam itu.
Jaehyun tidak bisa menebak siapa pria itu meski matanya memicing dan memperhatikan setiap detail yang melekat pada si pria.Ia pikir mereka hanya bicara. Tapi tak berselang lama Jaehyun dibuat cukup terkejut.
Pria misterius itu memeluk Ha-young dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu Ha-young. Lalu setelahnya dapat Jaehyun lihat wanita itu tampak menahan tangis.Drama macam apa ini? Jaehyun menyeringai melihat pemandangan di hadapannya. Ia tak pernah menyangka jika Song Ha-young akan benar-benar berani melibatkan diri dengan seorang pria.
Jaehyun pikir saat Ha-young bicara soal izin berkencan Ha-young hanya sedang main-main tapi ternyata tidak."Bagaimana tepatnya aku harus bereaksi?"
Ia tidak marah, tidak juga kecewa. Tapi kenapa rasanya aneh? Melihat bagaimana pria itu memeluk Ha-young dengan penuh kelembutan, Jaehyun tak bisa berkomentar. Ia kehilangan kata-kata. Padahal biasanya dengan mudah mulutnya merapalkan kalimat sarkas dan menyakitkan.
Jaehyun menghela nafas lalu memutuskan untuk kembali mengemudikan mobilnya. Setelah agak jauh dengan taman bermain ia kembali menghentikan mobilnya untuk menunggu Ha-young.
Pria itu menyandarkan tubuhnya pada kursi kemudi sambil menatap hampa jalanan sepi di depannya.
Drrttt Drrtt Drttt
Perhatiannya sedikit teralihkan oleh getar ponselnya yang menampilkan nama Nancy.
Tapi, Jaehyun hanya membiarkannya saja. Ia sedang tidak ingin mendengar suara cempreng Nancy. Kepalanya akan semakin pusing jika mendengar suara gadis itu."Ha-young!" panggilnya begitu melihat Ha-young berjalan dengan langkah tertatih melewati mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.
Jaehyun turun dari mobil lalu menghampiri Ha-young yang terlihat terkejut melihat kehadirannya.
"Jae-jaehyun...apa yang..."
"Apa yang kau lakukan disini? Ayo!"
Jaehyun menarik tangan Ha-young dengan lembut dan membawanya ke dalam mobil.
"Kenapa kau keluyuran? Memangnya sudah punya cukup energi? Jalan saja masih pincang begitu." ucap Jaehyun sambil memakaikan seatbelt di tubuh Ha-young.
Jaehyun menghentikan gerakannya dan beralih menatap Ha-young. Netranya seolah tersihir oleh raut wajah Ha-young yang tampak muram dan menyimpan penyesalan.
Apa karena pria misterius itu? Ha-young menangisi pria misterius itu? Tapi, kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by Pinterest: Ashadow Terlahir dari keluarga kaya bukanlah suatu keberuntungan, bukan juga suatu hal yang patut dibanggakan. Sebab pada akhirnya kenyataan itulah yang membawamu pada luka batin yang tak dapat dilup...