"Kalau begitu ... jangan mudah percaya pada orang-orang yang ada disisimu."
Malam sudah semakin larut namun, mata Ha-young tak juga mengantuk. Mungkin karena otaknya yang terus bekerja dan memikirkan maksud dari perkataan kakak tirinya siang tadi.
Rasanya Ha-young seperti diberi sebuah kode rahasia. Namun, mengapa sulit sekali? Ha-young tak bisa memecahkan kode itu tak perduli berapa kali pun ia terus mengulang kalimatnya.
"Kalau begitu ... jangan mudah percaya pada orang-orang yang ada disisimu."
Tak kunjung menemukan jawaban akhirnya Ha-young pun bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Ha-young tak bisa bersantai-santai lagi karena besok sudah tanggal 6. Apapun yang terjadi tanggal 7 semua harus sudah usai. Jadi, sekarang biarkan Ha-young berpikir dan mencari solusi untuk semua masalah yang ada di hadapannya, untuk kasus kematian Jungwoo.
Drrtt Drttt Drrrt
Ponsel Ha-young bergetar menampilkan nama manajer Lee yang mengirimkan pesan padanya. Ha-young pun langsung meraih ponselnya dan membaca pesan dari manajer Lee.
Presdir Song, bisakah kita bertemu besok? Ada hal penting yang perlu saya katakan pada presdir. Ini mengenai So-hwan dan Nancy."
"Ha-young?"
"Ya?!"
Ha-young yang terkejut pun langsung menjauhkan ponselnya dan menatap Jaehyun yang baru saja terbangun.
"Kenapa tidak tidur?"
"Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi."
"Kemarilah."
Jaehyun merentangkan tangannya mengisyaratkan agar Ha-young tidur dalam dekapannya.
"Selamat tidur!"
"Selamat tidur, Jae!"
🍁🍁🍁
"Nanti siang mau makan bersama?""Aku tidak bisa, Jae. Aku sudah ada janji dengan klien. Maaf, ya!"
Pria itu tersenyum simpul lalu mengangguk. Ya, seharusnya sudah biasa untuk Jaehyun mendapatkan penolakan seperti itu. Akhir-akhir ini Ha-young memang sering menolak ajakannya untuk makan siang bersama karena jadwalnya yang padat.
Jaehyun bisa apa selain menerima kenyataan itu dan berusaha memahaminya? Akan sangat egois jika Jaehyun meminta diprioritaskan sementara dia juga tak bisa memprioritaskan Ha-young saat sedang bekerja.
"Akhir-akhir ini kau sibuk sekali, ya?"
Jaehyun bertanya sembari menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Emm. Terlalu banyak hal yang harus kuurus. Kau tidak apa-apa, kan?"
"Maksudmu?"
"Aku terlalu sibuk dan tidak punya banyak waktu untukmu. Apa kau tidak apa-apa?"
"Tidak apa-apa. Selama kita masih tidur seranjang dan kau masih istriku. Itu yang terpenting."
Jaehyun mengulum senyum jahilnya saat melihat ekspresi Ha-young yang sudah merah padam menahan kesal sekaligus malu. Ternyata menyenangkan juga membuat Ha-young kesal. Sepertinya mulai sekarang Jaehyun harus sering-sering melakukannya untuk mengurangi stress yang ia derita.
"Jung Jaehyun!"
"Apa?"
"Ah, terserah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Cover by Pinterest: Ashadow Terlahir dari keluarga kaya bukanlah suatu keberuntungan, bukan juga suatu hal yang patut dibanggakan. Sebab pada akhirnya kenyataan itulah yang membawamu pada luka batin yang tak dapat dilup...