64: Cucumbers and Bananas

16.6K 1.9K 124
                                    

Satu jam yang lalu mobil Ha-young berhenti di depan sebuah restoran tradisional yang terletak di pinggiran kota Seoul.
Dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda Ha-young akan keluar dari restoran itu.
Jaehyun yang sejak tadi menunggu pun mulai gusar sekaligus khawatir. Ingin rasanya Jaehyun masuk ke dalam dan membawa istrinya keluar dari sana.

Perasaan Jaehyun benar-benar tak karuan. Apa lagi saat mengingat sosok yang tadi menemani istrinya. Sesosok lelaki bertubuh kekar dan berwajah dingin. Sekilas tampilan pria itu tampak seperti preman. Dan Jaehyun sungguh takut memikirkan kalau pria itu benar-benar preman.

Tak berselang lama akhirnya penantian Jaehyun berakhir. Kini matanya menangkap dengan jelas siluet istrinya yang keluar dari restoran bersama si pria bertubuh kekar.
Jaehyun memperhatikan mereka yang tengah berbincang cukup serius sebelum masuk ke dalam mobil. Satu hal yang dapat Jaehyun ketahui dari mereka yaitu raut wajah yang tampak kurang baik. Pria bertubuh kekar itu terlihat mengusap kasar wajahnya sementara istrinya seperti sedang menahan amarah.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan, Ha-young?"

Perlahan kekhawatiran itu berubah menjadi ketakutan. Keingintahuannya semakin besar.
Semakin lama Jaehyun semakin yakin bahwa selama empat hari ini istrinya tidak sibuk dengan pekerjaan kantor tapi sibuk karena hal lain.

Jaehyun bergerak untuk membuka pintu mobil namun, lagi-lagi gerakannya terhenti saat matanya menyaksikan sang istri yang terlihat sedang menghubungi seseorang sambil marah-marah bagai orang kesetanan. Bahkan setelah itu Jaehyun dibuat terkejut dengan Ha-young yang membanting ponselnya hingga hancur tak berbentuk.

"Ha-young..."

🍁🍁🍁

"Nona Song, Anda baik-baik saja?"

Sedari tadi detektif Ji tak bosan-bosannya menanyai keadaan Ha-young. Wanita itu tampak kacau setelah menemui kepala polisi beberapa menit yang lalu.

"Maaf. Bisa berhenti di toko ponsel? Saya perlu membeli ponsel yang baru."

Detektif Ji tersenyum lalu mengangguk. Tak lama kemudian mobil berhenti di depan sebuah toko ponsel yang cukup besar. Ha-young keluar diikuti oleh detektif Ji.

"Permisi! Saya butuh ponsel yang seperti ini."

Ha-young menyodorkan bangkai ponselnya pada sang pelayan toko dan pelayan toko pun langsung memberikan ponsel dengan merek dan model yang sama.

"Detektif Ji?"

"Ya, nona?"

"Anda tidak ingin membalas dendam pada kepala polisi? Bukankah dia terlalu congkak?"

"Apa yang bisa saya lakukan, nona? Saya tidak punya kuasa untuk membalas dendam."

Ha-young menerima ponselnya dan menyerahkan black card-nya untuk membayar.

"Sekarang Anda memiliki saya. Anda lupa?"

"Suatu kehormatan karena saya bisa bertemu dengan Anda, nona Song."

Setelah selesai membayar Ha-young pun keluar dari toko bersama detektif Ji. Mereka masuk ke dalam mobil dan kembali melanjutkan perjalanan.

"Tapi nona ... apa yang akan Anda lakukan pada suami Anda?"

Pertanyaan detektif Ji berlalu bagai angin sepoi sebab saat itu juga ponsel baru Ha-young langsung berdering menampilkan panggilan masuk.

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang